Epilog

1.1K 99 9
                                    

Saat siang hari, Naomi memulai pekerjaannya bersama Gre. Ada Neang Ry, Papah Naomi, Sinka, Kell, Paul dan juga Marchell disana.

Terdapat aura persaingan yang kuat antara Neang Ry, Kell dan Marchell hanya karena satu nama, Shania Epona Gracia.

"Gre.." Panggil Naomi yang saat ini sedang berhadapan dengan Gre. "Kenapa, Mi?" Tanya Gre menatap wajah teduh yang selalu disukai Gre dari Naomi.

"Kamu ga liat tiga cowok itu? Mereka bersaing kuat loh buat kamu" ucap Naomi tersenyum melihat Kell yang sedang menimpuk kulit kacang ke arah badan Neang Ry.

"Aku gatau, Mi. Rasaku ke kamu terlalu dalam untuk disebut sebagai perasaan suka. Diantara mereka bertiga, memang cuma Neang Ry yang aku ga dapet feel nya. Tapi entahlah. Mungkin Marchell yang aku belum tau kapan dia bisa sedikit menggeser posisimu di hatiku" ucap Gre menatap detektornya.

"Gre.. Aku minta maaf. Tapi kamu tau kan kalo hati ga bisa dipaksa" ucap Naomi hati-hati. "Aku paham, Mi. Sangat paham. Kalau bisa, aku juga milih ke Kell atau Marchell tapi ya gimana. Aku gpp, Mi. Tapi.."

"Kenapa, Gre?"

"Tapi kita tetep bisa sahabatan kan, Mi?"

"Selalu, Gre. Kita akan bersahabat selamanya. Kamu salah satu sahabat terbaik yang aku punya. Jangan pernah ragukan itu" ucap Naomi merentangkan tangannya. Gre tersenyum, melepas peralatannya dan menghamburkan diri ke dalam pelukan Naomi.

"Aku sangat beruntung, Mi, mengenalmu" ucap Gre menangis terharu. "Hey.. Jangan menangis" ucap Naomi mengelus punggung Gre. "Gpp, Mi. Ini tangis bahagia. Aku akan mencoba melepasmu" ucap Gre memeluk erat Naomi.

"Aku juga sangat beruntung, Gre, mengenalmu. Pokoknya kamu hanya boleh melepas rasa itu, tidak yang lain. Janji ya" ucap Naomi mengecup pelipis Gre. "Pasti, Mi. Pasti" ucap Gre dengan senyum sumringah di dalam pelukan Naomi.

***

"Mau kamu apa, Kell?" tanya Neang Ry membuka percakapan diantara mereka. "Urusan disini cepat selesai dan kembali berkelana. Tumben kamu peduli sama aku?" tanya Kell menatap Neang Ry malas.

"Memang kita beda kasta. Maksudku adalah apa maumu memulai persaingan ini" Neang Ry menunjukkan senyum menyebalkannya.

"Beda kasta? Ya, benar. Sudah jelas untuk jawaban dari pertanyaan keduamu. Dan pertanyaan pertamamu, siapapun yang kamu tanya, pasti akan menjawab seperti jawabanku. Coba tolong saraf otaknya disambung ya sama saraf lidah. Ada yang bermasalah? Mungkin kabel biru" ucap Kell yang dihadiahi tawa dari Marchell.

"Kenapa kamu ketawa?" tanya Neang Ry menatap Marchell tidak suka. "Kell menang lagi dari perdebatan kalian" ucap Marchell masih dengan tawanya.

"Ubahlah perangaimu. Tidak ada wanita yang suka dengan sarkasme merendahkan. Apalagi itu tahap pendekatan" ucap Marchell. "Jangankan tahap pendekatan. Berbicara biasa aja, para wanita dan pria juga ga suka" timpal Kell menatap Neang Ry yang mendengus kesal.

"Inilah diriku. Kalau mereka mau sama aku, mereka harus bisa menerima diriku apa adanya" ucap Neang Ry keukeuh dengan prinsipnya.

"Bukan masalah prinsip, Tuan. Semua orang ingin dihargai. Dan cara Anda berbicara juga berpikir tidak menunjukkan itu" ucap Kell yang menyulut emosi Neang Ry.

"Sudahlah. Kita tidak akan pernah bisa sama dalam berpendapat. Aku akan ke ruangan" ucap Neang Ry meninggalkan Kell dan Marchell.

"Kenapa dia?" tanya Paul yang baru datang dari kamar mandi. "Mereka tidak akan pernah akur" ucap Marchell tersenyum melihat kepergian Neang Ry.

"Tidak ada yang menyukai perangainya" bantah Kell mengalihkan pandangannya pada Naomi dan Gre.

"Kalian saling menyukai Epona?" tanya Paul yang membuat mereka berdua salah tingkah. "Termasuk Neang?" tanya Paul yang dijawab anggukan oleh Kell.

DivaWhere stories live. Discover now