04. Setunggal Turunan Dewa Pedang

3.9K 61 3
                                    

Wanita yang mengerikan ini memang benar Hek-siauw Kui-bo. Duapuluh tahun yang lalu sebagai seorang kang-ouw yang berilmu tinggi, cantik dan berwatak cabul, dia berhasil memikat hati seorang pangeran kerajaan Goan-tiauw yang menjadi tergila-gila kepadanya dan terjalin hubungan gelap di antara mereka berdua. 

Dalam memikat hati pangeran ini, dia mempunyai cita-cita, yaitu hendak membantu kekasihnya mencapai kekuasaan sebesar-besarnya kelak kalau kekasihnya mencapai tingkat tertinggi, ia sendiri akan terangkat dalam kedudukan mulia dan tinggi! Dia mencita-citakan agar supaya pangeran kekasihnya itu kelak menjadi kaisar dan dia sendiri menjadi seorang permaisuri.

Akan tetapi semua mimpi muluk ini menjadi buyar dan hancur ketika pada suatu malam sang pangeran penindas rakyat jelata ini tahu tahu telah tewas dengan leher putus di dalam kamarnya.

Seperti biasa terjadi di waktu itu pembunuhnya adalah Si Dewa Pedang Yu Tiang Sin yang pada waktu itu masih sangat aktif dan bersemangat dalam membasmi pembesar-pembesar Mongol yang berbuat sewenang-wenang terhadap rakyat.

Hek-siauw Kui-bo menjadi marah sekali. Berkali-kali ia berusaha membalas dendam dan melawan si Dewa Pedang, namun selalu mengalami kegagalan.

Pedang di tangan Yu-kiam-sian benar-benar hebat dan tak terlawan oleh suling hitamnya. Belasan kali ia kalah dan ia tidak sampai tewas oleh karena selalu Si Dewa Pedang melepaskannya dan menganggapnya hanya seorang perempuan cabul yang merasa kecewa karena kekasihnya terbunuh.

Sama sekali Yu Tiang Sin tak pernah bermimpi bahwa bukan hanya itu saja yang menjadi sebab, melainkan lebih dalam lagi. Ia telah menghancurkan cita-cita muluk si iblis betina!

Hek-siauw Kui-bo lebih memperdalam ilmunya dan di dunia persilatan namanya terkenal sebagat iblis betina yang kejam sekali dan amat ganas.

Namun sudah bertahun-tahun iblis betina ini tidak menantang Yu-kiam-sian. Ia menjadi lebih hati-hati dan menggembleng diri untuk pembalasan-pembalasan dendam. Dan akhirnya ia mendengar kematian musuh besarnya. Dapat dibayangkan betapa kecewa hatinya mendengar hal itu. Ia segera mengunjungi dusun Ki-bun dan mengambil keputusan untuk membasmi semua keluarga musuh besarnya untuk melampiaskan dendam hatinya.

Ketika iblis wanita ini mendengar kata-kata dua orang tamu musuh besarnya dan mendengar Siauw-bin-mo Hap Tojin menyebut namanya, dia memandang lebih tajam dan penuh perhatian.

Tadi ketika ia datang, ia sudah menyaksikan betapa suami isteri yang agaknya juga hendak membalas dendam dikalahkan oleh dua orang pendeta ini. Untuk mamenuhi keputusan hatinya, karena suami-isteri itu jaga pada saat ia datang telah menjadi tamu pula, maka untuk menambah keangkerannya. dia menyambut mereka di luar, dan hanya dengan sekali menggerakkan sulingnya saja ia telah berhasil membunuh suami-isteri yang bernasib sial itu, kemudian melemparkan mayat-mayat itu ke pekarangan depan.

"Hemm, tosu bau! Tahu dari manakah kau telah mengenal nyonya besarmu?" bentak wanita itu.

"Ha-ha-ha-ha, nama buruk dan kotor itu siapakah yang tidak pernah mendengarnya? Hek-siauw Kui-bo! Boleh jadi dunia kang-ouw menggigil mendengar namamu, akan tetapi pinto, Siauw-bin-mo Hap Tojin selamanya paling benci kepada wanita kejam! Kau telah membunuh orang-orang yang tidak berdosa, hanya karena kau merasa penasaran dahulu berkali-kali dihajar setengah mampus oleh Yu Tiang Sin. Hayo sekarang kau coba bunuh kami berdua Tho-tee-kong Liong Losu dan Siauw-bin-mo Hap Tojin, dua orang sahabat baik Yu Tiang Sin!"

"Hu-hu-hu-hu! Kiranya kalian dua orang keledai yang sedikit terkenal namanya. Tidak usah kau minta, memang nyonya besarmu bermaksud akan membunuh kalian berdua!" Baru saja habis ucapan ini, sudah tampak gulungan sinar hitam menyambar ke depan, langsung menyerang ke arah ulu hati si hwesio dan tenggorokan si tosu.

Pendekar CengengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang