51. Pengorbanan Cinta Dewi Suling - Tamat

3.1K 72 6
                                    

"Ihhh......! Engkau tidak boleh lagi meruntuhkan air mata, koko. Kalau tetap begitu, aku selamanya tidak akan mencinta Yu Lee, melainkan lebih mencinta A-liok. Aku tidak suka melihat...... eh, kekasihku cengeng!"

Mau tak mau Yu Lee tersenyum. Dengan Siok Lan disampingnya, dunia ini akan selalu merupakan sebuah tempat yang menyenangkan dan menggembirakan sehingga iapun tidak akan mendapat kesempatan untuk menangis lagi. Iapun maklum akan kekerasan hati Siok Lan, dibujuk dipaksa pun akan percuma.

"Baiklah kita lari bersama mudah-mudahan dapat melarikan diri dalam gelap. Jika Thian menghendaki kita akan berhasil."

Yu Lee lalu mulai berusaha mematahkan ikatan. Biarpun ia tidak berani mengerahkan sinkangnya karena hal ini berarti akan membuat racun di punggungnya mengamuk, namun tubuh pemuda ini tergembleng sejak kecil sehingga dia memiliki otot yang kuat. Setelah berusaha beberapa lama, akhirnya jari-jari tangannya berhasil merenggut lepas ikatan tangannya. Ia masih membelakangi Siok Lan ketika ia mulai berusaha membebaskan kekasihnya. Ia melakukan hal ini secara diam-diam tidak berani merobah kedudukan karena tahu bahwa mereka diawasi orang-orang Kim-hong-pai dari jauh. Setelah bebas, keduanya berdiri diam beberapa lama untuk membiarkan jalan darah di pergelangan tangan pulih kembali!

"Sekarang.......!" bisik Yu Lee dan sambil menggandeng tangan kekasihnya, pemuda ini lalu mengajak Siok Lan lari dari situ. Keduanya tidak berani mempergunakan ginkang karena hal ini pun akan mencelakakan mereka, maka mereka hanya lari dengan menggunakan otot-otot kaki saja.

"Heii, mau lari ke mana......?"

Dua orang muda itu lari ke arah selatan dan muncullah empat orang murid Kim-hong-pai yang menjaga di selatan. Yang lain-lain juga melihat kedua orang itu lari, akan tetapi karena mereka semua sudah maklum akan akibat racun ngo-tok-ciam, mereka memandang rendah dua orang muda itu yang tidak mungkin lagi mempergunakan tenaga dalam mereka. Inilah yang menyebabkan mereka menjaga di tempat masing-masing dan menyerahkan kepada empat orang saudara mereka yang menjaga di selatan untuk menangkap kembali dua orang tawanan itu.

Andaikata Yu Lee dapat bergerak dan mempergunakan hawa sakti tubuhnya seperti biasa, jangankan hanya empat orang murid Kim-hong-pai, biar ada empatpuluh orang sekalipun tentu dapat ia atasi dengan mudah. Bahkan Siok Lan sendiri saja akan dapat mengalahkan empat orang ini dengan mudah.

Akan tetapi mereka kini terpaksa hanya mengandalkan tenaga kasar tangan kaki mereka, bahkan kegesitan mereka, banyak berkurang karena tidak dapat menggunakan ginkang. Mereka bergerak dan empat orang itu roboh, akan tetapi dapat cepat meloncat bangkit kembali dan menyerang kalang kabut mengeroyok dan menubruk dari kanan kiri.

Yu Lee mempergunakan ilmu silatnya, mengelak dan membalas, akan tetapi pukulan tenaga kasar tidak mempengaruhi empat orang anak buah Kim-hong-pai yang sudah terlatih itu. Siok Lan marah dan menerjang maju, dalam hatinya hendak sekali serang menewaskan empat orang lawan lunak itu. Saking marahnya ia terlupa dan dalam penyerangannya ini ia mengerahkan lweekangnya.

"Desss-dessss......!" Dua orang pengeroyok roboh dengan kepala pecah terkena pukulan tangan Siok Lan, akan tetapi gadis itu menjerit dan roboh, muntah darah!

Yu Lee terkejut sekali, cepat berjongkok hendak menolong kekasihnya. Saat itu dipergunakan oleh dua orang murid Kim-hong-pai yang lain untuk menerjangnya, membuat Yu Lee terguling-guling dan luka di punggungnya menghebat. Pemuda inipun pingsan di samping Siok Lan.

Pada saat itu, berkelebat bayangan putih dan terdengar teriakan ngeri dua orang Kim-hong-pai tadi yang roboh tak bergerak lagi, mati seperti dua orang temannya yang terbunuh oleh Siok Lan. bayangan putih ini bukan lain adalah Dewi Suling yang cepat menyambar tubuh Yu Lee dan Siok Lan, lalu meloncat dan menghilang di dalam gelap.

Pendekar CengengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang