Love? -31

394 17 3
                                    

"Menyapa masa lalu?"

------

"Nak, mau ke mana?"

"Ah, aku mau pergi ke rumah temen Mah."

"Temen apa temen?" tanya Lena menggoda.

Farhan tersenyum simpul, "ke rumah temen Mah, serius."

"Oke, hati-hati sayang!"

Farhan lekas mengambil motornya dan pergi menuju suatu tempat.

Suatu tempat yang sudah cukup lama tak ia jajahi dan jumpai.

Terlalu banyak kenangan, hingga ia pun tak sanggup menahan akan rindu yang memburu.

Menjauh mungkin akan melupakan, tapi hati tak pernah berprinsip sama dengan pikiran.

Jika ia hanya berpikir seperti itu, tapi lain halnya dengan apa yang ia rasakan di hati.

Ia tak bisa mengelak.

Menjauh, berarti melukai hatinya.

Namun melabuhkan kaki untuk sekadar menyapa tempat tersebut pun, rasanya ia enggan.

Menyapa masa lalu?

Dan Farhan tak pernah sanggup untuk melakukan hal itu.

Sepoi-sepoi angin mulai menerpa lembut wajahnya.

Menenggelamkan rasa rindu sekejap, sebelum akhirnya kaki berlabuh, meninggalkan debaran jantung hingga melilit rasanya.

Farhan terus berjalan, sembari mengenang betapa indahnya taman itu dulu.

Indah dikala gerahnya siang yang amat panas.

Dikala seorang anak kecil yang berpakaian sama dengannya selalu mengajaknya ke sini, sekadar bermain sebelum pulang ke rumah.

Jika ditanya mengapa, gadis itu selalu menjawab, "aku menyukai tempat ini. Begitupula dengan kakakku."

Farhan mendekati danau yang masih jernih itu, memperlihatkan bayangan akan dirinya yang kali ini berdiri sendiri.

Jika dahulu ada dia yang juga terlihat di genangan air sana, tapi sekarang hanya ada rimbunan dahan pohon yang lebat daunnya.

Farhan menutup matanya.

Mencoba menikmati indahnya nuansa sore hari ini.

Dalam hati ia berbisik, "haruskah kupeluk erat bayangmu? Agar tak akan pernah ada kata berpisah?"

Farhan menghela napas.

Dibuka matanya perlahan. Seketika rasa panas menjalar di pelupuk matanya.

Deg!

Farhan terpaku.

Melihat seseorang yang kini juga menatapnya takjub.

***

"Mau ke mana Al?"

"Mau ngerayain ulang tahun gue."

"Oh, lo ngode gitu?"

"Oh, lo baru sadar?"

Bagas mengulum senyum, "gitu aja purik! Purikan dasar!"

"Iya sih yang lagi bahagia mah beda. Ngucapin ke gue aja sampe lupa."

"Bahagia kenapa?"

"Yang lagi falling in love."

"Gu-gue bercanda kali ah lu mah gak saik dibawa serius aja!" jawab Bagas kikuk.

My Heart SpeaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang