"Yang ngelukai hati lo itu lo sendiri. Dan kenapa lo masih memilih untuk melanjutkannya?"
----------
"Hari ini pengumuman yang waktu itu ikut seleksi buat lomba bidang fisika. Jadi sekarang langsung temui Bu Lili di kelas XII IPS-1."
Tiba-tiba jantung Hana berdetak dengan cepat.
"Hufft... Kok jadi nervous gini?" batin Hana.
"Ya udah Na! Aku pulang duluan ya? Fighting Hana!"
Hana tersenyum ke arah Ghina, "makasih Ghin! Oke hati-hati!"
Ghina menganggukan kepalanya dan berlari ke luar kelas.
Hana kembali terdiam.
Rasanya baru kali ini dirinya tak bersemangat, padahal ia akan bertemu dengan seseorang yang selalu ia nanti-nantikan pertemuannya yang seperti ini.
Bagaimana tidak? Bertemu dengan Farhan seperti ini jarang terjadi.
"Ayo Hana!" ujar Gibran memecahkan lamunan Hana.
Hana hanya menanggapinya dengan anggukan.
Ingin sekali rasanya Gibran bertanya pada adiknya yang tadi siang tiba-tiba menangis.
Tetapi rasanya Hana tak akan menjawabnya jika ia bertanya sekarang.
Tiba-tiba Hana menghentikan langkahnya.
Gibran spontan ikut berhenti, tatapannya langsung tertuju pada dua murid yang kini sedang bercengkerama di depan kelas tersebut.
"Gue minta maaf soal tadi ya Mel? Lo udah gak marah'kan sama gue?" tanya Farhan.
"Gue gak marah sama lo asalkan lo ceritain tentang perempuan yang lo temui di toko buku semalem."
Farhan tersenyum, sembari mengacak pelan rambut Amel.
Hana yang melihat senyuman itu, tersenyum sayu sembari terus memandang sepasang kekasih yang sekarang berada di hadapannya.
"Aku adalah salah satu di antara banyak orang yang hanya bisa menikmati senyumanmu itu tanpa harus tau siapa yang membuatmu tersenyum. Walau yang aku inginkan, kamu tersenyum karenaku, bukan karena orang lain," batin Hana lirih.
"Yang aku temui itu bukan siapa-siapa. Itu cuma kebetulan aja," jawab Farhan.
"Kok temen-temen kamu pada bilang kalau kamu-"
Farhan masih terus tersenyum ke arah Amel yang masih terus berkeluh kesah padanya.
Dan ia semakin tersenyum lebar ketika Amel sudah tak terlihat marah lagi ketika dirinya mulai memakai bahasa aku-kamu.
"Kalau kamu suka sama cewek itu?" lanjut Amel.
"Mana mungkin aku suka sama perempuan lain? Terus, kamu percaya sama kata temen-temen aku?"
"Tapi kamu bilang, cewek itu cantik! Dan cewek itu Hana Hana si cewek nerd itu kan?" protes Amel.
Deg!
Hana masih dengan posisinya, tak berniat sama sekali untuk pergi dari tempat itu.
Begitu pula dengan Gibran yang masih fokus mendengarkan obrolan sepasang kekasih tersebut.
Apalagi ketika nama adiknya terbawa-bawa dalam perbincangan mereka.
"Yang bilang dia cantik itu adik aku bukan aku Mel," jawab Farhan.
"Ta-tapi..."
"Terus kamu percaya kalau aku bisa suka sama dia?"
Amel terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Speaks
Fiksi Remaja"Mungkin aku salah satu dari ribuan orang di bumi ini yang hanya bisa menikmati senyumannya tanpa harus tahu siapa gerangan yang membuatnya tersenyum, sangat mengenalnya tanpa harus dikenal olehnya, dan mencintainya tanpa harus mengharapkan sebuah b...