EXTRA PART

3.7K 196 20
                                        

"Assalamualaikum Juna pulang"

aku, Reno, ibu, ayah dan mamah memutar tubuh kita kearah suara dari arah pintu. Semuanya menganga kaget melihat penampilan Juna, seragam putihnya dengan logo Sekolah Dasar, seluruh kancing sudah terbuka semua, dasi merah seharusnya berada dileher tetapi sudah pindah melingkar diatas kepalanya. Sepatu yang seharusnya ada di kaki kini sudah melingkar dileher diikat dengan tali sepatunya. Kakinya penuh dengan lumpur berwarna coklat. Kakinya meninggalkan jejak dilantai membentuk kaki mungiilnya. Aku berdiri menghampiri anak nakalku.

"Astaghfirullah Arjuna, apa yang terjadi sama kamu?" ucapku dengan tangan tolak pinggang. Bukannya merasa takut tetapi nih anak malah cengar cengir memperlihatkan gigi putihnya. Kepalanya dimiringkan sedikit untuk menatap ayahnya yang duduk di sofa ruang tengah bersama kakek, nenek dan eyangnya.

"Apan sama kakek udah pulang ya bucan?" bukannya menjawab, tanganku berjalan kearah samping kiri kepala Arjuna, aku menjewer telinga anakku.

Reno mengajarkan Arjuna memanggil dirinya Apan-Ayah Tampan sedangkan untuk memanggilku Bucan-Ibu Cantik tapi menurut Arjuna Bucan adalah Ibu Macan.

Untuk panggilan ayah Yoga adalah Kakek, untuk Ibu adalah Nenek dan untuk mamah adalah Eyang, karena anak bang Ardy juga memanggil Eyang.

"Kenapa setiap pulang sekolah selalu seperti ini Arjuna Anggara?"

"Aduh bucan, telinga Juna bisa putus nanti Juna gak bisa denger bawelnya bucan lagi." aku melepas tanganku dari telinga Arjuna, tangannya berjalan keatas kepala Arjuna, melepas dasi dari kepala, lalu kearah lehernya melepas sepatu yang menggantung dilehernya, kemudian melepas tas merah yang menempel pada punggungnya terakhir melepas kemeja putihnya yang sudah kotor tersisa kaos putih polos. Aku mengumpulkan seluruhnya mulai dari dasi, sepatu, tas dan kemejanya, aku menarik tangan Arjuna menuju ruang tengah.

"Salim semuanya" Arjuna mengangguk patuh padaku. Arjuna berjalan kearah ayahnya, mencium tangan ayahnya kemudian mamah, eyang nya lalu neneknya terakhir kakeknya. Kakeknya membisikkan:

"Kamu baru penerus kakek" Arjuna tos bersama kakeknya,

"Kenapa kamu seperti kakekmu saat masih kecil Arjuna?" ucap ibu tiba-tiba, aku hanya diam melihat Arjuna

"Maksud ibu apa?" tanya Reno kepo

"Dulu, ayahmu juga seperti ini gayanya jika pulang sekolah mas Reno, ibu juga heran kenapa Arjuna mirip sekali dengan kakeknya"

"Sudah sana kamu dimandikan dulu oleh bucanmu"

"Siap kakek" aku menarik tangan Arjuna ke lantai atas kamarnya. Aku membuka seluruh pakaian yang ada ditubuh Arjuna.

"Cepat masuk Arjuna, bucan mandikan kamu" anaknya menggeleng

"Aku mandi sendiri aja bucan, aku malu" ucapnya sambil menutup bagian tubuhnya

"Kalo kamu mandi sendiri yang ada kamu tidur lagi dikamar mandi" kenapa bilang gini, dulu aku menyuruh Arjuna mandi sendiri karena akan keacara bisnis Reno, tetapi aku sudah menunggu sejam anaknya tak kunjung keluar akhirnya aku kekamarnya mencari anaknya, aku mencarinya bingung sampai aku mendengar suara shower dari kamar mandi, aku melihat Arjuna sedang tidur nyenyak diatas WC duduk.

"tidak lagi bucan"

"Cepat Arjuna jangan buat bucan semakin marah padamu"

"Baiklah" akhirnya dia mengalah untuk aku mandikan. Setelah selesai aku memandikannya, memakaikan dia handuk.

"Duduk, bucan ambilkan bajumu dulu"

"Juna aja yang ambil bajunya bucan" elaknya menahan aku

"Tidak. Nanti kamu hanya memilih kaos pendek tanpa lengan dan celana pendek" Arjuna sangat senang berpakaian baju tanpa lengan dan celana pendek.

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang