Malam Panjang

1.6K 137 6
                                    

Setelah berkeliling, mereka bersalaman dan cipika-cipiki.

"Terus lo kapan kesini lagi, Mi?" Tanya Jeje yang saat ini sedang berdiri di samping Ve sementara Shania cipika-cipiki bersama Naomi.

"Belum tau, Je. Nanti Ve ngabarin kalian deh kalo aku di sini ya" ucap Naomi menatap Jeje dan melingkarkan tangannya ke pinggang Ve.

"Beneran ga ada kontak, Mi?" Tanya Shania yang sedang  berdiri di samping Jeje.

"Ga bisa, Shan. Maaf ya. Ve juga ga aku kasih tau. Tapi nanti kalo semua udah beres, aku bakal sebar kontakku kok" ucap Naomi dan dijawab anggukan oleh ketiganya.

Saat sore hari, VeOmi sudah sampai di apartemen Ve sedangkan JeShan sudah kembali ke tempatnya masing-masing.

"Aku mandi dulu ya" ucap Naomi mengelus pipi Ve. "Bareng aja, sayang" jawab Ve mengecup bibir Naomi.

"Kalo bareng, yang ada ga mandi" kesal Naomi seperti tau maksud Ve. "Mandi kok. Aku janji cuma pegang aja. Tapi nanti malam aku mau jatah ya" Ve menaikkan kedua alisnya.

"Astagaaa pacar gue mesum banget" Naomi menghela napasnya dan menjatuhkan kepalanya ke pundak depan bagian kanan Ve.

Ve tertawa dan merangkul pinggang Naomi erat lalu mengajaknya ke kamar mandi.

Mereka mandi seperti biasa. Ve juga hanya melancarkan tangannya untuk menyabuni seluruh tubuh Naomi yang membuat Naomi berkali-kali memukul pundak Ve.

Usai mandi, Ve terbahak melihat Naomi sedikit kesal. "Mandi sih mandi. Yakaliiii buat leher merah" dengus Naomi melihat lehernya yang kemerahan akibat perbuatan Ve di kamar mandi.

"Aku ga tahan, sayang, mendiamimu begitu saja" jawab  Ve memeluk Naomi dari belakang. "Tapi kan aku masih bisa tahan untuk ga makan kamu meski desahanmu sangat menggodaku" ucap Ve mencium pundak Naomi yang terbalut baju mandinya.

"Kamu mesum banget sih, Ve" ucap Naomi memukul pelan tangan Ve yang melingkari tubuhnya. "Hanya padamu, sayang" jawab Ve mengelus perut Naomi.

"Aku ganti baju dulu ya" ucap Naomi mengecup pipi Ve. Ve mengangguk dan membiarkan Naomi menggunakan baju terlebih dahulu.

Usai Naomi menggunakan baju, Ve bergantian ke ruang lemari pakaian dan tersenyum melihat tubuhnya yang masih terdapat beberapa bekas kemerahan.

Selesai berpakaian, Ve duduk di belakang Naomi di kepala tempat tidur dan memeluk perut Naomi.

"Yangku mau tidur?" tanya Ve menaruh dagunya di pundak kiri Naomi. "Belum, sayang. Mau nonton TV dulu" ucap Naomi yang sedang tertawa menonton acara TV komedi.

"Pantes kamu ngegombal, ngelucu dan sedikit garing. Tontonanmu komedi andre sule gini" Ve terkekeh melihat acara kesukaan kekasihnya.

"Hanya ini hiburanku, Ve. Aku akan bosan nantinya kalau sudah kembali kesana" ucap Naomi menoleh ke arah Ve. Ia tatap lekat-lekat wajah Ve. Wajah yang akan sangat ia rindukan.

Ia perhatikan lamat-lamat tiap garis dalam raut wajah sang kekasih. Ia rekam dalam memori jangka panjang.

Begitu juga dengan Ve. Mereka saling merekam tiap sudut, garis dan lekukan wajah kekasih mereka. Senyum tidak pudar dari keduanya.

Bahkan Naomi menjelajahi wajah Ve dengan jari-jemarinya seakan ia ingin memiliki seluruh kepunyaan Ve.

Mata Ve terpejam merasakan sentuhan lembut dari Naomi. Ia kembali menghirup dalam wangi tubuh orang yang sangat cintai. Meski telah sangat hapal setiap detailnya, ia tidak pernah puas dan tidak pernah bosan akan tubuh sang kekasih.

DivaWhere stories live. Discover now