Di lain pihak, Ouw Beng Tat kini tidak lagi berani memandang rendah pemuda ini. Kalau benar pemuda ini murid terkasih Han It Kong akan sukarlah baginya untuk mencapai kemenangan, ia sudah tahu betapa hebatnya ilmu-ilmu Sin-kong-ciang dan Ta-kui-tung-hoat yang tak mungkin ia dapat tandingi. Dia pernah digembleng Han It Kong ketika menjadi anak buah raja muda perkasa itu, akan tetapi karena bukan muridnya, maka raja muda itu tidak menurunkan kepadanya kedua macam ilmu kesaktian yang menjadi inti dari pada Han It Kong itu. Ia tahu bahwa ranting kecil itu lebih berbahaya dari pada senjata macam apapun juga, maka ia tidak mau memandang ringan apa lagi tangan kiri yang terbuka itu karena ilmu pukulan Sin-kong-ciang amat dahsyat dan sudah mengangkat tinggi nama besar Han It Kong di dunia kang-ouw.
Semua orang menahan napas menyaksikan kedua orang jago, yang seorang muda yang seorang tua dan saling berhadapan memasang kuda-kuda tanpa bergerak atau berkedip sedikit pun. Ouw Beng Tat maklum bahwa pemuda itu amat hati-hati, tentu tidak akan suka menyerangnya terlebih dahulu ia menanti saat yang baik menanti pemuda itu berkedip atau bergerak salah satu bagian syarafnya. Namun betapa kagum hatinya menyaksikan pemuda itu diam tak bergerak seperti arca batu sikapnya tenang sekali dan teguh kokoh kuat sukar dicari kelemahannya. Maka ia lalu berteriak keras sekali dan mulailah ia menerjang dengan gerakan dahsyat pedangnya berdesing-desing ketika ia gerakkan dalam penyerangan berantai, yaitu pedangnya itu berputaran seperti kitiran angin, demikian cepatnya sehingga membentuk segulung sinar yang berkeredepan dan bertubi-tubi menyambar ke arah tubuh Yu Lee.
Pemuda itu menggunakan keringanan tubuhnya bergerak lincah mengelak setiap kali gerakan-gerakan sinar pedang itu menyambar ke arahnya, akan tetapi karena pedang itu berputar cepat maka tiap kali dielakkan sudah datang lagi, membuat pemuda itu sibuk dan terdesak dalam usahanya menghindarkan diri ini. Yu Lee maklum bahwa tidak baik bagi kedudukannya kalau mengelak terus, maka bergeraklah rantingnya, bukan langsung menangkis pedang melainkan pada sepersepuluh detik setelah pedang menyambar lewat pengelakannya, rantingnya meluncur menotok pergelangan tangan yang memegang pedang. Totokan bukan sembarangan totokan, melainkan totokan dari jurus ilmu Tongkat Ta-kui-tung-hoat sehingga kalau mengenai sasaran, biarpun orang selihai Ouw Beng Tat tentu akan melepaskan pedangnya karena urat nadinya putus!
Ouw Beng Tat mengenal bahaya. Cepat ia menarik tangannya dan berhentilah putaran pedangnya. Namun tidak berhenti serangannya. Sambil menarik tangan ia menggerakkan pergelangan tangan dan pedangnya dari atas menyambar ke bawah, mengancam leher Yu Lee dengan bacokan dahsyat yang mengeluarkan suara berdesing. Kembali Yu Lee dengan mudahnya mengelak cepat dan sinar bergulung-gulung dari gerakan rantingnya yang melakukan serangan balasan bertubi-tubi mengurung semua gerakan tubuh Ouw Beng Tat. Kini panglima itulah yang menjadi sibuk sekali, mengelak dan menangkis karena ia maklum betapapun kecilnya ranting itu, namun sekali ia tersentuh, akan celakalah dia. Ia menggertak gigi dan memutar pedang melindungi tubuh, pedangnya seolah-olah berubah menjadi benteng baja yang menyelimuti dirinya.
Makin lama makin seru pertandingan itu, makin dahsyat dan berjalan cepat sekali sehingga dalam waktu tidak berapa lama mereka saling serang sebanyak limapuluh jurus! Keduanya diam-diam merasa kagum dan harus mengakui bahwa baru sekali ini mereka menghadapi lawan yang benar-benar hebat. Bagi Yu Lee, baru pertama kali ini ia menghadapi lawan yang benar-benar tangguh, yang dapat menandingi Ta-kui-tung-hwat sampai limapuluh jurus. Sebaliknya Ouw Beng Tat yang melakukan pertandingan entah berapa ribu kali selama ia hidup, harus mengakui pula bahwa belum pernah ia menghadapi lawan semuda Pendekar cengeng dengan kepandaian sehebat itu.
Makin lama Ouw Beng Tat menjadi makin penasaran. Betapapun lihai pemuda lawannya ini bahkan biarpun dia murid Han It Kong sekalipun, pemuda ini belum lahir ketika ia sudah jagoan! Masa ia tidak mampu mengalahkannya? Dengan hati penuh kemarahan dan penasaran Ouw Beng Tat mengeluarkan seruan nyaring dan menerjang dengan mempercepat gerakannya. Tubuhnya yang tinggi besar sampai lenyap terbungkus gulungan sinar pedangnya yang membentuk lingkaran-lingkaran lebar! Yu Lee mengimbanginya dan terdengarlah lengking panjang kemudian lenyap pula bentuk tubuh pendekar sakti ini, terbungkus sinar kehijauan dari ranting yang diputar cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
Ficción GeneralPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...