Siok Lan semakin berseri wajahnya. Biarpun yang memujinya hanyalah seorang pelayan namun bukanlah sembarang pelayan, melainkan bekas pelayan Yu-kiam-sian!
"Kalau tidak lihai, masa dunia kang-ouw menyebutku Sian-li Eng-cu? Sebaliknya bekas majikanmu itu, biarpun menjadi pendekar, disebut Pendekar Cengeng? Uh memalukan sekali! Ingin kucoba sampai di mana sih kepandaiannya maka ia begitu sombong!"
Diam-diam Yu Lee merasa penasaran sekali. Nona iai sudah dua kali mengatakan bahwa Pendekar Cengeng sombong. Apa sih sombongnya dan mengapa? Bukankah menurut nona ini sendiri tadi bahwa terdapat persahabatan erat, bahkan sahabat seperjuangan antara pendekar Yu-kiam-sian dan kakek nona ini? Mengapa nona ini mencari Pendekar Cengeng dan hendak menantangnya dengan sikap kelihatan marah dan membenci?
"Nona, maafkan pertanyaanku. Mengapa nona membenci Pendekar Cengeng? Apakah kesalahannya terhadap nona, padahal diantara Yu-kongcu dan nona tidak pernah ada hubungan, bahkan tak pernah saling jumpa!"
"Apa? Engkau hendak berpihak kepadanya?"
"Wah...... tidak sama sekali nona. Hanya ingin tahu belaka......"
"Hemm, kau pelayan tahu apa? Dia telah menghina keluargaku tidak memandang sebelah mata. Ia sombong."
Yu Lee semakin terheran-heran, akan tetapi tidak berani mendesak bertanya. Sementara itu Siok Lan juga sadar kini bahwa ia telah bicara terlalu banyak dengan pelayannya ini sehingga ia telah menuturkan keadaan dirinya. Hal ini menimbulkan kejengkelannya dan ia menghardik.
"Kau cerewet benar sih! Hayo jalan lebih cepat. Perutku sudah lapar dan hari sudah hampir gelap. Itu di depan ada dusun, kita berhenti dan makan di sana. Syukur kalau ada, aku akan membeli seekor kuda untukmu agar perjalanan kita dapat lebih cepat lagi."
"Saya rasa tidak perlu membeli kuda, nona. Bahkan kuda nona ini pun dalam waktu tiga hari lagi lebih baik dijual saja."
Saking kaget dan heran bercampur marah, Siok Lan menghentikan kudanya dengan tiba-tiba.
"Eh, kau bilang apa tadi?" Ia mengangkat cambuknya dan mengancam hendak memukul.
"Wah, wah, jangan pukul nona. Maksud saya baik, harap nona dengarkan dengan sabar. Kita menuju ke kota raja, bukan? Apakah nona pernah pergi ke kota raja?"
Siok Lan yang masih marah, hanya menggelengkan kepadanya. Makin jengkel dia karena pertanyaan itu malah membuktikan bahwa ia kurang pengalaman, belum pernah ke kota raja!
"Nah, kalau nona belum pernah ke sana, saya sudah pernah! Karena itu saja lebih mengetahui jalan. Sebab itu pula, tadi saya katakan dalam waktu tiga hari, terpaksa kuda nona ini harus dijual sebab dalam waktu tiga hari kita akan tiba di kota Kai-feng dan seterusnya dari situ kita berlayar naik perahu sepanjang Sungai Huang-ho ke timur laut, terus sampai ke teluk Po-hai. Dari sana barulah mendarat dan melanjutkan perjalanan melalui pesisir ke utara sampai ke kota raja. Perjalanan ini selain lebih cepat, juga lebih indah menarik dengan pemandangan-pemandangan alam yang hebat sekali. Nona pasti akan senang melihat pemandangan-pemandangan indah dari tamasya alam sepanjang sungai dan laut."
Bibir yang merah basah itu berjebi. "Hem aku bukan mau pesiar denganmu!"
"Bukan pesiar, tetapi mencari Pendekar Cengeng dan perjalanan itu jauh lebih cepat serta tidak melelahkan. Hanya sayang...... dan saya sendiri lebih senang melakukan perjalanan melalui darat yang melelahkan dan jauh karena perjalanan melalui Sungai Huang-ho ini penuh bahaya maut!"
Kembali Siok Lan terkena pancingan Yu Lee yang cerdik serta mengetahui wataknya dengan baik.
"Bahaya apa?"
"Pelayaran melalui Sungai Huang-ho penuh dengan bahaya serbuan kaum bajak sungai, belum lagi para perampok serta penjahat. Apa lagi pada saat ini pemerintah sedang membangun terusan Sungai Huang-ho sampai ke kota raja, maka kabarnya keadaan makin tidak aman. Laki-laki muda yang lewat suka diculik oleh para serdadu dan dipaksa bekerja di terusan itu sampai mati. Wanita-wanita muda jaga diculik untuk para perwira pasukan yang menjaga pekerjaan terusan itu. Sebetulnya saya tidak berani melakukan perjalanan lewat di situ, hanya mengandalkan kelihaian pedang nona. Akan tetapi kalau nona juga merasa takut, lebih baik......"
![](https://img.wattpad.com/cover/90778250-288-k687546.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Cengeng
Genel KurguPendekar yang di juluki Pendekar Cengeng selalu mengacau di Thian-an-bun yang di bantu oleh pendekar wanita Dewi Suling. Bagaimanakah pendekar tersebut mendapat julukan Pendekar Cengeng dan siapakah nama aslinya penasaran bisa di baca dalam Kisah Pe...