[51] Pengakuan Luna

3.6K 184 28
                                    

Pagi-pagi aku sudah membuat sarapan untuk Reno. Dia lagi mandi siap-siap kekantor. Aku sedang menuangkan susu kedalam gelas, dia datang lalu mencium keningku.

"Morning bae"

"Morning mas" seperti biasa aku memakaikan dia dasi. Lalu mengikat tali sepatunya, untung cuma ngikat tali sepatu yang gakbisa, coba gak bisa ngikat aku juga, akan aku kutuk si Reno sableng jadi garem.....

"Finish" dia duduk lalu meminum susunya, kok dia lari ke westapel lagi seperti semalam, aku menyusulnya untuk memijit tengkuhuknya.

"Masih mual mas" dia mengangguk

"Gak usah kekantor ya" dia menggeleng

"Aku ada meeting penting bae" dia merangkulku menuju meja makan.

"Nanti pulang kantor kita kerumah sakit ya"

"Gak usah bae"

"Mas jangan bikin aku khawatir dong"

"Mas gapapa istriku"

"Bilang ya kalo nanti dikantor masih mual"

"Iya sayang."

"Yaudah yuk berangkat" ajak Reno

"Kamu gak sarapan dulu" tanya aku

"Gak bae, kenyang"

"Ohya kamu beneran mau ke butik" tanyanya meyakinkan aku

"Iya mas, aku gak enak sama Luna"

AlunaMawar Butik

"Pagi mbak Mawar" sapa resepsionist butikku, ketika aku membuka pintu butikku. Sudah seminggu lebih aku tak datang ke butikku. Semua karyawanku sudah mulai bekerja seperti biasanya karena sudah jam kerja.

"Pagi Ega"

"Udah sehat mbak?" aku mengangguk, mungkin berita aku sakit sudah tersebar kepada karyawanku

"Alhamdulillah ga. Yaudah aku keruangan dulu ya"

"Iya mbak"

Aku membuka ruanganku, jujur aku kaget ketika membuka pintu dan disuguhkan pemandangan yang sangat luar biasaaa

"Masih pagi, gak ada sarapan lain" mereka melepas ciumannya, aku langsung masuk ruanganku tanpa melihat kearah mereka lagi. Luna menyusulku masuk ruanganku. Dia memelukku erat

"Lo udah sehat wang?" tanya Luna ketika melepas pelukannya

"Udah Luna"

"Gua kangen lo"  aku menyentil jidatnya

"Nakal lo sekarang"

"Raffa yang mulai wang" elak Luna

"Kerjaan gua mana?" tanyaku malas pada Luna

"Ada diruangan gua, gua ambil dulu" Luna keluar ruanganku

"Aku berangkat ya sayang" itu suara Raffa, aku berdiri mengintip dari balik tirai yang ada dijendela ruanganku, mereka ciuman lagi astaga

"Kamu hati-hati" terakhir Raffa mencium kening Luna seperti Reno mencium keningku, jadi kangen si kunyuk, Raffa keluar dari ruangan dan Luna masuk kedalam ruangannya. Aku kembali duduk kekursiku.

Tiba-tiba pintu terbuka

"Nih yang harus lo kerjain, gua gak ngerti itung-itungan" ucap Luna menyerahkan beberapa file tentang keuangan butik

"Lo kan ngertinya ciuman doang" sindirku sambil mengambil file tersebut

"Bibir Raffa tuh bikin kecanduan wang"

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang