part 22

40.3K 1.8K 36
                                    

Author pov.

Hari demi hari berlalu hingga tak terasa selama 6 bulan terakhir varo masih tetap sama. Tak mau berdekatan dengan thea. Ia masih kecewa dengan thea walaupun kejadian itu sudah berlalu sangat lama.

Thea tak berdandan seperti nerd lagi. Ia sudah kembali jadi dirinya sendiri.

Mereka sekarang berada dikelas tingkat akhir dan 3 bulan lagi akan melaksanakan UN. Sedangkan lio, dion dan andrew mereka telah lulus. Mereka juga satu universitas.

Selama ini thea berusaha mendekati varo tapi selalu saja usahanya sia-sia. Varo tetap mengindar jika bertemu dengan dirinya.

Seperti saat ini ketika thea ingin bergabung makan dengan yang lain.

"Hmm boleh gue gabung disini?" tanya thea.

"Boleh lah gabung aja lagi pula lo udah lama gak gabung sama kita" ucap raka.

Tak lama dari itu tiba-tiba varo berdiri membuat semua menatapnya bingung.

"Lo mau kemana? " tanya angga.

"Ke kelas" jawabnya singkat.

"Udah lo sini aja var mumpung lengkap nih anaknya" ucap dion.

Sebenarnya mereka semua juga berusaha bikin keadaan balik lagi perti dulu. Tapi semua itu terasa sulit karena sifat varo yang keras kepala itulah yang membuatnya sulit.

Sedangkan thea hanya menunduk. Ia tau varo bukan ke kelas tapi ingin menghindarinya. ia sangat tau itu.

"Mm-mm lo duduk aja. Lagi pula gue ada urusan. Kalo gitu gue pergi dulu" thea tersenyum tipis lalu pergi keluar kantin.

Sebenarnya ia tak ada urusan hanya saja dia gak mau mengganggu momen mereka. Lagi pula 3 bulan lagi mereka berpisah.

Sekarang ia berada di lapangan. Ia ingin bermain basket. Hanya itu yang bisa ia lakukan selain menangis. Ya selama ini ia selalu menangis tanpa ada yang mengetahui, kecuali dave kedua abangnya serta andrew dan xavi.

Ia bermain basket selama yang ia mau. Ia tak peduli pada pelajaran hari ini. Yang ingin ia lakukan hanyalah menyendiri.

Setelah merasa puas ia duduk ditepi lapangan. Ia melamun. Hingga tepukan di bahu menyadarkan nya. Ia menoleh. Ternyata xavi.

"Lo gapapa? " tanya xavi setelah duduk di sebelah thea.

"Gue gak papa kok" ucap thea sambil tersenyum tipis.

Sedangkan didalam kelas varo tak fokus pada pelajaran yang diterangkan. Ia memikirkan kemana perginya thea. Ia tak bisa menolak bahwa sebenarnya ia sangat menghawatirkan thea.

Tapi ego yang menguasai ia saat ini. Jadi ia hanya menatap kosong papan tulis.

*******

"Lebih baik lo pulang. Nanti biar gue yang izinin. Lo tunggu sini biar gue ambil barang-barang lo"
Ucap xavi yang hanya di jawab anggukan oleh thea.

Thea sangat beruntung mempunyai sahabat seperti xavi yang selalu perhatian terhadapnya. Ia sudah menganggapnya seperti saudara sendiri.

Tak lama dari itu xavi datang tapi ia tak sendiri karena dibelakangnya ada rio.

"Nih.lebih baik lo istirahat aja dirumah" ucap xavi sambil menyerahkan tas milik thea.

"Abang tau kalo kamu sebenarnya suka sama varo. Bukannya abang larang kamu cuma abang mau ngomong kalo kamu udah gak kuat lebih baik kamu berhenti aja. Abang gak bisa liat kamu kayak gini abang juga yakin dave akan marah besar kalo liat kamu kayak gini " ucao rio panjang lebar.

Fake Nerd [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang