[21] Flashback (2/2)

3K 191 10
                                    

setiap hari aku dirumah sakit terkadang aku pulang hanya untuk mandi dan makan tapi makanpun aku kadang tak nafsu ketika aku teringat Mawar-ku koma.

Sudah sebulan Mawar koma tak ada tanda-tanda kehidupan ditubuh Mawar, dokter menyarankan untuk merelakan Mawar karena tak ada kemungkinan untuk Mawar hidup kembali tapi aku bantah semua perkataan dari dokter sialan itu.

Setiap hari aku membuat video didalam kameraku bersama Mawar walaupun hanya aku yang berbicara tanpa dibalas oleh Mawar. aku kangen bawelnya, cerewetnya, ngedumelnya, tawanya, senyumnya, semua tentangnya aku kangen.

"Hai sayang, udah sebulan lo tidur lo gak pegel tidur mulu, gua kan nyuruh lo buat nyusul gua ke Belanda tapi kenapa jadi gua yang nyusul lo ke sini.  Gapapa deh gua yang nyusul lo tapi disambut sama senyum lo, tapi kenapa sama kondisi lo kaya gini."

"kalo gua boleh mutar waktu gua gak akan nyuruh lo nyusul gua. Lo gak mau ngomelin gua lagi?Lo gamau jambak rambut gua lagi? Nyentil jidat gua? Cubit pinggang gua? Maen ps sama gua lagi? Berantem sama gua? Keliling jalanan naik motor lo? Gua kangen lo masa wang. Lo kangen cowok ganteng ini gak? Bangun dong."

"Dokter masa nyuruh kita buat ngerelain lo pergi untuk selama-lamanya, kalo gak dihalangin ibu gua sama mamah lo udah gua robek tuh mulut dokter sekate-kate ngomong."

"Gua yakin lo bakalan bangun kan? Sampe kapanpun gua akan nunggu lo bangun wang. Bangun dong yang nunggu lo bukan cuma gua tapi yang lain juga"

"Ohya urusan kuliah lo udah diurus Luna, Alyn, Alyssa. Bulan depan lo udah mulai ospek, lo gamau ospek wang? Seru tau ospek, makanya bangun dong."

"Mamah lo sama bang Ardy nunggu lo bangun wang, lo gak kasian sama mereka. Mereka lagi pulang dulu gua suruh istirahat kasian kalo disini terus."

"Bangun sayang, gua sayang lo Mawar."

detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, sudah dua bulan Mawar tak sadarkan diri.

"aku nunggu kamu sadar dari koma kamu, sesekali kamu meresponku walaupun hanya dengan air mata yang kamu jatuhkan dari mata yang tertutup."

"Aku yakin kamu tau kalo aku ada disamping kamu menunggu kamu membuka mata cantik kamu."

"Dengan kondisi kamu kaya gini, aku leluasa mencium kening, pipi bahkan bibir kamu kalo hanya aku yang menjaga kamu sendiri."

"Aku yakin kalo kamu tau, aku bakalan di marah-marahin, disumpah serapahin sama kamu, semua binatang pasti keluar dari bibir merah kamu, jambak rambut aku, nyentil jidat aku, cubit pinggang aku, klo aku inget dulu kamu nyiksa aku, aku senyum-senyum kaya orang gila tau hahaha" cerita aku pada Mawar dengan kondisi Mawar koma, aku benar-benar tak kuat. Andai saja aku bisa menangis didepan orang lain selain ibu, ayah dan Mawar sudahku jatuhkan air mataku.

"Ren mending lo pulang dulu deh lo istirahat, biar kita yang jagain Mawar dulu. Kalo badan lo udah enak lo boleh kesini lagi." ucap Luna menyuruh aku pulang, meninggalkan Mawar-ku. Ya seharian ini kita semua kumpul diruang Mawar.

"Gua gamau ninggalin Mawar lun, kalo kalian mau disini yaudah tapi jangan ngusir gua." jawabku tanpa melihat kearah mereka

"Yaudah lo makan aja nih tadi kita beli makanan buat lo" ucap Alyn, aku geleng kepala

"Gua gak laper"

"Susah banget sih disuruh makan doang, sini gua suapin" geram Alyn sambil jalan kearahku yang duduk disebelah kanan ranjang Mawar.

"Gua gak laper Alyn"

"Sesuap deh biar perut lo keisi" aku pun ngangguk, Alyn nyuapin aku makan sesekali dia ngoceh gak penting menurut aku.

