Saat malam hari, Ve, Jeje dan Shania pulang ke rumah masing-masing setelah seharian ini mereka menghabiskan waktu bersama.
Sesampainya di apartemen, Ve bersenandung ria menuju ke ruangannya.
Begitu Ve sampai di depan ruangannya, ia membuka kuncinya. Ketika sudah terbuka dan bersiap masuk, ada seseorang yang memegang pergelangan tangannya.
Orang tersebut membawa Ve masuk ke dalam ruangannya dan langsung menciumnya.
"Mmphh.." ucap Ve tertahan dengan ciuman orang tersebut. Sementara orang yang diyakini wanita tersebut semakin memperdalam ciumannya.
Ve heran, siapa wanita mesum ini. Tidak ada yang tahu alamat apartemennya kecuali Jeje dan Shania. Ia sangat merahasiakan pribadinya. Penghuni apartemen inipun tidak ada yang ciri-cirinya seperti wanita ini.
Saat wanita tersebut mengambil napas, Ve mendorong bahu wanita tersebut.
"Jangan gila, mb!" ucap Ve setengah berteriak.
Wanita tadi yang wajahnya tertutup oleh rambut, perlahan mendongakkan wajahnya.
"Ve.." ucap wanita tersebut tersenyum ke arah Ve.
"N.. Nao.. Naomi.." ucap Ve terbata. Naomi mengangguk dan menghamburkan tubuhnya ke tubuh Ve.
Ve yang belum percaya segera menangkup wajah Naomi dan menatap dalam mata Naomi.
"I..ini bener ka..kamu sayang? Kamu Naomi kan?" tanya Ve dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
"Iya, sayang. Ini aku. Naomimu" ucap Naomi kembali memeluk Ve. "Aku merindukanmu, Ve" ucap Naomi mengeratkan pelukannya.
"Aku lebih sangat merindukanmu, Mi" ucap Ve mengecup pucuk kepala Naomi berkali-kali.
Meski mereka belum puas berpelukan, Naomi membuat jarak dengan Ve namun tangannya masih memeluk pinggang Ve.
"Bagaimana bisa?" tanya Ve menatap lekat wajah pujaan hatinya. "Aku merindukanmu" ucap Naomi memajukan wajahnya dan menempelkan bibirnya di bibir Ve.
Ve tersenyum dan mulai melumat bibir bawah Naomi. Mereka terus berbalas ciuman. Akhirnya Ve berhasil menjaga bibirnya hanya untuk Naominya seorang.
Ciuman yang awalnya menyalurkan rasa rindu berubah menjadi semakin menuntut. Mereka saling menautkan lidah dan menggigit pelan bibir lawannya.
Ve yang sudah sangat terbawa nafsu, menggiring Naomi menuju kamarnya tanpa melepas ciuman mereka.
Dengan perlahan, Ve menidurkan Naomi di atas kasur. Naomi menarik leher Ve agar semakin memperdalam ciuman mereka sementara Ve berada di atas tubuh Naomi dengan bertumpu pada sikunya.
Ciuman Ve beralih pada leher putih milik Naomi. Ia jilat dan hisap berkali-kali hingga menghasilkan tanda yang cukup banyak.
Desahan manis dari mulut Naomi membuat nafsu Ve semakin menjadi. Ditambah tangan Ve yang mulai bergerilya di tubuh Naomi.
Naomi juga mulai mengelus punggung leher dan rambut Ve. Ia sangat pasrah akan perlakuan Ve padanya.
Ve menciumi bagian atas dada Naomi yang terbuka dan menghasilkan desahan dari bibir Naomi.
Ciuman Ve turun ke arah dada Naomi yang masih terbalut pakaian.
"Emmhh.. Vehh.." desah Naomi meremas rambut Ve menahan nafsunya.
"Mi.. Aku buka ya" ucap Ve menatap wajah Naomi meminta persetujuan.
Naomi tidak menjawab namun ia mengambil posisi duduk. Dengan nafas terengah menahan nafsu, Naomi mencium bibir Ve. Posisi mereka saat ini Ve sedang duduk di atas paha Naomi.
Naomi melepas ciumannya dan berbicara di depan bibir Ve.
"Jadikan aku milikmu, sayang. Malam ini, aku hanya milikmu" ucap Naomi kembali mencium Ve dan membuka kemeja Ve.
Namun, Ve melepas ciuman mereka dan menatap wajah Naomi bingung.
"Ini kamu?" tanya Ve heran karena yang ia tahu, Naomi tidak akan seagresif ini.
"Kamu masih belum percaya?" tanya Naomi yang ikut heran dengan pertanyaan Ve.
"Setahuku, Naomiku tidak akan seagresif ini" ucap Ve menghentikan kegiatan mereka.
"Aku Naomimu, sayang. Aku agresif hanya padamu. Aku tidak punya waktu lama. Aku hanya ingin kamu menjadikan aku milikmu" ucap Naomi yang hendak mencium Ve namun ditahan oleh tangan Ve.
"Tidak punya waktu lama? Maksudmu?" tanya Ve masih bingung. "Haduh.. Sayang.. Kamu makin menghabiskan waktu kita. Aku punya cerita yang sangat panjang. Nanti aku jelaskan. Tapi bisakah kita selesaikan permainan kita dulu?" ucap Naomi mengajak bernegosiasi.
"Kamu yakin, Mi?" tanya Ve ragu. "Iya, sayang. Aku milikmu" ucap Naomi mengecup bibir Ve.
Ve tersenyum dan mulai membuka dress Naomi. Naomi juga mulai membuka kemeja dan celana Ve.
"Kamu sangat cantik, Ve" ucap Naomi memandangi tubuh mulus Ve yang hanya terbalut bra dan celana dalam berwarna hitam senada.
"Kamu juga, sayang" ucap Ve memandangi tubuh Naomi yang juga sama menggunakan bra dan celana dalam berwarna hitam.
Ve mulai meniduri Naomi dan kembali bertumpu pada sikunya.
"Aku mencintaimu, Naomi" ucap Ve menatap dalam mata Naomi.
"Aku mencintaimu, Veranda" ucap Naomi membalas tatapan Ve.
Ve mulai mencium bibir Naomi dengan tangan Naomi yang menarik leher Ve agar ciuman mereka semakin dalam.
Kali ini, mereka sama-sama sudah polos tanpa ada lagi yang menutupi.
Ciuman Ve semakin turun dan sudah teramat banyak menghasilkan bekas merah yang kontras dengan tubuh putih milik Naomi.
Lalu Ve memposisikan wajahnya diantara kedua paha Naomi hingga Naomi mencapai orgasmenya yang pertama.
"Veeehhh..." teriak Naomi menekan kepala Ve saat ia berada di puncaknya. Dengan tubuh yang masih bergetar, Ve berangsut ke atas dan mencium bibir Naomi.
"Sayang.. Enak?" tanya Ve membelai dahi Naomi yang banjir peluh. Naomi mengangguk malu dan menaruh wajahnya di leher Ve.
"Hahaha sayangku malu. Kamu lucu deh. Mau lanjut, sayang?" tanya Ve mencium pucuk kepala Naomi. Naomi menatap Ve dan tersenyum.
"Gantian dulu ya. Nanti akunya lelah duluan" ucap Naomi dan dibalas anggukan oleh Ve.
Naomi membalik keadaan dengan ia berada di atas Ve dan melakukan seperti yang Ve lakukan.
Ve tersenyum usai orgasme pertamanya. Lalu ia kembali menindih tubuh Naomi.
Ve mencium bibir Naomi dan memposisikan bagian intim mereka untuk saling bergesekan.
"Ahh.. Veehh.. Sayyaanghh.. Kitaahh.. Ngaphhaiinnhhh.." ucap Naomi memeluk tubuh Ve agar semakin erat pada tubuhnya. Ia juga menggerakkan pinggulnya mengikuti gerakan Ve.
"Iyaahh.. Sayyanghh.. Sepertiihh.. Ituuhh.." ucap Ve mencium bibir Naomi dan semakin cepat menggerakkan pinggul mereka.
Ve menatap wajah cantik Naomi dan menciuminya sementara Naomi meremas dan menekan kepala Ve.
Ve menyembunyikan wajahnya di leher Naomi kala mereka mencapai puncak secara bersamaan dengan Naomi memeluk erat punggung dan kepala Ve.
Lalu Ve kembali mencium bibir Naomi. Naomi tersenyum kala Ve melepas ciuman mereka.
"Kamu hebat, sayang" ucap Naomi saat Ve sudah menaruh wajahnya di dada Naomi. "Kamu yang luar biasa" ucap Ve kembali mencium bibir Naomi. Naomi tersenyum di sela ciuman mereka.