A-liok, atau Yu Lee tersenyum. Alangkah rindunya ia selama ini kepada Siok Lan. Rindu yang ditahan-tahannya karena ketika ia menjadi Pendekar Cengeng, tentu saja ia tidak mau menemui gadis ini yang ia tahu akan marah sekali dan akan timbul heboh apabila mengetahui bahwa dialah sebenarnya si Pendekar Cengeng.
Sering kali di dalam hutan, jika gadis ini sudah tidur pulas, barulah ia secara diam-diam berani mencintai dan memandang gadis kekasihnya sampai berjam-jam tanpa mengenal bosan. Sekarang, begitu berjumpa, gadis itu sudah menegurnya dengan galak, dan justeru watak inilah yang membuat ia tergila-gila, membuat cintanya makin mesra dan mendalam.
"Maafkan saya, nona. Karena selalu terjadi pertempuran-pertempuran, maka Yu-taihiap melarang saya untuk keluar dari tempat persembunyian, khawatir kalau-kalau saya kena celaka, harap nona maafkan saya. Sekarang, setelah pertempuran mereda, baru saya berani keluar......"
"Hemmm, agaknya kau lebih senang bersama kongcumu itu daripada bersama aku, ya?"
Yu Lee menggerutkau kening dan cepat menjawab, "Ah, mana bisa begitu, nona? Nona tentu lebih maklum betapa rindu...... eh, betapa inginnya hati saya untuk bersama dengan nona......"
Melihat sikap pemuda itu, kemarahan Siok Lan mencair. "Eh, bagaimana dengan luka di dadamu? Sudah sembuhkah?"
Pertanyaan tiba-tiba yang memperlihatkan perhatian terhadap dirinya ini membuat Yu Lee girang dan terharu. "Sudah, sudah sembuh, nona."
"Betulkah? Coba kulihat sebentar, takut kalau-kalau masih berbahaya bekasnya."
Yu Lee tidak membantah, lalu membuka bajunya, memperlihatkan dadanya yang berkulit putih bersih dan lebar. Jelas tampak tenaga membayang di balik kulit dada bersembunyi diantara daging dan otot yang kuat. Siok Lan memandang dan melihat bahwa luka itu benar-benar telah sembuh, hampir tak tampak bekasnya. Hatinya menjadi lega dan untuk sejenak ia tak dapat menahan kekaguman membayang di dalam pandang matanya melihat dada yang kuat itu.
"Hemm, sudah sembuh. Syukurlah." Ia melihat pemuda itu mengancingkan bajunya dan diam-diam merasa heran bagaimana seorang pelayan dapat memiliki dada yang demikian kuat dan bidang.
"Bagaimana nona bisa sampai di tempat ini? Tempat ini adalah tempat persembunyian saya dan jauh dari hutan di mana teman seperjuangan nona tinggal!"
Tiba-tiba saja Siok Lan seperti diingatkan akan Pendekar Cengeng dan matanya berubah beringas.
"Di mana dia?" tiba-tiba ia membentak.
"Eh, siapa maksud nona?"
"Siapa lagi kalau bukan kongcumu itu, Pendekar Cengeng laki-laki sombong dan pengecut? Tadi aku mengejarnya dan ia lenyap di hutan ini. Hayo katakan, A-liok dimanakah dia?"
Yu Lee menghela napas panjang, kemudian berkata, "Nona, mengapa nona demikian membenci Yu-kongcu? Tidakkah nona dapat memaafkannya? Kuharap nona sudi memandang mukaku dan...... biarlah saya yang mintakan ampun untuk......"
Siok Lan memandang wajah pelayannya yang memandang kepadanya penuh permohonan, penuh kasih sayang, penuh kemesraan. Tiba-tiba warna merah menyelimuti muka gadis ini dan ia tidak dapat menahan lagi pertemuan pandang mata mereka. Ia teringat akan pernyataan cinta kasih pemuda ini ketika mereka duduk beradu punggung di atas kuda. Masih teringat di telinganya semenjak itu, dan sekarangpun ia seperti mendengar suara pemuda ini menggetar penuh perasaan, "Aku mencinta nona dengan seluruh jiwa ragaku, biarpun berkorban nyawa sekalipun untuk nona, aku rela......" kemudian terbayang di pelupuk matanya betapa pemuda ini telah memeluk dan mencium mulutnya ketika menghadapi maut.
"Nona Siok Lan sudilah nona mengampuni Yu Lee?"
Siok Lan mengangkat muka sehingga kembali pandangan mereka saling bertemu, bertaut dan saling melekat sampai lama, kemudian Siok Lan mengeras hatinya, menggeleng kepala dan berkata.
![](https://img.wattpad.com/cover/90778250-288-k687546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
General FictionPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...