Deminer

1.3K 137 35
                                    

Keesokan harinya mereka terbangun karena dering hp Naomi yang disertai dengan getaran berisik di atas meja belajar Ve.

Meski masih berada di dalam tas Naomi, namun deringnya sangatlah tidak manusiawi untuk membangunkan tidur orang di pagi hari.

"Astagaaaa suara hpmu, sayang. Ga berperiketiduran banget" Ve menutup telinga kanannya dengan bantal yang ia gunakan sementara Naomi terkekeh melihat ekspresi Ve.

Naomi mengecup bibir Ve, menyingkap selimut mereka dan berjalan ke arah meja belajar untuk mengambil hpnya.

Ve memperhatikan tubuh toples Naomi dengan wajah mesumnya. "Kamu sexy banget, sayang" ucap Ve meneliti seluruh lekuk tubuh kekasihnya.

"Mesum!" Naomi kembali ke atas tempat tidur dan memeluk perut Ve serta menaruh kepalanya di perpotongan leher dan dada Ve.

Ve mengecup kening Naomi dan memeluk pinggangnya ketika Naomi menelepon balik seseorang yang tadi meneleponnya.

"Halo.."

"Ci Omi di Jakarta??"

"Iya, Dut. Lusa pagi aku balik"

"Mana kak Ve?"

"Mau ngapain kamu?"

"Mau ngomong aja"

Naomi menaruh hpnya di kuping Ve dan tetap memeganginya. Ve melirik sebentar ke arah layar untuk melihat dengan siapa ia berbicara.

"Hai, Sinka. Ada apa?"

"Dudut titip ponakan ya"

"Eh.. Hahahaha ngomong sama cici kamu itumah"

Naomi segera menarik hpnya dan kembali ia dekatkan di telinganya.

"Kenapa?"

"Balik kesini, bawa ponakan pokoknya"

"Orang gila! Udahlah. Ganggu aja kamu"

"Percaya, ci, percayaaa"

"Hahaha masih terlalu pagi, Sinka. Masih ngantuk"

"Makanya maennya jangan sampe pagi"

"Hadeeehhh.. Udah ah"

Sinka memutuskan sambungannya terlebih dahulu. Seperti biasa.

Naomi menaruh hpnya di atas nakas samping tempat tidurnya dan kembali memeluk Ve.

"Sayang.." panggil Ve mengelus rambut Naomi.

"Hmm.. Aku masih ngantuk Ve" Naomi menggeliat dan semakin mengeratkan pelukannya.

Ve tersenyum kecil dan mencium pucuk kepala Naomi.

"Met tidur, kesayangan" Ve mendekap erat tubuh Naomi dan kembali memejamkan matanya.

Pukul 9 am, Naomi membuka mata terlebih dahulu. Ia tersenyum bahagia melihat Ve yang sedang memeluk tubuhnya.

Hal yang selama ini hanya ada dalam angannya, saat ini benar-benar sedang ia alami.

Naomi mengangkat tangan Ve pelan. Ia bergerak perlahan menuju kamar mandi.

Badannya terasa lengket. Ia tersenyum mengingat permainannya dengan Ve semalam.

Setelah selesai membersihkan dirinya, Naomi keluar kamar mandi dan menggunakan kemeja Ve yang kebesaran dan juga hotpants yang cukup di badannya.

Rambut yang masih setengah basah, ia biarkan tergerai dan ia berjalan menuju ke dapur.

Sesampainya di dapur, ia memasak nasi goreng dan juga omelet untuk sarapannya bersama Ve.

Di dalam kamar, Ve menggeliat dan kaget hingga terduduk saat meraba tidak ada orang di sampingnya. Ia sangat takut jika kebahagiaannya semalam hanyalah mimpi belaka.

Ia menyingkap selimut dan mendapati dirinya tanpa pakaian dan juga ada bercak di seprai putih miliknya.

Ia tersenyum, ternyata semalam bukanlah sekedar mimpi.

Lalu ia mencium wangi dari arah dapur. Tanpa menunggu lama, ia bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.

Usai mandi dan berpakaian santai, ia berjalan ke arah dapur. Ia mendapati Naomi sedang mencuci peralatan masak yang baru saja digunakan.

"Yangku masak apa?" Tanya Ve melingkarkan tangannya di perut Naomi dan mencium pundak kanan Naomi.

"Eh.. Yangku udah bangun. Aku buat nasi goreng dan omelet. Kamu tunggu di meja makan ya. Nanti aku bawain kesana" ucap Naomi menoleh ke arah Ve.

"Morning kiss dulu" ucap Ve manja menatap wajah samping Naomi. Naomi tersenyum, menoleh ke arah Ve dan mengecup bibir Ve.

