part 23

36K 1.9K 93
                                    

Author pov 

"Pagi" ucap thea kepada kedua abangnya.

"Pagi juga" jawab mereka.

Thea mengambil roti isi selai kacang yang telah disiapkan abangnya.

"Thea berangkat dulu" ucap thea setelah mencium pipi kedua abangnya.

Sekitar 20 menit barulah ia tiba di sekolah. Ia memang tak berangkat bersama abangnya karena kalau ia menunggu abangnya akan datang mepet dengan bel sekolah.

Ia sudah tak di bully lagi karena dandanannya yang sudah modis kembali. Sesampainya di dalam kelas ia langsung menuju ke tempatnya.

"Pagi" ucap thea diiringi dengan senyuman. Disitu terdapat angga, varo, xavi dan lena.

"Pagi juga thea" ucap mereka kecuali varo. Thea pun hanya tersenyum tipis melihat itu.

"Thea lo kemarin kemana kok setelah istirahat lo gak balik? " tanya angga.

"Oh gue ada urusan ngga" ucap thea.

"Oh gue kira lo sakit" sahut lena.

"Ya masa gue sakit mulu sih. Emang lo suka loat gue sakit? " ucap thea.

"Ya kalo gue sih suka suka aja lah" sahut varo tiba-tiba. Thea hanya mampu tersenyum kecut.

"Lo tuh apaan sih kok ngomong kayak gitu? " ucap putri sebal.

"Yelah gue bicara jujur kali" ucap varo sambil melirik sinis kearah thea.

Thea hanya mampu menunduk menyembunyikan air matanya yang sudah berada di pelupuk matanya.

"Maafin dia ya" ucap Putri.

Sebelum menjawab thea menarik nafas dalam-dalam seraya menghapus airmatanya cepat-cepat agar tidak ada yang mengetahui bahwa ia sedang menangis.

"Udah gapapa kok" ucap thea.

*************

"Thea ayo kita kelapangan ngeliat anak-anak lagi latihan" ajak lena.

"Ah iya ayo tapi sebelumnya gue mau beli minum dulu buat abang gue sama xavi'' ucap thea.

"Yaudah kalo gitu. Nanti lo kesana langsung ya" ucap lena yang dijawab anggukan oleh thea.

Setelah membeli minuman ia langsung menuju ke lapangan. Ia berjalan kearah lena dan dita.

"Hai" sapa thea.

"Oh udah beli minumnya? " tanya lena

"Udah kok" jawab thea.

"Oh lo beli minum buat xavi sama abang lo? " tanya dita.

"Iya, lo juga kayaknya beli. Buat siapa? " tanya thea.

"Oh ini buat varo"jawabnya sambil tersenyum.

"Oh lo suka sama varo? " Tanya thea.

"Gue belum cerita ya? Iya gue suka sama dia" ucapnya sambil senyum-senyum.

"Benarkah? Sejak kapan lo suka sama dia?  Lo udah bilang sama yang lain? " tanya thea.

"Gue gak tau sejak kapan gue mulai suka sama dia dan gue belum cerita sama yang lain mungkin nanti di grup" jawab putri.

"Oh. Lebih baik lo segera cerita sebelum nenek lampir-jessie- marah karna lo gak cerita ke dia" ucap thea.

Setelah nunggu beberapa menit latihan mereka telah usai. Xavi dan rio datang menghampiri thea diikuti yang lainnya.

"Nih minumnya" ucap thea sambil memberikan minum ke xavi dan rio. Begitu juga dengan putri-dita- yang memberikan minum kepada varo.

"Eh lo semua diundang abang gue buat pesta barbeque dirumah" ucap rio.

"Acara apaan? " tanya anggi.

"Ultah abang gue. Acaranya jam 7 malem. Lo semua harus dateng kan lo semua udah jarang kumpul sama abang gue jadi lo semua wajib dateng'' jelas rio.

"Sorry gue gak bisa dateng" ucap varo. Mereka semua menoleh ke arah varo dengan tatapan bingung.

"Gue gak bisa kalo dia..... " thea memotong ucapan varo karena ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh varo.

Lebih baik ia memotong pembicaraannya dari pada ia harus sakit hati mendengar kata-katanya.

"Lo dateng aja gue gak dirumah kok. Kalo lo gak percaya mungkin lo bisa tanya bang drew ataupun yang lainnya yang sudah ada dirumah gue" ucap thea sambil fake smile.

"Oke kalo gitu gue usahain" ucapnya sambil melirik sinis thea. Sedangkan yang lain hanya mampu menghela nafas kasar melihat sifa varo yang egois dan keras kepala.

Mereka semua tak tau kalo thea sedang berbicara dengan dave untuk menggantikan posisinya karena thea udah gak sanggup lagi menahan rasa sakit yang ada dalam hatinya.

'Dave sekarang waktunya' batin thea

Thea mejamkan mata sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.

Hingga suara xavi terdengar di telinga thea.

"Thea lo gapapa kan? " tanya xavi dengan nada khawatir. Tapi ia masih belum membuka mata.

"Thea kamu jangan bikin abang khawatir dong" ucap Rio.

Setelah itu thea membuka matanya dengan sorot mata yang berbeda.

"Ah syukurlah lo gapapa? " tanya angga. Thea hanya menatapnya datar.

"Gue gapapa" jawab thea singkat

Tak ada yang tahu perubahan sorot mata yang dimiliki thea. Mereka menganggap itu biasa padahal jika mereka mengamati sejeli mungkin meraka akan tahu kalo itu bukan thea yang biasanya.

Rio yang mendengar nada datar yang keluar dari mulut adiknya langsung mengamati thea dengan seksama hingga ia menyadari bahwa dia bukan thea melainkan ....

"Dave" lirih rio yang terdengar oleh thea. Ia memandang Rio sambil tersenyum miring.

Sekarang rio tak bisa berbuat apapun karena adiknya telah merubah sifatnya dengan sifat dave. Ia hanya bisa menunggu sampai sifat asli thea kembali. Entah berapa lama ia akan menunggu sifat itu kembali lagi. Ia cuman biasa berharap kalo sifat thea akan kembali secepatnya dan dave tak akan melukai teman-temannya.

"Ah yo gue pergi dulu. Dan buat lo jangan lupa dateng kerumah gue. Lo gak perlu ngehindar karena gue gak bakal di sekitar lo lagi" ucap thea datar lalu pergi keluar lapangan.

Sedangkan temannya menatap bingung thea. Karena baru saja thea menggunakan kata lo gue dengan abangnya ditambah ia memanggil rio tanpa embel-embel bang selerti biasanya.

"Itu tadi beneran thea? Kok dia manggil lo kayak gitu?" tanya angga bingung.

Rio hanya tersenyum kecil dan berkata " Mulai sekarang kalian harus terbiasa dengan ucapan thea yang sekarang''

"Maksud lo?" tanya bayu bingung.

"Lo liat aja dan gue saranin kalian buat gak ganggu dia kalo lo semua pingin sehat" ucap rio lalu pergi menyusul adiknya.

Yang lain hanya diam sambil apa maksud ucapan rio tadi.



















*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-

Gaje ya?  Entahlah otsknya lagi buntu nih
Ada yang penasaran sama dave? Hhhh nanti kalian bakal tau kok
Pendek ya? 
Tinggal kan jejak ya
Awas typo bertebaran

See you next chapter

Fake Nerd [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang