"Maaf, sudah menyukaimu selama ini."
----------
"Farhan!"
Farhan menghentikan langkahnya ketika suara seseorang memanggil namanya dari arah belakang tubuhnya.
Farhan mengerutkan dahinya, "Farah?"
Farah berlari kecil mengarah padanya, "gue mau ngomong sesuatu sama lo."
Lagi-lagi Farhan mengerutkan dahinya, "gue gak punya waktu," jawabnya asal.
Farah menghembuskan napasnya kasar, "ini penting."
"Ya udah, ngomong di sini aja."
"Gak bisa."
"Kenapa?"
"Please, kabulin permintaan gue kali ini. Ikut gue ke cafe di seberang sekolah," jawab Farah sambil melangkahkan kakinya untuk mendahului Farhan.
"Gue gak bisa."
"Kenapa?" kali ini Farah lah yang bertanya pada Farhan.
Farhan terdiam.
"Lo takut Amel ngeliat kita lagi berduaan?"
Farhan sedikit terkejut dengan ucapan Farah barusan.
"Maksud lo apaan sih Rah?"
"Ekhem..."
Farhan terdiam memandang seseorang yang kini sudah berdiri tepat di samping tubuhnya.
"Ada urusan apa lo sama pacar gue?"
Farah tertawa sekilas, "kepo banget sih jadi orang."
Amel menatap tajam Farah.
"Kenapa natap gue kayak gitu? Ha? Emang lo pikir gue gak bisa?!"
"Sorry, gue lagi males debat sama lo."
"Bilang aja, lo emang gak bisa menang debat lawan gue."
Amel mengepalkan kedua telapak tangannya. Tapi buru-buru ia netralkan kembali kemarahannya, karena bagaimanapun ia tak bisa maju untuk melawan Farah sekarang.
"Gak usah jaga image gitu di depan pacar lo sendiri ah! Itu terlalu menjijikan tau gak?"
Lagi-lagi Amel menatap tajam Farah.
"Udah Rah cukup!" ujar Farhan meneriaki Farah, "gue gak bisa ikut lo ke cafe dan ngedengerin semua penjelasan yang bakal lo omongin. Walau gue gak tau penjelasan apa yang bakal lo kasih ke gue."
Farah menatap tak percaya Farhan. Entah mengapa hatinya merasa sakit mendengar penuturan dari Farhan.
Bukan karena Farhan menolak ajakannya, tetapi karena Farhan sudah tak mau mendengar penjelasan lagi darinya.
"Oke... gue terima."
Farah menatap sendu ke arah seseorang yang selalu menjadi penyemangat dirinya saat dulu. Saat sebelum dirinya dan Farhan menyepakati keputusan mereka berdua untuk memutuskan ikatan di antara mereka.
Farah melangkah mendekati Farhan dan juga Amel.
"Tapi... lo jangan pernah menyesalinya."
***
"Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam..." Gibran tersenyum hangat menyambut kedatangan kedua adik kesayangannya tersebut.
Gilang yang melihatnya pun tersenyum hangat membalas senyuman kakak kembarnya tersebut.
Lain halnya dengan Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Speaks
Fiksi Remaja"Mungkin aku salah satu dari ribuan orang di bumi ini yang hanya bisa menikmati senyumannya tanpa harus tahu siapa gerangan yang membuatnya tersenyum, sangat mengenalnya tanpa harus dikenal olehnya, dan mencintainya tanpa harus mengharapkan sebuah b...