[40] Suamiku Marah

3.9K 153 18
                                    

~RENO~

Pagi-pagi ada aja yang bikin ribut, membuat tidurku terganggu. mataku masih tertutup rapat, tanganku terasa berada didataran, aku meraba sebelahku ternyata kosong, mataku langsung terbuka sempurna.

Aku lari keluar kamar, saat aku mendengar suara ribut dari arah dapur, aku syok, kaget, panik, bingung, semuanya campur aduk melihat isi dapur seperti habis terkena gempa 6,5 s.r, kompor dalam keadaan menyala, alat-alat masak dimana-dimana sudah tidak berada ditempatnya, bahan-bahan masak berhamburan diatas meja dan lantai, dan yang paling membuatku marah adalah wanita-ku, istri-ku, mine-ku sedang duduk menunduk sambil ngerapikan bahan-bahan masakan. Aku mematikan kompor, langsung aku gendong istriku kedalam kamar. Dia nangis didalam gendonganku.

Setelah didalam kamar, aku meletakkan Mawar diatas kasur, aku berbalik berniat meninggalkan dia tapi tanganku ditahan. Aku tak menatapnya sama sekali.

"Mas"

"Maaf"

Aku lepas tangannya dari pergelangan tanganku, aku langsung keluar kamar. Dia pasti tau kalo aku marah padanya. Aku mengambil P3K dikotak obat, aku kembali ke dalam kamar membawa kotak obat yang baru saja aku ambil.

Aku membuka pintu kamar, aku melihat dia sedang menangis nyembunyiin kepalanya diantara lututnya. Aku mendeket padanya, aku angkat kepalanya, dia langsung memelukku. Aku usap punggungnya, untuk memberi sedikit ketenangan. Aku melepas pelukannya, aku menarik tangannya yang terlihat memerah pasti ini karena terkena air panas yang tadi tumpah dilantai. Dia hanya melihat kearahku.

"Mas maaf" lirihnya dengan air mata yang masih terjatuh dipipinya

"Aku gak suka kamu ngelakuin segala sesuatu tanpa persetujuan aku. Aku gak suka di bantah, di protes, atau pun ditantang. Aku mau kamu nurut sama aku. Aku gak pernah maksa kamu untuk bisa masak, selagi aku masih bisa, biar aku aja, dulu ibu setahun nikah sama ayah baru bisa masak. Aku udah lahir pun ibu belom bisa masak. Aku juga kan udah janji sama kamu untuk ngajarin kamu masak kenapa masih ngeyel. Sekali lagi ngelanggar perintah aku, gak akan aku bebasin kamu dibawah aku."

"Paham istriku?" dia ngangguk

"Jangan ulangin lagi." dia ngangguk kembali

"Jangan marah" sekarang aku yang mengangguk untuk ucapannya

"Aku gak marah sama kamu, aku cuma gak mau tubuh kamu kenapa-kenapa, apalagi tadi kamu ketumpahan air panas, aku gak akan bisa maafin diri aku sendiri kalo kamu celaka"

"Aku sudah berjanji kepada mamah untuk menjaga, melindungi dan membahagiakan anak gadisnya, aku tak ingin mamah menyangka aku melanggar janjiku padanya"

"Lecet sedikit pun aku gak rela sayang, jangan bikin aku khawatir lagi" dia langsung memelukku erat dan tangisnya semakin tumpah karena kaosku terasa basah

"Kamu belom mandi kan?" dia mengangguk dalam pelukanku, aku melepas pelukannya dan menghapus air matanya

"Yaudah sekarang kamu mandi, aku mandi dikamar mandi luar aja, kalo kamu selesai duluan mandinya, aku ajarin masak hari ini tapi kalo duluan aku, gak aku ajarin sampe kapanpun" dia cemberut dengan bibir manyunnya, aku mengambil kesempatan untuk mengecup bibirnya

"Gak adil kan, kamu tau aku mandinya lama"

"Siapa suruh mandinya lama" aku langsung turun dari kasur

"Dadah kembang pasir"

"Reno lo curang"

------------M I M P I !-------------

~MAWAR~

Setelah kejadian tadi pagi aku bangun pagi-pagi buta untuk mencoba memasak sarapan untuk Reno tapi hasilnya malah ancur lebur, dapur ancur lebur sampe Reno dateng, aku liat muka dia merah pasti Reno marah padaku. Dia menggendongku smpe kamar, dia langsung pergi lagi setelah meletakkanku diatas kasur, tak lama dia dateng kembali ternyata dia ngambil kotak obat. Tanganku sedikit melepuh merah karena tadi ketumpahan air panas. Dia bicara tanpa melihat kearahku melainkan kearah tanganku.

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang