Keluarga Baru

912 105 8
                                    

Semua mata tertuju pada Sinka yang sedang menelepon. Tidak terkecuali Naomi yang dari awal memang sudah menatap Sinka.

Sinka diam dan menaruh hp nya dilantai lalu menatap Naomi dan semua orang yang ada di ruangan.

"Kenapa?" Tanya Naomi akhirnya bersuara. "Neang Ry butuh kita" ucap Sinka menatap Naomi ragu. Naomi menghela napasnya lalu diam.

Sementara Kell masih menatap Sinka penuh tanda tanya. "Kenapa lagi ekspat lolipop itu?" Tanya Kell kesal jika sudah menyangkut tentang lelaki kecil, saingannya dalam merebut hati Epona.

"Kata Gre sih masalah proyek ranjau dia itu. Dan dia sangat butuh Naomi. Soalnya Gre juga butuh Naomi" ucap Sinka menatap Kell bingung.

"Ranjau??" Tanya Jeje, Shania dan juga Yona. Pasalnya, Ve belum sempat bercerita tentang Naomi di Kamboja.

"Kalian belum tau pekerjaan Naomi?" Tanya Paul menatap ketiga wanita dihadapannya. Mereka bertiga kompak menggelengkan kepala.

Lalu Paul menatap Naomi sementara yang ditatap hanya menunjukkan senyumnya.

"Naomi itu penerjemah bahasa Khmer di Vietnam, Kamboja. Dia juga penjinak ranjau. Bahkan yang terbaru, dia sudah bisa merakit detektor bersama Epona, orang yang dipanggil Gre tadi oleh Sinka" ucap Paul menjelaskan secara singkat tentang Naomi.

"Kamboja?? Lo bukan cuma keliling Indonesia?" Tanya Yona menatap Naomi. Naomi hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Banyak banget cerita tentang sahabat kalian itu. Si kecil cabe rawit. Beladirinya ga usah diragukan lagi. Gw aja kalah kalo dia udah pake wushu, apalagi tendangan angin puyuhnya. Sempurna" ucap Paul tersenyum menatap Naomi.

"Berlebihan, bang" ucap Naomi menanggapi. "Gak kok. Itu bener. Preman di sana aja K.O sama dia" timpah Kell antusias.

"Terus kalian ini gimana bisa bareng?" Tanya Yona bingung mengingat Kell bukanlah orang asli Indonesia.

"Paul itu guru gw. Dia yang ngajarin gw bahasa Khmer. Kalo Kell ini ya nemu aja disana" ucap Naomi yang dibalas timpukan tisu oleh Kell dan membuat mereka tertawa bersama.

"Lo ngapain ke Kamboja?" Tanya Yona lagi. Sungguh ia masih belum percaya dengan keadaan sahabatnya satu ini. Penuh misteri dan keajaiban.

"Ada proyek sama bokap. Nanti gw ceritain kalo udah waktunya" ucap Naomi menatap Yona. "Gw tunggu" Naomi menangguk menanggapi.

"Terus gimana nih soal Gre?" Tanya Sinka menatap Naomi. "Lo bawa alat kita?" Tanya Naomi menatap Sinka. "Ada di rumah" jawab Sinka bingung.

"Lo balik sama Kell. Bawa alatnya. Biar gw kerjain, nanti gw yang hubungin Gre sama Neang. Lo bantu gw" ucap Naomi yang dijawab anggukan oleh Sinka.

"Kapan?" Tanya Kell menatap Naomi. "Nanti sore aja. Kalian bisa pulang dulu, nanti kesini lagi" ucap Naomi menatap para sahabatnya. Mereka semua mengangguk setuju.

Tidak lama kemudian, Ve menggerakkan tangannya yang sedang digenggam oleh Naomi.

"Ve.." Panggil Naomi yang membuat semua orang di dalam ruangan menatap Naomi dan juga Ve.

Mereka berdiri dan mengelilingi ranjang Ve dengan Naomi yang setia menggenggam tangan Ve.

"Engh.." Gumam Ve mencoba membuka matanya dan menyesuaikan cahaya penglihatannya.

"Veranda.. Sayang.." Ucap Naomi mengelus pipi Ve. Ve perlahan membuka matanya dan mendapati Naomi yang terlihat khawatir menatapnya.

"Naomi.." Panggil Ve dengan kondisi yang masih belum sepenuhnya sadar. "Iya, sayang. Ini aku, Naomi" ucap Naomi mengelus pipi Ve. Sementara Paul segera memanggil dokter agar Ve dapat diperiksa keadaannya.

Hanya sesaat, Ve kembali menutup matanya dan tidak sadarkan diri lagi.

"Ve.. Bangun, Ve! Sayang.. Bangun" ucap Naomi menepuk-nepuk pipi Ve. Sementara para sahabat bingung dan panik melihat kondisi Ve.

"Maaf sebentar. Biar saya periksa dulu" ucap dokter memeriksa kondisi Ve.

