37. Tertangkap Tentara Mongol

1.9K 50 0
                                    

"Berhenti! Jangan kejar dia! Jangan tinggalkan tawanan!" bentak perwira Mongol yang cerdik dan yang agaknya dapat menduga akan maksud kedatangan bayangan hitam itu. Tentu si bayangan hitam hendak memancing para perajurit mengejarnya dan meninggalkan tawanan sehingga mudah untuk dirampas.

Setelah keadaan sunyi kembali, empat orang perajurit yang terluka dirawat, penjagaan di perketat. Siok Lan diam-diam menduga-duga siapa gerangan bayangan hitam itu. Dia sendiri tidak dapat menduga tepat dan mengingat-ingat siapakah orang sakti yang mengeluarkan suara melengking seperti itu, lengking seperti tangis menyedihkan.

Jantungnya berdebar. Siapakah orangnya yang berusaha menolongnya? Jelas bukan kakeknya atau ayahnya. Apakah tokoh-tokoh pemberontak yang ditemuinya di markas Huang-ho Sam-liong? Karena tidak dapat menduga tepat ia lalu memasang telinga mendengarkan tiga orang perwira yang bercakap-cakap tidak jauh dari tempat ia duduk bersandar batang pohon. Perwira itu sedang membicarakan si bayangan hitam yang mengacau tadi.

"Dewi Suling? Ah, tapi dia tidak pernah memusuhi kita, dan kalau betul dia mengapa bergerak secara rahasia?" kata perwira tinggi besar.

"Pula Dewi Suling adalah seorang tokoh hitam dan tawanan ini cucu seorang tokoh bersih mana mungkin seorang tokoh hitam seperti Dewi Suling hendak menolongnya?" kata perwira lain.

"Hemm, kau keliru, apa kau tidak mendengar desas desus yang ramai di dunia kang-ouw bahwa kini muncul Dewi Suling yang sekarang ini sama atau bukan dengan Dewi Suling yang dahulu, tak seorang pun tahu. Yang jelas, tandanya sama yaitu sebatang suling yang mengeluarkan lengking seperti tadi.

"Memang aneh! Sepanjang pendengaranku. Dewi Suling adalah seorang wanita cabul, gila laki-laki tampan, menculik laki-laki tampan yang dipaksa melayani nafsunya yang tak kunjung padam, kemudian setelah kenyang dan bosan ia membunuh setiap orang korbannya......"

"Kabarnya dia cantik jelita seperti dewi kahyangan? Wah, kalau aku dapat menemaninya beberapa malam saja, biar akhirnya matipun aku puas...... Ha-ha-ha!"

Siok Lan tidak mau mendengarkan mereka lagi. Ia meramkan mata dan hatinya bertanya-tanya. Benarkah Dewi Suling yang tadi berusaha menolongnya? Ah, tidak mungkin sama sekali! Menurut kakeknya, Dewi Suling adalah murid Hek-siauw Kui-bo yang amat jahat dan keji dan ia pun sudah mendengar betapa Pendekar Cengeng tunangannya yang tidak memandang mata kepadanya itu, mengangkat nama besarnya justru setelah membasmi sarang Dewi Suling dan gurunya itu! Tiba-tiba telinganya kembali ia pusatkan untuk mendengarkan percakapan mereka kini mereka menyebut-nyebut Pendekar Cengeng!

"Hemm, kalau benar dugaanmu, kita akan berjasa besar kalau dapat menangkapnya hidup atau mati. Dia adalah keturunan terakhir Yu-kiam-sian, musuh negara yang lebih penting dari pada Thian-te Sin-kiam. Akan tetapi, betulkah dia?" tanya si tinggi besar.

"Aku sendiri belum pernah mendengar suaranya. Akan tetapi menurut penuturan mereka yang pernah bertemu dan bertanding dengannya kadang-kadang Pendekar Cengeng mengeluarkan lengking tangis yang mengerikan. Dia suka mengucurkan air mata dan suka melengking seperti itu dan karena itulah dia dijuluki Pendekar Cengeng," kata si muka kuning.

"Aaah, tidak perlu khawatir, pemberontak tadi si Dewi Suling atau si Pendekar Cengeng kita tidak perlu takut dan yang paling penting, kita harus mengamankan tawanan kita. Biarpun mereka itu berkepala tiga berlengan delapan, dapat berbuat apa terhadap kita? Pula bala bantuan dapat cepat diharapkan datang dari pos-pos depan dan belakang!" kata perwira lain.

Siok Lan kembali termenung. Mungkinkah Pendekar Cengeng yang datang tadi? Ah tak mungkin sama sekali. Pendekar Cengeng sudah melupakan keluarga Liem, merasa diri terlalu tinggi! Tak mungkin kini datang berusaha menolong dia! Dan yang andaikata ada yang dapat menolongnya, ia sama sekali tidak mengharapkan bahwa orang itu adalah Pendekar Cengeng yang dibencinya! Dengan pikiran ini, Siok Lan tertidur di bawah pohon.

Pendekar CengengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang