[17] Hari Penentuan

3.7K 203 9
                                    

Hampir setengah tahun aku kembali dan yang pasti aku hidup bersamanya lagi, jangan lupa ada seorang anak yang dititipkan pada Reno.

Reno diberikan sebuah amanah untuk menjaga dan menyayanginya sepenuh hatimu pada anak itu walaupun bukan darah dagingnya tapi sebuah amanah akan tetap amanah.

Aku dan Reno bersama anak itu yang kamu beri nama Arjuna nama impianku untuk anakku kelak, kita merawatnya bagaikan orang tua yang menrawat anaknya. Kalo diinget-inget aku dan Reno belom nikah tapi hidup dalam satu atap, entah kenapa aku merasa tidak keberatan hidup bersamanya tanpa adanya ikatan pernikahan.

Saat ini aku dan Juna sedang diapartemnt bersantai menunggu Reno pulang dari kantor, aku dan Juna bagaikan ibu dan anak yang menunggu ayahnya pulang. Tiba-tiba bel apartemnt bunyi dan aku bangkit dari sofa tempat aku dan Juna duduk menonton tv, aku berjalan dan melihat siapa yang datang melalui intercom, aku buka pintunya dan ku lihat wajah mereka pucat pasi bagaikan dikejar hantu

"Ada apa raff el ro?"

"Reno belom pulang dari kantor?" lanjutku, bukannya menjawab ketiga laki-laki itu geleng kepala dengan nafas ngosngosan.

"Ikut kita" setelah sekian lama mereka bernafas akhirnya Elang ngomong. Aku menatap mereka bingung

"Kemana?"

"Reno kecelakaan" seketika tubuhku lemas aku bersandar pada tiang pintu dibantu Alvaro, akhirnya air mataku jatuh.

"Reno"

Alvaro masuk kedalam lalu membawa Juna, Raffa menutup apartemnt, lalu kami pergi meninggalkan Apartemnt menuju rumah sakit tempat Reno dirawat.

Tak butuh waktu lama kami udah sampai dirumah sakit, aku berjalan  dibantu Raffa. Aku sampai didepan sebuah ruangan yang ku lihat semuanya udah kumpul mereka semua menangis tapi dimana om tante. Luna yang pertama liat aku langsung meluk aku.

"Sabar wang"

"Mawar"

"Mbak" aku pun ikut menangis, sedangkan Juna ada digendongan Elang.

Tak lama ruangan itu terbuka dan keluar sebuah tempat tidur berisikan seseorang.

"Maaf kita udah berusaha semaksimal mungkin tapi Reno gabisa tertolong, Reno udah tenang" aku lari kearah mayat yang disebut Reno, aku buka selimut putih yang menutup tubuh itu ternyata itu laki-laki yang sangat ku cintai wajahnya lebam dengan mata tertutup terlihat tenang. Aku memeluk tubuhnya erat

"Reno jangan tinggalin aku"

"Kita baru saja kembali, apa kamu mau bales dendam sama aku karena dulu aku ninggalin kamu. "

"Reno bangun"

Tempat tidur Reno didorong menuju kamar jenazah ku ikuti hingga masuk kedalam ruangan itu aku menangis sesegukan, suster meninggalkan ku dan Reno.

"Reno bangun"

"Jangan tinggalin aku"

"Aku belom jawab lamaran kamu"

"Apa kamu marah sama aku karena aku gak ngasih jawaban untuk kamu"

"Aku butuh kamu dihidup aku"

"Reno bangun"

"Reno aku sangat mencintai kamu"

"Plis bangun"

tiba-tiba sebuah tangan jatuh lalu ku tatap tangan itu dan ada sebuah note dengan tulisan

mau nikah sm aku gak? mau dong? harus mau lah!! ydh yuk nikah!!. yuk otw kua!!!

Aku bingung membaca note itu, ku buka kain putih yang menutup tubuh Reno, saat ku buka aku lihat mata Reno terbuka dengan senyum yang menampakkan gigi gingsulnya dan lesung pipit disebelah kiri. Dia cengengesan dengan wajah tanpa dosanya, aku berdiri aku hapus air mataku dengan kasar, ku tatap tajam dia lalu dia duduk dan menatapku lalu dia meraih tanganku dan dikecupnya.

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang