[20] Flashback (1/2)

2.8K 169 0
                                        

Bandara Soekarno Hatta, Indonesia

"Mah aku pergi dulu ya"

"Ya kamu hati-hati disana"

"Gua berangkat ya guys" pamit Mawar pada yang lainnya. Hari ini dia akan berangkat ke Belanda menyusul Reno hanya untuk liburan.

"Salam buat Reno"

"Iya, dadaaaah" Mawar masuk kedalam bandara menuju pesawat yamg akan membawaku ke Belanda, pesawat yang Mawar tumpangi sudah landing dan Mawar tertidur selama perjalanan.

-----------M I M P I !-----------

University Of Amsterdam

POV~Reno

Saat aku sedang fokus mendengarkan dosenku menjelaskan materi hari ini tiba-tiba hp ku bergetar menandakan ada telpon masuk ku lihat bg Raffa calling ku riject telpon dari Raffa hingga akhirnya dosenku keluar dari kelas, aku menelpon balik Raffa.

"Ada apa? Tadi masih ada dosen" ucapku ketika Raffa menjawab sambungan telpon dariku.

"Pesawat yang ditumpangin Mawar jatoh, pesawatnya kebakar. Sekarang kita semua lagi nyari info tentang Mawar kalo bisa lo balik sekarang kalo lo gamau nyesel karena gak liat dia untuk terakhir kalinya."

"Raff lo gak bercanda kan? 2jam lalu Mawar baru nelpon gua katanya dia udah mau berangkat"

"Kejadiannya sejam yang lalu ren"

"Oke sekarang juga gua ke Indonesia"

Saat aku mendapatkan kabar yang sangat menusuk hatiku, aku pulang menyiapkan beberapa baju yang akan aku bawa ke Indonesia. Aku langsung memesan tiket.

Beberapa jam kemudian

Aku sudah sampai di bandara, dan aku mencari sosok sahabat yang akan menjemputku.

"El"

"Ren." kita lalu tos ala ala kita

"Gimana udah dapet info tentang Mawar?" tanyaku tenang agar Elang tak tau kalo hatiku cukup ancur ketika aku mengetahui perempuan yang ku cintai mengalami kecelakaan

"Ada korban yang disangka Mawar sekarang dirumah sakit. Ayo kita kesana mereka udah disana semua" jawab Elang dengan tenang lalu Elang jalan menuju mobil tanpa melihat aku yang masih berdiri tak mengikutinya berjalan

"Kalian gak lagi ngerjain gua kan?" tanyaku ketika Elang sudah jalan lebih dulu, dia berbalik menatapku aneh.

"Kita gak ngerjain lo, lo boleh tanya informasi disini kalo penerbangan ke Belanda kemaren jatoh." ucap Elang mencoba meyakinkanku, aku menganggukkan kepalaku lalu aku berjalan mengikuti Elang.

Didalam mobil aku dan Elang hanya saling diam tak ada yang berbicara, 3 jam perjalanan kami, akhirnya kami sampai disalah satu rumah sakit. Elang menelpon seseorang yang tak ketahui siapa.

"dimana?"

"......"

"Oke" akhirnya Elang menutup telponnya, aku dan Elang masuk kedalam rumah sakit. Sampai akhirnya aku melihat mereka semuanya. Aku berjalan ke arah ibu, ku peluk wanita yang sangat ku cintai pertama kali saatku melihat ke dunia ini.

"Ibu"

"Mawar mas Mawar" ucap ibu dengan tangisan

"Apa udah ada yang nemuin Mawar?" tanyaku, mereka semua saling melihat satu sama lain.

"Ada didalam." ucap Raffa

"Bisa dipindahin keruang vvip aja gak biar kita leluasa ngurus Mawar"

"Kita tanya dokter dulu" ucap Raffa

"Biar aku yang bilang dokter" aku pergi mencari dokter, lalu aku membawa dokter masuk kedalam ruangan Mawar.

"Kondisinya kritis." aku menatap dokter penuh kebencian

"Ceoat pindahin keruang vvip, berikan pengobatan terbaik dirumah sakit ini untuk Mawar "

"Kita usahakan"

"Harus diusahakan, kalo sampe kenapa-napa sama Mawar akan gua tuntut rumah sakit ini karena sudah menghilangkan nyawa seseorang"

"Reno kamu gaboleh gitu" ucap Ibu

"Ibuku sayang, dia dokter harusnya dia bisa menolong nyawa seseorang."

"Tapi dia hanya dokter kalo takdir berkata lain kita mau apa?"

"Mawar gak boleh mati ibu"

"Baik akan kami pindahkan Mawar keruang vvip. Silahkan urus administrasinya terlebih dahulu"

"Gampang kalo urusan duit, rumah sakit ini juga bisa gua beli"

"Reno sopan sedikit"

aku berjalan ke arah tempat tidur Mawar, dia menggunakan selang infus dihidung, tgn, kepalanya diperban, kaki dan tangannya pun digips, aku melihat ada monitor detak jantung, dan aku yakin itu detak jantung Mawar, aku tak kuat melihat perempuan kedua yang ku cintai terbaring lemah tak berdaya.

Mawar udah dipindahin ke ruang vvip, skrg hanya keluarga yang bisa melihatnya. Aku ijin cuti selama sebulan, aku tak ingin meninggalkan Mawar-ku ini hingga dia sadar.

"Saya periksa dulu." aku mundur sedikit agar dokter lebih leluasa memeriksa Mawar.

"Pasien koma"

aku menatap dokter penuh kebencian. Sedangkan yang lain juga kaget.

"Dokter jangan bercanda"

"Saya gak bercanda. Kita ikuti saja perkembangan dari pasien. Saya permisi" aku berlutut lemas ketika aku mendengar Mawar-ku koma.

"Mawar" mamah Mawar memeluk putrinya, aku berjalan ke arah ibu ku peluk ibu aku menangis dibalik leher ibuku.

"Ibu"

------------M I M P I !-------------

semoga pada gak bingung yaaa wkwkkw

Happy Reading kawan 😉

[16 Nov 2016]

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang