25. Tetesan Embun yang Dingin

1.7K 43 1
                                    

"Plakkk!" Pedangnya menempel pada dua tongkat dan tak...... tak dapat ditarik kembali.

Betapapun si gadis jelita mengerahkan tenaga untuk membetot pedangnya, namun pedang gin-kiam seperti telah berakar pada dua tongkat, lengket dan tak dapat digerakkan sama sekali.

"Wah, wah, ji-wi locianpwe...... kami tidak punya apa-apa, makanan sudah habis hanya tinggal tulang-tulang ikan, kalau ji-wi sudi boleh saja ambil......!" Yu Lee mengeluarkan ucapan ini dengan gugup serta sikapnya gugup pula.

Ia mengambil tulang-tulang ikan di depannya lalu melemparkannya ke arah dua buah mangkok di tangan kiri kedua pengemis itu. Sebab ia gugup serta gerakannya tidak keruan dan kacau balau, tulang-tulang itu tidak semua memasuki mangkok dan ada yang mencelat ke mana-mana.

Siok Lan yang lagi memusatkan seluruh tenaga, tidak tahu akan hal ini semua. Tiba-tiba ia merasa betapa dua batang tongkat yang menempel pedangnya itu mengendor, tanda bahwa dia mulai menang tenaga, maka ia lalu memusatkan seluruh tenaga serta membuat gerakan membetot secara tiba-tiba dan...... usahanya kali ini berhasil, pedangnya terlepas.

Sebab marah, ia lalu memakai kedua kakinya menendang secara bergantian dan tubuh kedua kakek pengemis itu terlempar keluar pintu restoran sampai empat meter!

Pucat wajah kedua orang kakek itu. Mereka tadi sudah merasa yakin dapat mengalahkan gadis itu serta bisa merampas pedangnya tanpa banyak kesukaran.

Akan tetapi tiba-tiba mereka merasa betapa jalan darah di pundak kanan mereka yang memegang tongkat menjadi kesemutan seperti terkena totokan yang tepat sekali maka mereka tidak mampu menahan ketika gadis itu menendang biarpun tendangan itu amat cepat tetapi mereka bisa mengelak kalau saja pada waktu yang bersamaan mereka tidak merasa tubuh masing-masing tergetar oleh totokan pada pinggang mereka sehingga tanpa bisa dicegah lagi mereka kena ditendang sampai mencelat keluar restoran!

Ang Ci dan Ang Sim adalah tokoh-tokoh tingkat tiga dari Ang-kin Kai-pang. Ilmu kepandaian mereka sudah amat tinggi serta jarang dikalahkan musuh.

Mereka juga merasa sungkan menghadapi seorang gadis muda seperti Siok Lan, apalagi mengingat kakek gadis itu yang menjadi teman baik pangcu (ketua) mereka, maka mereka cuma mau merampas pedang Siok Lan yang telah menghina Ang-kin Kai-pang dengan merobohkan serta mengusir pengemis tokoh tingkat lima yang bertemu Siok Lan di jalan.

Siapa duga, di restoran ini, di bawah mata banyak sekali orang, mereka berdua telah di tendang sampai mencelat oleh seorang gadis remaja! Tentu saja hal ini amat memalukan serta merendahkan nama mereka. Juga mereka menjadi penasaran sekali dan mau berhadapan dengan orang yang telah membantu gadis itu, maka kini mereka sudah mencabut pedang dari tongkat masing-masing sambil berseru.

"Berani kau menghina Ang-kin Kai-pang?"

Yu Lee telah berlari keluar dan berkata.

"Wah-wah...... kalian telah membikin nona majikanku marah! Masih baik kalau hanya ditendang kalau dia tak sabar, jangan jangan kalian telah dibunuhnya!" Sambil berkata demikian, ia mengangkat kedua tangan diluruskan ke depan serta digoyang-goyangkannya.

Ang Ci dan Ang Sun yang baru saja mencabut pedang, merasa betapa ada hawa yang panas serta kuat menyambar mereka. Tubuh mereka terdorong dan alangkah kaget hati mereka ketika melihat tiga buah ronce yang menghias gagang pedang mereka telah putus semua! Sejenak mereka melihat ke arah "pelayan" nona itu, tahulah mereka bahwa inilah dia seorang lihai yang telah membantu Siok Lan.

Melihat sikap Yu Lee, kedua orang pengemis tua ini maklum bahwa Yu Lee adalah seorang pendekar sakti yang sedang meyembunyikan diri, pura-pura menjadi pelayan. Mereka mengenal watak aneh dari orang-orang pandai dan menghormati penyembunyian diri serta rahasia ini. Sebab dari totokan-totokan tak tampak tadi yang kini dapat mereka duga adalah tulang-tulang ikan yang menyambar, serta dari pukulan jarak jauh yang menerbangkan ronce-ronce merah di pedang mereka.

Pendekar CengengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang