Hangout

1.4K 134 30
                                    

Setelah semuanya bersiap, mereka turun ke parkiran dimana Shania akan bersama Jeje dan Naomi bersama Ve.

"Mau kemana kita?" Tanya Shania menatap ketiga sahabatnya. "Mana lagiiii.. Mana lagi selain di mekdiiii" Naomi bersenandung menjawab pertanyaan Shania.

Semua mata menatap Naomi heran lalu mereka tertawa. "Astagaaa Mi. Gw pikir apaan" Jeje masih tertawa mendengar jawaban spontan Naomi.

Ve mengusap rambut Naomi. "Cafe biasa aja ya" ucap Ve menggenggam tangan Naomi. Jeje dan Shania mengangguk sementara Naomi diam enggan berkomentar.

Lalu mereka menaiki mobil masing-masing dan melajukannya menuju sebuah cafe terkenal di pusat kota.

Di perjalanan menuju cafe, tepatnya di dalam mobil Ve yang dikendarai oleh Naomi.

"Yangku, passwordnya apa?" Ve berkomentar sejak memainkan hp Naomi. Iya sudah mengecek semuanya dan tinggal galeri yang belum ia buka.

"Password apa? Password galeri apa password tempur?" Tanya Naomi menggoda Ve. "Astaga yangku! Sejak kapan dah jadi kaya sule andre gini? Semua diplesetin?" Ve merasa selain menggemaskan juga semakin mengesalkan.

"Semenjak ada dirimuuuu.. Dunia terasa indahnyaa.." Jawab Naomi mencolek pipi Ve yang sudah bersemu merah. Lalu mereka tertawa.

"Jadi apaan?" Tanya Ve memperlihatkan galeri Naomi yang masih terkunci. "Tanggal dan bulan lahirmu" ucap Naomi yang lagi-lagi sukses membuat Ve merona.

Setelah terbuka, Ve mengamati satu-satu poto milik kekasihnya. Tak jarang ia mengirim poto Naomi ke hpnya.

"Ngirim poto aku ya?" Tanya Naomi setelah melihat Ve sibuk dengan dua hp. Ve mengangguk. "Kirimin poto kamu juga dong" ucap Naomi yang dijawab anggukan oleh Ve.

"Ini siapa? Paul?" Tanya Ve begitu melihat Naomi di rangkul oleh seorang lelaki. "Iya. Itu Paul. Kakak terbaikku" ucap Naomi tersenyum.

"Kamu sangat mengaguminya ya" ucap Ve dengan nada tidak bersahabat. "Jelaslah, sayang, he's friendly, easy going and gives positive vibes. Wajar dong. Ga usah envy, dia bukan sukaesih" ucap Naomi tertawa tertahan karena leluconnya sendiri.

"Apasih, yangku. Garing deh" ucap Ve memukul lengan Naomi pelan. Lalu mereka tertawa bersama.

"Ya Tuhan.. Ini beruang??" Ucap Ve kaget melihat poto Naomi yang hendak memukul beruang.

"Iya. Itu dipoto candid sama Gary. Kurang ajar memang. Bukanny ngebantu malah moto" ucap Naomi terkekeh.

"Kamu ga takut?" Tanya Ve menatap Naomi. Posisi Ve memang menghadap Naomi.

"Gak. Lebih takut udah deket banget eh cuma dianggep temen" kelakar Naomi yang lagi-lagi membuat Ve tertawa dan memukul lengan Naomi.

"Untung ya kita pergi hari ini cuacanya enak banget. Kayak di kota santri" Naomi melirik ke arah Ve sambil menahan tawanya.

Ve tertawa. "Apasih, yangku. Sejak kapan lah kamu jadi jayus dan ngelawak gini? Hmm?" Ve mengelus paha Naomi dan mencium pipi kekasihnya.

"Gatau, yangku. Ngalir gitu aja" jawab Naomi mengelus pipi Ve. Ve mengangguk mengerti.

"Yangku, nanti beli kacamata couple yuk" ajak Naomi sambil memarkirkan mobil Ve. "Boleh. Mau beli yang lain couple juga akj setuju." jawab Ve antusias.

"Kacamata dulu ya. Kacanya dipake. Matanya diadu" jawab Naomi mengacak rambut Ve. Ve tertawa. "Sumpah. Kamu gaje banget" ucap Ve dan membuka pintu mobilnya karena mereka sudah sampai.

JeShan juga baru sampai dan berjalan bersamaan.

"Gw duduk di jendela" ucap Shania.
"Ga! Gw yang di jendela" timpal Ve.
"Enak aja, gw yang di jendela" ucap Jeje tidak mau kalah.

DivaWhere stories live. Discover now