Sudah beberapa bulan yang lalu thea resmi menjadi tunangan varo dan tak terasa jika minggu depan ia akan lulus pasca sarjana yabg berarti ia akan kembali ke Indonesia dan meninggalkan para sahabatnya itu.
"Jadi gimana tesis lo? " tanya alex.
"Udah lama selesai besok gue kumpulin" ucap thea.
"Gak kerasa udah mau lulus aja" ucap alexa.
"Ya, berarti bentar lagi gue bakal balik dan ninggalin lo semua" ucap thea.
"Jangan di cafe gue bosen. Mending yang lain aja" usul brian.
"Gapapa kan masih bisa teleponan" hibur brian. Thea tersenyum.
Ia benar-benar tak rela meninggalkan Negara itu tapi mau gimana lagi ia harus pulang ke negara asalnya.
"Boleh pinjem thea nya bentar? " ucap seseorang. Semua menengok kearah orang tersebut.
"Yaelah ternyata lo om gue kira siapa" ucap alexa.
Thea kaget melihat keberadaan tristan setelah sekian lama hilang.
"Yaudah bawa aja tapi jangan diapa-apain" ucap brian.
"Oke" ucap tristan lalu menarik tangan thea dan mengajaknya masuk mobil.
"Mau ngapain? Terus ini kita mau kemana? " tanya thea.
"Mau kerumah mama. Mama nyuruh gue buat pulang tapi lo harus ikut" ucapnya datar.
"Oh" jawab thea tak kalah datar.
Selama perjalanan terjadi keheningan hingga mereka tiba dirumah tristan
"Lo udah tunangan ya? " tanya tristan lirih thea menoleh ke arah tristan.
"Ya seperti yang lo tau. Tapi maaf karena gue nggak bisa nerima lo" ucap thea sedikit merasa bersalah.
Tristan tersenyum tipis ternyata semua itu benar. Dulu ia sempat tak percaya dan ingin menanyakan langsung kepada thea tapi ia tak bisa karna waktu itu ia sedang menghindar dari thea.
"Gapapa mungkin itu yang terbaik buat lo. Tapi jangan pernah anggep gue gak ada ya. Simpan nama gue dihati lo walaupun bukan sebagai orang yang sepesial buat lo" ucap tristan lirih. Ia tak bisa benar-benar melupakan thea.
Thea memegang tangan tristan.
"Lo tau dari dulu lo udah dapet posisi di dalam hati gue. Walaupun dulu lo nyebelin tapi lo tuh berharga buat gue. Lo tuh udah kayak abang gue sendiri" ucap thea.
"Boleh gue meluk lo untuk yang terakhir kali? " tanya tristan. Thea mengerutkan kening.
"Emang lo mau kemana? Jangan pergi gue mohon. Gue tau gue jahat karna secara gak langsung gue bikin lo sakit kalo gue terus nyuruh lo tetap disisi gue tapi apa boleh buat gue gak bisa jauh dari lo. Lo udah ada di dalam bagian hidup gue dan gue gak siap kalo orang yang gue sayang ninggalin gue karna ulah gue sendiri " ucap thea yang mulai mengeluarkan air matanya.
Tristan menghapus air mata yang keluar dari mata indah milik thea.
"Gue gak pergi. Lo tenang aja. Gue cuman mau ke milan selama seminggu karna urusan pekerjaan dan jangan pernah anggep diri lo jahat gue gak suka itu. Lagi pula lo yang bakal ninggalin gue" ucap tristan menarik thea kedalam pelukannya thea membalas pelukan tristan dengan sangat erat.
"Udah ya sekarang kita masuk sebelum mama marah-marah karena kita datangnya lama" ucap tristan.
Mereka memasuki rumah tristan. Thea menganggap rumah itu rumah ketiganya
************
"Hai var" ucap thea ketika mengangkat telepon dari varo.
"Lagi ngapain? " tanya varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Nerd [REVISI]
Teen FictionGue hanya manusia biasa yang mempunyai rasa sakit dan lelah, yang mempunyai banyak kesalahan selama hidup. Aku bukan bidadari yang mempunyai kesabaran yang hebat. Gue Althea Nathania Anderson anak terakhir dari 4 bersaudara. Guememiliki kepribadian...