"Hurts to love."
----------
"Farhan! Ayo turun Nak! Tamunya udah mau datang!"
"Iya-iya Mah!" teriak Farhan dari kamarnya.
Farhan dengan cepat mulai menuruni anak tangga menuju ruang keluarganya.
"Anaknya cantik loh Ka."
Farhan menghela napas sembari menganggukkan kepalanya.
Ting..tong..ting..tong
"Tuh, kayaknya mereka udah datang," ujar Rafhan sembari bangkit dari tempat duduknya, "yuk! Sambut bareng-bareng."
Perlahan, Rafhan, ayah Farhan membuka pintu tersebut.
Sedangkan Farhan berdiri di belakang ayah dan ibunya bersama adik perempuannya.
"Assalamualaikum ..."
"Waalaikumsalam. Ah, kalian sudah datang. Mari sini-sini masuk."
Farhan tersenyum sembari mulai menyalimi tangan kedua orang tua tersebut yang sudah dipastikan jika mereka adalah teman dari ayah dan ibunya.
Begitupula adik Farhan, Vira juga ikut menyapa dan menyalimi mengikuti kakaknya dalam menyambut tamu.
Namun, seketika raut raut wajah Farhan berubah.
Dia terkejut.
Sangat terkejut.
Amat sangat terkejut.
Bahkan orang yang kini berhadapan dengan Farhan pun ikut terkejut, sama terkejutnya dengan Farhan.
"Eh sayang cantik, sini masuk Nak!" ajak ibu Farhan.
"Farhan! Bukannya disambut tuh perempuan cantik, malah bengong."
Gadis tersebut dengan sopannya mulai memasuki rumah Farhan dan ikut duduk di kursi tamu yang bersebelahan dengan ayahnya duduk.
Gadis itu kini kembali menatap bingung Farhan, bertanya-tanya pada dirinya sendiri akan suatu hal yang baru ia ketahui.
Begitupula Farhan, keterkejutan Farhan masih terus membekas hingga ia duduk tak jauh dari gadis itu.
Dan suasana rumahnya kini mulai ramai oleh perbincangan dan tawaan dari dua keluarga tersebut.
***
"Na! Anterin gue ke toko baju aja yuk!" ajak Gilang sembari menarik pelan tangan Hana.
"Iya-iya!" jawab Hana sambil tersenyum.
Kakaknya yang satu ini memang senang dengan acara berbelanja, dan ia paling tahu style yang paling trendy dan bagus untuknya.
Tipikal cewek yang mempunyai hobby berbelanja.
Sedangkan Gibran sedari tadi hanya mengekori saudara kembarnya dan juga adiknya.
Sudah berpuluh-puluh kali ia menghela napas.
Acara berbelanja seperti ini adalah hal yang paling tidak ia sukai.
Menurutnya, berbelanja ke tempat sana sini hanya membuatnya capek.
Gilang? Bahkan Gibran tak yakin jika Gilang adalah saudara kembarnya. Mereka memang mirip dari sisi kemiripan wajah sampai bentuk badan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Speaks
Fiksi Remaja"Mungkin aku salah satu dari ribuan orang di bumi ini yang hanya bisa menikmati senyumannya tanpa harus tahu siapa gerangan yang membuatnya tersenyum, sangat mengenalnya tanpa harus dikenal olehnya, dan mencintainya tanpa harus mengharapkan sebuah b...