"Bagaimana, dok? Ve kenapa?" Tanya Naomi panik. "Ve gpp. Ia cuma sedikit shock karena tadi belum sepenuhnya sadar. Sebentar lagi juga ia akan sadar. Ga perlu khawatir" ucap dokter menenangkan Naomi.

"Tapi Ve gpp kan dok?" Tanya Naomi menatap Ve penuh kekhawatiran. "Gpp, kita tunggu bentar ya. Saat dia sadar, panggil kami lagi. Aku ada di ruangan sebelah" ucap dokter tersebut berjalan menuju pintu.

"Iya. Makasih ya, dok" ucap mereka bersamaan.

"Tenang, Mi. Ve gpp kok. Kan lo udah denger tadi kata dokter" ucap Kell mengusap pucuk kepala Naomi. Naomi hanya diam dan terus menggenggam tangan Ve.

Benar saja, tidak butuh waktu lama, kini Ve sudah sadar dan tersenyum menatap Naomi setelah sebelumnya ia beradaptasi dengan cahaya di sekitarnya.

"Naomi.." Panggil Ve lemah. "Iya, Ve. Ada apa? Apa yang sakit?" tanya Naomi menatap wajha pucat Ve. Ve tersenyum dan menggeleng.

Sementara itu doker datang setelah dipanggil oleh Paul. "Kami periksa dulu ya" ucap dokter yang langsung memeriksa kondisi Ve.

"Baik. Kami akan terus mengawasi kondisi kamu, Ve. Makanan dan obatnya harus dimakan" ucap dokter memperingatkan.

"Iya, dok. Terima kasih ya" ucap Naomi menatap sang dokter. "Sama-sama. Aku keluar dulu. Kalau ada apa-apa, panggil kami" ucap dokter yang dijawab anggukan oleh Naomi. Sementara itusang dokter diantar oleh Paul keluar ruangan.

"Apa yang dirasa?" tanya Naomi merapihkan rambut Ve. "Rindu" ucap Ve menatap dalam mata Naomi.

"Lah.. Udah beda bahasan. Mending kita nonton TV dah" ucap Yona yang diikuti gelak tawa dari semuanya. Naomi tersenyum mendengar ucapan sahabatnya. Ia yakin saat ini pipinya sudah merona.

"Kamu ini. Aku nanya keadaanmu" ucap Naomi meredakan salah tingkahnya. "Iya. Aku rindu kamu. Sangat rindu" ucap Ve membalas genggaman tangan Naomi.

Naomi diam dan tersenyum mendengar ucapan Ve. "Kamu ga rindu sama aku?" tanya Ve masih menatap wajah Naomi lekat. "Aku sangat merindukanmu" ucap Naomi mengelus punggung tangan Ve dengan ibu jarinya.

"Mi.. Soal dev-"

"Sstt.. Jangan bahas itu dulu ya. Aku percaya kamu. Hal terpenting saat ini adalah kamu harus sehat" ucap Naomi yang dijawab anggukan lemah dari Ve.

"Yaudah.. Sekarang mau apa? Minum? Mam?" tanya Naomi menatap wajah Ve. "Mau meluk kamu" ucap Ve polos seolah hanya ada mereka berdua di ruangan ini.

"Ada kami kali, Ve" kesal Shania mendengar ucapan Ve yang membuat mereka tertawa bersama.

"Minum dulu ya" ucap Naomi yang dijawab senyuman oleh Ve. Setelah minum, Naomi duduk di kursi dan saling melempar senyum dengan Ve.

"Kami pulang dulu ya" ucap Sinka menatap Naomi. "Iya. Bareng Kell kan?" tanya Naomi yang dijawab anggukan oleh Kell. "Semua alat ya"

"Gw juga balik dulu, mandi, bawa keperluan" ucap Shania menatap Naomi. "Oke. Sama siapa lo?" tanya Naomi menatap Yona, Jeje dan juga Paul.

"Sama lo aja ya, Je. Terus kita ke apartemen dan rumah Ve. Ambil barang, sekalian barangnya bang Paul dan Yona tadi. Mereka biarin aja disini. Gantian jagain Ve" ucap Shania yang disetujui oleh semuanya.

"Yaudah bareng aja ke bawahnya" ucap Kell menatap semuanya. "Sip. Kami pulang dulu ya. Nanti kesini lagi kok. Kita tidur disini rame-rame kita" ucap Shania menatap Naomi dan Ve.

"Iya dong. Jadi kalian ga ada kesempatan ya buat ena-ena" ucap Jeje yang membuat semuanya tertawa.

Lalu mereka pulang dan meninggalkan Yona juga Paul yang sedang memejamkan mata serta Naomi yang masih setia menggenggam tangan Ve.

"Keluarga baru, Ve" ucap Naomi menatap wajah Ve. Ve mengangguk dan tersenyum menatap wajah Naomi dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Naomi.

DivaWhere stories live. Discover now