Awal?

900 101 23
                                    

Saat ini mereka sudah berkumpul di ruangan Ve. Sinka, Kell, Naomi sedang mempersiapkan peralatan mereka, Paul sedang tertidur, Yona sedang mandi serta Jeje dan Shania yang sedang menonton TV saat Ve sedang tertidur.

"Wooohh.. Udah kumpul aja" ucap Yona yang baru keluar dari kamar mandi.

"Lo ngapain aja baru mandi sekarang?" tanya Jeje menatap Yona. "Tadi tidur, terus makan" ucap Yona duduk di samping Jeje. "Makan? Bukannya tadi kita baru makan?" tanya Shania menatap wajah samping Yona.

"Makanan penutup, Nju" ucap Yona menyunggingkan senyumnya. "Emang soto itu makanan penutup ya?" ucap Naomi menimpali ucapan para sahabatnya.

"Gileeee.. Usus lo berapa kilometer, Yon? Tadi kita baru makan nasi padang loh" ucap Kell yang membuat mereka tertawa. "Nasi padang sama soto masuk di bilik lambung yang beda, bang" jawab Yona yang langsung mendapat timpukan bantal oleh Shania. Lalu mereka tertawa bersama.

***

Ve membuka matanya, ia tersenyum melihat kekasih dan para sahabatnya yang selalu ada di sampingnya meski keadaan dia sedang sangat dibawah.

Tidak ada yang sadar kalau Ve sudah bangun. Mereka sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Terlebih lagi dengan Naomi, Sinka dan Kell yang sudah memulai peralatannya.

Ve memperhatikan dengan seksama saat Naomi sedang serius. Bagaimana Naomi meminta bantuan Sinka dan Kell, menyeka keringat, menghela napas, mengerutkan dahi, kesal, tersenyum bahkan tertawa kala Kell dengan isengnya mengerjai Naomi.

Ku mohon jaga cintanya dengan cinta-Mu, Tuhan. Dan kembalikan ia ke dalam pelukku selamanya. Aamiin. Batin Ve tersenyum masih memperhatikan Naomi dengan tetesan air mata di pelupuk matanya.

Ve mengelap air matanya dan kali ini pandangannya beralih pada Jeje, Shania juga Yona yang sedang menonton TV, memakan cemilan serta berbincang tiada henti.

Aku menyayangi mereka, Tuhan. Jaga mereka hingga kami menua bersama. Aamiin. Batin Ve dengan senyum yang tak pernah berhenti mengembang.

Lalu Ve menatap Kell dan juga Paul. Itu Paul ya? Itu.... Hm.. Kell? Batin Ve menerka dari poto yang pernah ditunjukkan oleh Naomi.

"Aaarrggghhh.." kesal Naomi mengacak rambutnya. "Apasih mau tuh cowo. Kok nyebelin banget? Kemaren maunya gini, gw lakuin, malah minta yang laen"

"Jadi gimana, Ci?" tanya Sinka yang bingung dengan email terbaru dari Neang Ry. "Ya ikutin mau dia aja. Biar cepet kelar. Gre juga disana pasti lagi ngomel deh. Udah berapa kali coba dia minta gonta-ganti? Empat ya?" tanya Naomi menatap Sinka. "Lima, Ci" jawab Sinka.

"Tuh kan udah lima. Gak paham lagi gw sama jalan berpikirnya. Dia itu-"

"Sayang.." panggil Ve memotong kekesalan Naomi. Naomi yang mendengar suara Ve segera berbalik badan, berdiri dan menghampiri Ve.

"Kamu udah bangun? Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Naomi mengusap kening Ve. Ve menggelengkan kepalanya. Sementara para sahabat juga ikut berdiri dan menghampiri Ve.

"Apa yang dirasa, Ve?" tanya Shania menatap wajah Ve yang sedikit pucat. "Mendingan kok" ucap Ve tersenyum. "Syukur deh. Makan ya" ucap Jeje yang dijawab gelengan lemah dari Ve.

"Ta-"

"Mi.. Sini dong" ucap Ve memotong ucapan Jeje. Naomi mendekatkan dirinya dengan Ve. Ve membisikkan sesuatu ke telinga Naomi.

"Mau pipis, yank" ucap Ve malu. Naomi tersenyum dan mengacak pelan rambut Ve.

"Kenapa?" tanya Jeje menatap Ve dan Naomi bergantian. "Mau ke toilet" ucap Naomi yang diiringi senyum dari para sahabat.

***

Tiga hari berlalu, saat ini kondisi Ve sudah semakin membaik. Namun beberapa kali terlihat Ve masih membutuhkan barang tersebut.

Para sahabat juga terus menemani Ve karena saat ini bertepatan dengan libur semester mereka.

Tepat di hari kelima, Ve sudah diperbolehkan pulang. Namun Ve diharuskan segera mengikuti rehabilitasi guna menyelesaikan segala ketergantungannya.

"Aku kapan rehabnya?" tanya Ve yang kini sedang duduk di kursi belakang bersama Naomi.

"Mulai besok ya, sayang. Hari ini kita pulang ke rumahmu. Istirahat" ucap Naomi mengecup pelipis Ve yang sedang menaruh kepala di pundak Naomi. Ve mengangguk setuju dengan ucapan Naomi.

Sesampainya di rumah, Ve segera diajak ke kamar oleh Naomi untuk beristirahat.

"Sayang.." panggil Ve menatap Naomi yang sedang merapihkan pakaian mereka. Naomi menatap Ve seakan bertanya kenapa.

"Mau boboan di peluk kamu. Sini, sayang" ucap Ve menepuk kasur di sampingnya. Naomi tersenyum dan beranjak menuju kasur.

Naomi naik ke kasur dan merebahkan diri di samping Ve. Ve segera memeluk erat Naomi dan menjadikan lengan Naomi sebagai bantalannya.

"Aku rindu banget sama kamu. Rinduuuu banget" ucap Ve mengeratkan pelukannya.

Naomi menghadapkan badannya untuk menatap Ve, membalas pelukan Ve dan mengecup kening Ve lama. "Aku lebih merindukanmu, sayang" ucap Naomi mengelus pipi Ve.

Mata mereka saling menatap dalam dengan senyum yang tidak pernah pudar dari kedunya.

Perlahan, jari telunjuk Ve menelusuri tiap lekuk wajah Naomi. Mulai dari dahi, turun ke alis dan mengusapnya perlahan. Naomi memejamkan matanya menikmati sentuhan Ve yang penuh cinta.

Lalu jari Ve turun ke hidung Naomi dan bergerak mengelus pipi Naomi. Naomi makin tersenyum merasakan kehangatan yang sudah sangat lama hilang dari keduanya.

Saat mengelus pipi Naomi, pandangan Ve beralih ke bibir pink milik kekasihnya. Namun jarinya bergerak ke arah lebih bawah, yakni dagu Naomi.

Naomi hanya membiarkan Ve melakukan apapun pada dirinya. Ia menikmatinya. Ia sangat merindukannya. Merindukan bagaimana cara Ve mencintai dirinya dengan semua kehangatannya.

Lalu Ve mengusap dagu Naomi dengan ibu jarinya dan sedikit menariknya ke bawah yang membuat mulut Naomi sedikit terbuka.

Tanpa menunggu waktu lama, Ve mendekatkan wajahnya ke wajah Naomi. Naomi yang sudah merasakan hembusan napas Ve sangat dekat, hanya pasrah akan apa yang terjadi selanjutnya.

Ve mulai memejamkan matanya dan melumat bibir bawah Naomi perlahan. Naomi membalas ciuman Ve dan semakin mengeratkan pelukan mereka.

Ciuman mereka berlangsung sangat perlahan. Waktu seakan berjalan lambat bagi keduanya. Tidak ada ciuman menuntut meski rindu sudah saling bertaut.

Ve melepas ciumannya sebentar lalu kembali mencium Naomi. Naomi juga seakan enggan untuk melepas ciuman mereka, ia mengusap punggung Ve yang terus mengelus pipinya.

Setelah cukup lama berciuman, Ve melepas ciuman mereka dan mengecup sekilas bibir Naomi.

Naomi membuka matanya dan mengecup kening Ve lama serta dalam.

Naomi melepas kecupannya yang membuat Ve memeluknya erat dengan menaruh wajahnya di ceruj leher milik Naomi.

Naomi membalas pelukan Ve tidak kalah erat dengan berkali-kali mengecup pucuk kepala Ve.

Saat ini, mereka sangat menikmati hangat cinta yang sempat menghilang karena kebodohan ego.

Tanpa terasa, mereka tertidur dengan posisi berpelukan. Posisi yang belakangan ini sangat mereka rindukan, akhirnya dapat mereka wujudkan.

Meski mereka harus hancur terlebih dahulu, mereka bersyukur bahwa cinta masih menjadi tempat pulang keduanya.

***

Di ruang tamu, Sinka berjalan lemah menuju para sahabatnya.

"Kenapa, dut?" tanya Kell menatap Sinka yang duduk di samping Yona dan memeluk Yona yang telah ia anggap kakaknya sendiri.

"Papah.." ucap Sinka sendu.

DivaWhere stories live. Discover now