Break

1.1K 132 24
                                    

"Sayang.. Tolong dengerin aku dulu" ucap Ve yang menggenggam tangan Naomi. Naomi sudah melepas pelukam Ve.

"In bukan lagi tentang sakit hati. Tapi tentang aku yang kehilangan kepercayaanku padamu" ucap Naomi mengelus pipi Ve.

"Sayang.."

"Aku mau kita break. Aku perlu nenangin hati. Jangan bertindak bodoh. Aku mencintaimu" Naomi mengecup bibir Ve lama lalu melepasnya.

Naomi melepas genggaman tangan mereka dan berdiri ke arah lemari pakaian.

Ve yang masih mencerna ucapan Naomi, masih terdiam di kursi dan tidak menyadari Naomi yang sudah berganti pakaian.

Saat ia melihat Naomi sudah berganti pakaian, Ve menghampiri Naomi dan memeluknya dari belakang.

"Sayang.. Gak, sayang. Aku gamau kita break. Aku akan melakukan apapun asal kita ga break. Aku mohon, sayang. Dengarkan penjelasanku" ucap Ve memohon dengan semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku akan mendengarkannya saat hatiku tenang. Aku sedang kacau. Aku gamau karena emosi, kita mengambil keputusan yang salah. Kita hanya butuh waktu" ucap Naomi menjelaskan sembari melepas pelukan Ve.

"Kita bisa ngomong baek-baek, sayang. Aku gamau break" ucap Ve kembali mengeratkan pelukannya.

"Break atau pisah?" tanya Naomi tanpa menatap wajah Ve.

"Baiklah.. Kita break. Berapa lama?" tanya Ve pasrah karena ia tidak akan mau mengambil pilihan kedua dari Naomi.

"Dua bulan" ucap Naomi datar.

"Gak! Kelamaan. Satu bulan" tawar Ve yang disetujui oleh Naomi dengan sebuah anggukan.

"Baiklah, kamu boleh pulang" ucap Naomi melepas pelukannya tanpa menoleh menatap Ve.

Sepeninggal Ve yang menutup ruangan apartemen, Naomi menjatuhkan tubuhnya di balik pintu yang baru saja tertutup.

Ia menangis sejadi-jadinya. Sungguh, bukan ini yang ia mau kala bertemu dengan sang kekasih.

Entah apa yang dipikirkan oleh Ve. Mengapa ia masih mengambil job tersebut.

Sejujurnya, Naomi menerima masa lalu Ve sebagai Diva. Hal yang ia sesali, saat ia meminta jasanya sebagai nama orang lain, setelah mereka saling memiliki, mengapa Ve masih menerimanya.

Naomi memaklumi mengapa Ve menjadi seorang Diva, setidaknya sebelum mereka kembali bertemu.

Kenyataannya, mereka sudah bertemu dan sudah saling memiliki. Lantas, mengapa Ve masih saja melakukan menjadi seorang Diva?

Pertanyaan yang belum ia ingin dengar penjelasannya. Ia takut emosinya akan menghasilkan keputusan yang salah. Sungguh, ia hanya ingin bertahan untuk cintanya.

Naomi terus menangis. Menumpahkan seluruh kecewanya dalam tetesan air mata yang mengalir tanpa bisa ia hentikan.

Tidak jauh berbeda dengan Naomi, Ve berjalan gontai menuju mobilnya setelah keluar dari ruangan apartemen Naomi.

Sesampainya di mobil, Ve menangis tak kunjung henti. Bahkan berkali-kali ia berteriak dan mengacak rambutnya.

Sungguh, ia mempunyai penjelasan atas kelakuannya malam ini.

DivaWhere stories live. Discover now