Heart? -38

330 13 3
                                    

Ia selalu mengingatnya.
Sekalipun dalam ingatannya tak pernah ada lagi namanya.

Ia selalu mengingatnya.
Sekalipun semesta tak pernah mengizinkannya untuk kembali mengingat masa lalu.

Masa lalu tentang dia.

Yang kini sudah beranjak dewasa.

Menjadi sesosok orang yang baru.

Yang hadir dan membuatnya menangis.

Dalam untaian kata dan tatapan tak suka yang meremukkan hati.

----------

"Hana!"

Farhan tak dapat lagi menahan diri, lantas ia berlari menuju Hana yang kini terkapar lemah.

Namun usaha Farhan gagal, para bodyguard itu menghalangi jalannya, menutup jalan untuknya maju menghampiri Hana. Mengurungkan niatnya untuk segera merengkuh tubuh gadis yang lemah itu.

"Minggir!"

Begitupula dengan Gilang, Bagas, dan Alfian, mereka berusaha untuk mendobrak para bodyguard bertubuh besar dan kekar yang kini menutup akses jalan mereka untuk mendekati Hana.

"Berhenti! Atau kalian semua akan mati di tempat ini!" teriak Rian penuh penekanan.

Farhan sontak mendongak, menatap penuh amarah pria tua berperawakan tinggi yang kini menatap tajam padanya.

Ia hendak menghantam pria tua tersebut, namun bodyguard lainnya kini dengan cepatnya mengangkat pistol ke arahnya, seketika membuat matanya membulat tak percaya.

"Apa?! Kau berani melawanku?"

Air mata Farhan luluh, ia tak bisa maju untuk melawan, namun melihat kondisi Hana sekarang membuat hatinya teriris.

Farhan memejamkan matanya, hatinya terkoyak dengan situasi ini, matanya yang tadi membendung air mata kini tak sanggup ia lakukan lagi, ia mati kutu.

"Apa yang kau mau?!" kini teriakan itu berasal dari Alfian.

"Melenyapkan adikmu, Navilla."

Farhan menoleh, ia menatap tak percaya, lantas menatap ke arah Bagas yang kini juga menatap ke arahnya dengan perasaan yang sama-sama terluka.

"Navilla? Benarkah itu dia? Jadi selama ini-" batinnya.

DORRR!!!

Farhan reflek menoleh ke arah Alfian yang kini melayangkan pistolnya yang berasap ke arah salah satu dari bodyguard di hadapannya.

"Jangan lepaskan mereka!"

Para bodyguard itu dengan cepat membuat formasi untuk mengepung keempatnya, lantas masing-masing dari mereka mengangkat senjata.

"Kau tak akan bisa menyakitinya lagi! Kau! Kau yang akan mati!" kini amarah Alfian tak dapat terbendung lagi, air mata kepedihannya pun sudah tak dapat ia tahan lagi.

Namun Gilang tak mau menunggu lagi, ia tak punya banyak waktu. Ia harus segera menyelamatkan adiknya tersebut.

DUGGG!!!

Dengan gerakan yang gesit, Gilang memukul kedua bodyguard yang kini sudah jatuh di hadapannya. Lantas membuat bodyguard yang lainnya melayangkan senjata mereka ke arah Gilang.

Farhan yang dengan emosinya juga ikut melawan bodyguard itu, tak takut jika layangan pistol itu bisa saja sewaktu-waktu akan menghunus kulit tubuhnya.

My Heart SpeaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang