ENDING!!!!!

3.4K 201 25
                                    

Beberapa bulan kemudian

Bulan ini kehamilan Mawar sudah masuk bulan ke-9. perkiraan dokter pertengahan bulan ini, bayinya akan lahir. Aku sudah memaksa untuk tidak kekantor hingga hari persalinan istriku, tetapi hari ini aku dipaksa untuk masuk kantor oleh wanita cantik itu.

Ragaku memang dikantor tapi pikiranku hanya tertuju padanya. benar-benar tak fokus pikiranku. Aku menghela nafas beratku, kemudian aku jatuhkan kepalaku diatas mejaku sejenak untuk membuang perasaan tak karuanku. Aku ingin mengistirahatkan otak dan pikiranku setelah tadi meeting.

"Cepet ikut gua" kepalaku langsung mengangkat keatas, aku bingung melihat wajah ayahku seperti orang habis dikejar setan, wajahnya penuh dengan keringat yang bercucuran, wajahnya sedikit pucat.

"Kemana yah?"

"Bini lo mau lahiran" tanpa pikir panjang aku langsung berdiri tegak, tanganku ditarik ayah keluar kantor menuju rumah sakit ayah Rian.

"Dimana istri aku?" semuanya menengok kearahku. setelah perjalanan hingga satu jam lebih akhirnya aku dan ayah sampai dirumah sakit Riazma Family. Semuanya sudah berkumpul didepan ruang bersalin khusus untuk keluarga Mahesa.

Ya rumah sakit Riazma Family adalah rumah sakit ayah Rian, Rian Azka Mahesa, rumah sakit hadiah dari opa Ridho Bima Mahesa, sebenarnya bukan hadiah tetapi semacam pembagian harta gonogini opa. Jangan ditanya sebanyak apa harta opa, ayah Rian mendapatkan Rumah sakit yang sangat luas aku tau seberapa luas rumah sakit ini karena akan kurang kerjaan jika aku menghitung luas rumah sakit dengan 10 lantai ini.

Untuk ayah Rio, Rio Azraka Mahesa mendapatkan seluruh perusahaan Mahesa Corporation, Mahesa sendiri mempunyai cabang hampir 9 cabang dibeberapa Negara. Untuk pusat Mahesa berada di Perancis, ayah Rio yang memegang cabang Mahesa Perancis menggantikan Opa. Untuk cabang Bandung-Jakarta aku yang pilih untuk mengambil alih Mahesa. Raffa, Alyssa, Alynna, ataupun Yasmine diminta mengambil alih disetiap cabang Mahesa tetapi mereka menolak dengan alasan ingin mengejar cita-cita sendiri dan menjalankan usaha sendiri, alhasil aku yang harus mengalah.

Dan terakhir ibuku, Ridha Azra Mahesa ibu hanya meminta sekolah Mahesa dan beberapa Apartement saja menjadi miliknya. Dengan alasan harta ayahku Yoga Prasetyo Putra sudah cukup untuk menghidupi keluarganya, maksudnya menghidupi aku dan adikku, Yaya. Harta ayahku saja hampir sama dengan harta opa, ayahku seorang Arsitektur, uangnya bisa lebih banyak dariku jika ayahku mendapatkan tender besar.

Ah sudahlah aku takut dibilang sombong jika aku menceritakan harta orang tuaku.

"Didalem mas. Cepat masuk" setelah ibu memberitahu jika istriku sudah didalam, aku langsung masuk kedalam ruang bersalin, saat aku masuk semua dokter tertuju padaku dan yang pasti istriku senyum, aku menutup pintunya kemudian aku berjalan kearahnya yang sudah terbaring lemah dengan senyum manisnya, lalu aku menggenggam tangannya. Tanganku berjalan keatas kepalanya.

"Kamu gapapa bae?"

"Aku gapapa mas. Kamu gausah khawatir aku baik-baik aja" dia bilang gapapa tapi aku bisa melihat wajahnya menahan sakit.

"Udah siap bu?" istriku langsung menghadap kearah dokter pribadinya dokter Wiji

Bismillahirohmanirohim

Aku benar-benar tak tega melihatnya, nafasnya benar-benar dikeluarkan semampu dia, genggaman tangannya pun sangat erat, dalam hatiku selalu berdoa yang terbaik untuk anak dan istriku.

YaAllah selamatkanlah Istri dan Anakku, aku membutuhkan keduanya, aku menyayangi keduanya....

"Aku gak kuat mas" aku menggeleng kepalaku

MIMPI ! [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang