Thian-te Sin-kiam memeluk cucunya menghentikan tertawanya ketika sadar bahwa sikapnya itu mengherankan semua orang.
"Diamlah, dan kau lihat saja. Lihat baik-baik dan kau akan mengerti, cucuku," katanya.
Yu Lee juga menengok ke arah mereka dan ketika bertemu pandang dengan Siok Lan. mengedipkan sebelah matanya.
Ouw Beng Tat juga mendengar percakapan antara kakek dan cucunya itu, maka ia tertawa.
"Ha-ha-ha, kiranya engkau ini pelayan cucu Thian-te Sin-kiam? Seorang pelayan berani menantangku? Apakah kau sudah gila?"
"Ouw-ciangkun, sudah kukatakan tidak perduli aku siapa, akan tetapi saat ini aku mewakili semua pejuang menghadapimu. Asal saja engkau tidak menjilat ludah sendiri. Kalau kau kalah terhadap aku, engkau akan membebaskan semua pejuang yang berada di sini. Benarkah itu?"
Ouw Beng Tat menjadi penasaran. Dia seorang panglima besar, bagaimana ia harus merendahkan diri melawan seorang....... pelayan? Selain Ouw Beng Tat, juga Siok Lan terheran-heran, bahkan mendongkol kepada A-liok. Gilakah A-liok! Mewakili semua pejuang? Mencari mati konyol?
"Thian-te Sin-kiam, benarkan pemuda ini menjadi wakil kalian?"
Thian-te Sin-kiam tertawa lebar dan mengangguk, "Benar, lawanlah dia kalau memang engkau lihai Ouw Beng Tat! Sekali ini engkau akan mendapat malu!"
Ouw Beng Tat masih penasaran dan menoleh ke arah Dewi Suling yang sejak tadi menundukkan mukanya yang menjadi pucat mendengar percakapan antara Thian-te Sin-kiam dan cucunya tentang pemuda yang ia kenal sebagai Yu Lee Si Pendekar Cengeng, satu-satunya pria yang dicintainya dan yang telah menolak cintanya itu.
"Dewi Suling, engkau juga setuju pemuda ini menjadi wakil kalian dan kalau dia kalah dariku, kalian semua akan tunduk akan semua keputusanku?"
"Dia memang wakil tunggal kami Ouw-ciangkun. Dialah jago kami yang sejak tadi kami nanti-nanti!" jawab Dewi Suling tanpa ragu-ragu lagi.
Siok Lan melongo. Gilakah semua orang ini? Ataukah dia yang sudah gila dan telinganya tidak dapat menangkap ucapan orang dengan benar lagi?
Namun Ouw Beng Tat masih juga meragu. Ia tidak ingin dipermainkan dan dikatakan pengecut merendahkan diri hanya berani melawan seorang pelayan rendah. Maka ia berkata kepada Yu Lee.
"Orang muda, sebelum aku melawanmu hendak kulihat apakah kau cukup berharga untuk menjadi lawanku! Ia menoleh ke belakang dan berkata kepada seorang perwira gemuk pendek yang memegang sebatang cambuk besi. "Kau wakili aku, hancurkan kepala budak hina ini!"
Perwira gedut pendek itu adalah seorang tokoh pengawal istana, seorang ahli silat yang bertenaga besar dan senjatanya itu, sebatang cambuk besi, amatlah hebatnya. Cambuk itu terbuat daripada baja lemas panjangnya tidak kurang dari tiga meter. Dengan senyum mengejek perwira itu melangkah maju cambuknya digerakkan dan diputar-putar di atas kepala menimbulkan suara meledak-ledak keras sekali seperti halilintar.
Yu Lee maklum bahwa senjatanya, yaitu sebatang ranting berani menghadapi segala macam senjata keras, kecuali cambuk yang lemas, karena ada bahayanya ranting itu akan terbabat putus oleh cambuk yang lemas sifatnya. Maka ia lalu menyelipkan rantingnya di pinggang, lalu bertolak pinggang ambil berkata, "Baiklah Ouw-ciangkun. Aku akan menghadapi pembantumu ini dengan tangan kosong!"
Ucapan ini tentu saja dianggap tekebur oleh pihak lawan, dan memang ini yang diharapkan Yu Lee agar tidak diketahui orang akan rahasia kelemahan senjatanya yang amat sederhana ini.
Siok Lan menjadi pucat, menganggap bahwa A-liok benar-benar miring otaknya.
Perwira gendut itu marah sekali, merasa dipandang rendah dan dihina. Maka sambil berseru keras ia mengerang maju sambil menggerakkan cambuknya......
![](https://img.wattpad.com/cover/90778250-288-k687546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
General FictionPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...