"Amel?"
Si empu pemilik nama itu tersentak kaget.
"Fa-Farhan? Ka-kamu ngapain di sini?"
"Aku mau beli buku," jawabnya, "kamu mau beli buku juga di sini?"
"Ah! I-iya, aku mau beli bu-"
LINE!
"Bentar, ada chat," lanjut Amel.
Dirga : Sayang, ayo sebelum kita tertinggal jejak mobil mereka.
"Fa-Farhan? Aku pulang duluan ya? Bokap gue udah nungguin," ujar Amel kikuk.
"Mana mobil bokap kamu? Biar aku antar—"
"Gak usah! Udah ya! Aku duluan!"
Baru saja Farhan akan membalas ucapan Amel, Amel sudah pergi meninggalkannya.
Penasaran dengan bentuk mobil milik ayah Amel, lekas Farhan mengikuti langkah Amel.
"Oh... itu mobilnya," gumam Farhan kala melihat Amel memasuki mobil tersebut.
***
Gibran sesekali mendengus sebal kala melihat mobil tersebut kembali mengikuti mobilnya.
"Ck, gak pinter banget tuh orang," gumam Gibran.
Hana sontak menoleh, "ada apa Ka?"
"Gak ada apa-apa kok!" jawab Gibran sembari tersenyum hangat.
Hana kembali terdiam.
"Kakak tadi kenapa? Kayak panik banget tadi."
"Ah! Gue panik?"
"Iya. Bikin deg-deg an."
"Maaf."
Hana menggeleng, "kakak gak salah kok!"
Gibran lantas tersenyum.
Tak lama kemudian, Gibran kembali melirik ke arah spion.
Seketika emosinya semakin meluap, melihat mobil tersebut mengikutinya hingga mendekati ke arah rumahnya.
Tiba-tiba Gibran ngerem mendadak.
"Ada apa Ka?" tanya Hana khawatir.
"Ini tiba-tiba mobilnya mogok Dek! Aduh!" jawab Gibran mencoba mencari alasan yang tepat.
"Terus gimana?"
Gibran tak menjawab, ia kembali melihat mobil tersebut yang kini sudah mendahuluinya terlebih dahulu.
Gibran mengepalkan tangannya, merasakan hal yang tak beres mengenai keadaan adiknya sekarang.
"Gue gak akan pernah nyerahin adik gue pada siapa pun, sekalipun akan ada perlawanan," batin Gibran.
***
"Kenapa mereka berhenti?"
"Ck, kayaknya si Gibran sudah mengetahui bahwa sedari tadi mobil kita mengikuti mobil mereka."
"Terus, kita harus bagaimana?"
"Sebentar."
Tit...
Tit...
"Halo...."
"............"
"Iya, segera ke tempat sekarang, hari ini kita harus mengetahui letak rumahnya, kalau tidak, ayahku pasti akan marah."
"............."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Speaks
Fiksi Remaja"Mungkin aku salah satu dari ribuan orang di bumi ini yang hanya bisa menikmati senyumannya tanpa harus tahu siapa gerangan yang membuatnya tersenyum, sangat mengenalnya tanpa harus dikenal olehnya, dan mencintainya tanpa harus mengharapkan sebuah b...