"Sudah sana" ucap Naomi dan dijawab anggukan oleh Ve. Ve berjalan ke arah meja makan dan memainkan hp nya yang tadi ia bawa.

Tidak lama kemudian, Naomi datang dengan dua piring nasi goreng dan omelet di atasnya.

"Bahagianya aku kalo tiap hari dilayani seperti ini" Ve mengecup perut Naomi sebelum Naomi duduk di sampingnya.

"Ve.." Naomi menatap sendu ke arah Ve. "Yayaya.. Aku harus bersabar. Sudahlah. Aku tidak ingin membahasnya. Aku mau menikmati waktuku bersamamu saat ini" Naomi mengangguk saat Ve mengelus pucuk kepalanya.

Saat tengah memakan sarapannya, Ve mencoba peruntungan untuk sedikit bertanya tentang kegiatan Naomi.

"Jadi kamu di sana ngapain sih, yangku?" Ve sangat penasaran, mengapa Naomi sampai berada di Kamboja.

"Aku di kota Pailinnya, Ve" jawab Naomi membuang nasi yang tersisa di ujung bibir Ve.

"Pailin?? Kota ranjau itu??" Ve sedikit berteriak karena tidak menyangka Naomi berada di daerah yang cukup berbahaya.

"Hmm.. Masih jenius aja. Kamu ga ambil kuliah ya?" Tanya Naomi yang sudah dapat menebak pilihan Ve.

"Gak ada kamu. Buat apa" jawab Ve santai namun ia menunduk. Naomi tersenyum manis, ia menggenggam tangan Ve yang bebas di atas meja.

"Kalo aku yang minta kamu kuliah gimana? Bisa?" Tanya Naomi menghadap ke arah Ve. Ve mengangguk malu dan membuat Naomi gemas.

"Jurusan apa?" Tanya Ve menatap Naomi lembut. Tatapan yang hanya ia perlihatkan pada Naomi.

"Apapun yang kamu ambil, aku dukung karena aku yakin kamu bisa" Naomi memberi semangat yang membuat Ve merasa sangat dicintai.

"Jadi, kamu di sana ngapain?" Tanya Ve mengembalikan topik pembicaraan mereka.

"Hahahaha masih inget aja. Awalnya, aku cuma penerjemah tapi perlahan, aku belajar apapun yang bisa aku pelajari demi membunuh sepi tanpamu" ucap Naomi tersenyum miris dan enggan menatap Ve.

"Kamu tahu aku sekarang. Kita juga sudah saling memiliki. Kalaupun kamu di sana, kan kita bisa berbalas pesan atau telepon" ucap Ve menenangkan dan mengelus tangan Naomi dalam genggamannya.

"Gak bisa, yangku. Untuk saat ini, aku belum bisa menghubungimu seintim itu. Aku hanya bisa mengirimu email tersembunyi saat aku merindukanmu. Tentu saja dibantu Sinka. Tunggu aja ya" ucap Naomi memberi pengertian. Ve hanya mengangguk pasrah.

"Kamu penerjemah apa?" Tanya Ve bingung. "Khmer. Bahasa lokal mereka. Mereka membutuhkanku guna melatih penduduk lokal untuk menjinakkan ranjau" jawab Naomi kembali fokus pada makanannya.

"Oh.. Pacarku ternyata hebat. Terus.. Terus.. Kamu bisa menjinakkan ranjau?" Tanya Ve antusias.

"Iya. Aku sudah bisa. Aku belajar itu juga di sana. Selain itu, aku juga belajar membuatnya. Hehehe" ucap Naomi menggaruk tengkuknya.

"WHAT?? BUAT RANJAU?!!" Teriak Ve tidak percaya. "Ih, yangku. Jangan jerit-jerit" Naomi melepas genggamannya dari tangan Ve dengan kesal.

"Bahaya banget pacar gue. Belajar sama siapa kamu?" Tanya Ve menyelidik.

"Hehehe.." Naomi cengengesan begitu ditanya seperti itu. "Ga usah ketawa! Siapa? Cantik? Tampan? Kamu suka dia?" Tanya Ve kembali menatap Naomi tajam.

"Can...tik" ucap Naomi takut dengan tatapan Ve. "Kamu suka dia?" Tanya Ve yang semakin terlihat menyeramkan.

"Eh.. Gaklah. Kan aku udah punya kamu" Naomi kembali menggenggam tangan Ve.

"Fatal!" Jawab Ve melepas genggaman Naomi, meminum airnya dan berjalan ke arah sofa meninggalkan Naomi yang sedang menghela napas.

DivaWhere stories live. Discover now