"Setidaknya aku sudah mencoba. Walau nyatanya, yang kudapatkan selalu rasa sakit. Karena endingnya akan tetap sama bukan? Kamu tidak akan pernah bisa mencintaiku, sampai kapanpun itu, walau nyatanya kau tak pernah mencoba membuka hatimu untukku. Karena kau hanya membuka hatimu untuk orang yang kau cintai bukan? Dan bukan aku orangnya."
-----------
"Hari ini dicukupkan saja ya," ujar Bu Lili.
Hana menghembuskan napasnya pasrah. Ingin rasanya sedari tadi ia pulang ke rumah.
Bahkan seharian di sekolahpun pikirannya masih saja menerawang memikirkan seseorang yang sedang terbaring lemah di rumahnya.
Perasaannya sedari tadi merasa gundah. Prasangka-prasangka buruk sedikit demi sedikit mulai menyelimuti dirinya.
"Hana. Kenapa melamun?"
"Eh? Hmm... gak papa kok Bu," jawab Hana.
"Ya sudah. Hana, Farhan ibu pulang duluan ya? Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Hana mulai mempercepat memasukkan alat-alat tulisnya ke dalam tas.
Sekilas Hana memandang ke arah luar jendela perpustakaan sekolahnya.
Hana mendesah berat. "Kenapa harus mendung sih?" batinnya.
Dan tak lama kemudian, hujan pun turun dengan derasnya.
"Yaaah... hujan!" kesal Farhan.
Tanpa sepatah kata apapun, Hana meninggalkan Farhan sendirian.
Ia dengan cepat mengirim pesan pada Gilang agar menjemputnya.
To : 087776024*** [Ka Gilang]
Hana : "Ka? Bisa jemput Hana sekarang di sekolah?"▶Send◀
Tiba-tiba terdengar derap langkah kaki seseorang dari arah belakang tubuh Hana.
Hana melirik sekilas ke arah Farhan yang ternyata juga sedang menatapnya.
"Deres banget! Gimana mau pulang?" gumam Farhan yang ternyata sudah berdiri di samping Hana.
Deg.. deg.. deg
Hana tak dapat mengontrol detak jantungnya yang berdetak tak normal dari biasanya.
Sepi.
Itulah keadaan sekolah sekarang.
"Jam 4 lewat," batinnya. "Pantes aja udah sepi begini," lanjutnya.
Lagi-lagi Hana mendesah berat.
Dag.. dig.. dug
Jantung Hana tak juga berdetak normal seperti biasa sedari tadi.
Bagaimana bisa jika dirinya sekarang sedang berdiri disamping seseorang yang telah lama mengisi hatinya.
Hawa dingin dari hujan mulai terasa menyerang dan menyelimuti tubuh Hana yang membuat Hana reflek menggosok-gosokkan kedua tangannya dan meniupkan udara dari mulutnya ke arah kedua tangannya tersebut.
5 menit berlalu, tetapi Gilang belum membalas pesan darinya.
Hana mencoba mengirim kembali pesan pada Gilang.
To : Ka Gilang
Hana : "Ka Gilang lagi di mana? Bisa jemput Hana gak?"▶Send◀
Dan lagi-lagi, tak ada jawaban dari Gilang.
"Aku coba telepon aja kali ya?" batin Hana.
"Maaf, nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi, cobalah beberapa saat lagi..." dan hanya suara dari operatorlah yang menyahut panggilan dari Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Heart Speaks
Teen Fiction"Mungkin aku salah satu dari ribuan orang di bumi ini yang hanya bisa menikmati senyumannya tanpa harus tahu siapa gerangan yang membuatnya tersenyum, sangat mengenalnya tanpa harus dikenal olehnya, dan mencintainya tanpa harus mengharapkan sebuah b...