"Yu-taihiap......!" Hampir berbareng Ouwyang Tek dan Gui Siong berseru memanggil.
"Ahh, Pendekar Cengeng! Kenapa tidak bergabung dengan kami?" Ang Kwi Han ketua para pengemis Ang-kin Kai-pang juga berseru dengan suaranya yang parau dan nyaring.
"Pendekar Cengeng......!" Dewi Suling juga memanggil akan tetapi perlahan dan agaknya mengeluarkan panggilan ini tanga disadari karena ia kelihatan tercengang kemudian berdiri termenung.
Semua ini terdengar dan tampak oleh Siok Lan yang berdebar-debar jantungnya. Kiranya benar Pendekar Cengeng yang kadang-kadang muncul secara rahasia. Tentu telah disampaikan oleh A-liok segala perasaan bencinya terhadap pendekar itu.
Tampak pula olehnya betapa munculnya pendekar itu yang hanya sebentar membuat Ci Sian dan Li Ceng menundukkan muka dan sama sekali tidak bergerak, seperti orang takut-takut atau malu-malu!
Kemudian dari jauh sekali namun dengan suara yang menggetar tanda bahwa suara itu dikemudikan khikang yang bebat, terdengar si Pendekar Cengeng menjawab, "Harap cuwi kembali ke hutan, di sini berbahaya. Aku telah membunuh panglima mereka yang baru, karena panglima itu kejam. Hormatku kepada semua teman yang gagah perkasa. Lain waktu aku akan mengunjungi cuwi di hutan.......!"
Karena dari dalam benteng terdengar suara ribut-ribut dan keadaan memang amat berbahaya kalau pasukan di dalam benteng itu mengadakan pengejaran keluar, maka para pejuang ini lalu pulang ke tempat persembunyian mereka di hutan sambil membawa serta dua orang gadis remaja yang tadinya menjadi tawanan dan berhasil dibebaskan oleh Pendekar Cengeng.
Di dalam perjalanan kembali ke hutan ini, suasana menjadi sunyi. Seperti biasanya, Dewi Suling tidak tampak lagi. Memang semenjak bersama diantara para pejuang, Dewi Suling selalu menjauhkan diri, hanya bersatu dikala menghadapi musuh saja. Agaknya wanita ini maklum bahwa para pejuang itu agak segan berdekatan dengan dia, maka ia tahu diri dan selalu menjauhkan diri dari siapapun juga sungguhpun pada hakekatnya, para pejuang kagum kepadanya juga bahwa Ouwyang Tek dan Gui Siong dua orang yang pernah menjadi korban keganasannya di waktu dahulu itu kini tidak lagi mendendam atau membencinya.
"Li Ceng, siapakah sebetulnya Pendekar Cengeng itu? Bukankah dia yang bernama Yu Lee? Dia itu orang macam apa sehingga gerak geriknya begitu aneh seperti setan, dan mengapa tidak mau menemui kita?" Di tengah perjalanan Siok Lan berbisik kepada Li Ceng.
Gadis cantik berpakaian pria itu menghela napas panjang. "Ahhhh, siapa orangnya dapat mengikuti gerak gerik seekor naga terbang di angkasa yang amat sakti itu? Dia adalah seorang pendekar yang pada masa kini tiada keduanya Siok Lan. Dan jangan sekali-kali kau menyebutnya seperti setan karena dia adalah seorang pendekar besar dan budiman......"
"Pendekar besar apa? Budiman apanya? Aku anggap dia hanya seorang yang sombong......!"
Ucapan Siok Lan ini dikeluarkan dengan nada marah dan agak keras sehingga Ci Sian menengok dengan mata terbelalak lalu berkata, "Shh...... adik Siok Lan, jangan berkata demikian! Dia amat sakti, mungkin sekarang juga dapat mendengarkan kata-katamu!"
Siok Lan makin panas perutnya. Ia membusungkan dada dan berkata, "Habis, kalau dia bisa mendengar mau apa dia? Aku sih tidak takut pada seorang sombong!"
Liauw Ci Sian dan Tan Li Ceng hanya dapat saling pandang! Untung bahwa yang lain-lain agak berjauhan, sehingga tidak dapat mendengar betapa Siok Lan memaki-maki Pendekar Cengeng, pikir dua orang gadis ini.
Mereka ini paling dekat pengaulannya dengan Siok Lan dan telah mengenal Sian-li Eng-cu sebagai seorang gadis yang berwatak polos, jujur, berani mati dan juga aneh, mudah marah dan mudah gembira, lincah jenaka akan tetapi juga amat perasa. Mereka tidak bicara lagi karena khawatir kalau-kalau Siok Lan akan menjadi jadi dalam kemarahannya yang aneh terhadap Pendekar Cengeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
Fiksi UmumPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...