"Lo jangan nyiksa diri lo kaya gini"

"Tugas sekolah lo juga belom dikerjain kan? Kalo bukan Raffa sama Alyssa yang kerjain dan kirim ke dosen lo mungkin nilai lo bakalan jelek"

"Bodo amat"

"Reno lo jangan kaya gini dong"

"Mawar belom makan lyn, pasti Mawar laper"

"Yaudah lo dulu yang makan nanti Mawar gampang"

"Lyn"

"Hmm"

"Gua kangen Mawar" aku langsung meluk Alyn, Alyn mengusap punggungku mencoba menenangkanku. Walaupun aku dan Alyn sering berantem tapi aku dekat banget sama Alyn kalo dibanding Alyssa.

"Udah deh gausah lenjeh, malu lo kalo Mawar bangun bisa dikatain abis-abisan lo" aku melepas pelukannya, Alyn mengusap pipiku

"Udah dua bulan Mawar koma lyn, apa dia gamau buka matanya, gua belom nembak dia lyn, gua mau dia jadi istri gua nanti, gua sayang dia lyn" ucapku sambil memandang wajah tenang Mawar

"Emangnya lo siap punya istri galak kaya Mawar? Lo siap disiksa sama Mawar?" aku ngangguk

"Ibu juga galak sama ayah. Gua dulu bilang sama ibu, kalo gua mau punya pacar kaya ibu sekarang gua udah nemuin yang gua mau tapi kenapa dia kaya gini"

"Kita kan udah berusaha semaksimal mungkin ini takdir yang Tuhan kasih ke kita, kita terus berdoa aja buat kesehatan Mawar. Lo percayakan Mawar bangun?" aku ngangguk patuh, Alyn senyum dan menepuk pundakku.

"Yakinin apa yang menurut lo yakin. Lo adik gua ren, gua gamau lo kaya gini terus, gua mau lo semangat terus biar nanti kalo Mawar bangun lo gak keliatan mengenaskan banget."

"Thanks lyn"

"Sama-sama adikku" mereka semua senyum ketika melihat kedekatanku dengan Alyn.

Saat ini kita semua sedang berkumpul menunggu Mawar, berbagai aktifitas kita lakukan. Ibu, ayah, mamah Mawar dan bang Ardy, mengobrol diujung ruangan, sahabat-sahabatku yang lain mengobrol didepan tv, bukannya aku gamau gabung tapi aku keliatan paling mengenaskan diantara orang berpacaran.

Bahkan Yaya dan Naura punya pacar, pacar bang Ardy pun ikut kumpul bersama ibu ayah. Aku hanya duduk disamping kasur Mawar aku hanya melihat lekuk wajah cantiknya, warna kulit yang sama denganku, ku usap wajahnya, tanganku hanya untuk menggenggam tangannya.

Aku diam melihat wajahnya hingga aku dikagetkan dengan suara memanggil namaku dari bibir mungil Mawar-ku. Aku berdiri melihat wajahnya. Dia terus memanggil namaku

"RENO"

"Mawar"

"Mawar" ucapku berkali-kali mencoba membangunkannya

"Panggil dokter cepet"

"Mawar ini mamah"

Raffa memanggil dokter sedangkan mereka sudah berkumpul dikedua sisi ranjang Mawar. Tak lama dokter datang bersama Raffa, aku menyingkir mempersilahkan dokter untuk memeriksa Mawar.

"Dia sudah kembali, ini sebuah keajaiban dari Tuhan" aku menatap dokter tak percaya aku tersenyum.

Mawar tetap tak membuka matanya, hingga dokter memeriksa Mawar berkata jika Mawar baik-baik saja, dokter pergi meninggalkan kami.

Mawar membuka matanya lalu dia mengucapakan kata-kata yang kurang masuk akal.

Dia bilang aku meninggal, aku punya anak, namanya Juna, dia bilang dia udah menyusulku ke Belanda.

"Jadi yang koma gua bukan lo?"

------------M I M P I !-------------

gimana gimana? Masih pada bingung atau penasaran?

Semoga pada paham ya sama ceritanya 😉

Semoga ceritanya gak mengecewakan buat kalian wkwk

Vote dan coment yang banyak biar cepet-cepet next-nya wkwk

Ohya makasih buat yang udah baca, semuanya udah mencapai 11K++ walaupun gak meninggalkan jejak tapi gua tetep terimakasih 🙅

Makasih juga yang udah follow 😊

Lofyu

[16 Nov 2016]

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang