C I N T A

1.2K 126 1
                                    

Kembali ke masa SMA

Setelah kejadian kotak bekal itu, Ve semakin rajin mengerjakan tugas karena tiap malam, Naomi selalu mengingatkan Ve agar mengerjakan tugas.

Dua minggu telah berlalu, VeOmi semakin dekat. Setiap harinya, Ve selalu menunggu Naomi datang di parkiran karena Naomi pergi diantar oleh supir.

Setiap pagi juga Naomi membuat sarapan untuk mereka berdua dan mereka akan memakannya bersama di taman sekolah.

Saat pulang, Ve selalu mengantar Naomi atau mengajaknya jalan. Sekedar makan siang maupun berkeliling Jakarta.

Ve merasa sangat nyaman saat bersama Naomi. Ia dapat mengeluarkan sikap manjanya hanya pada Naomi.

Seperti saat ini, di rumah Naomi usai mereka pulang sekolah. Mereka berada di ruang TV rumah Naomi dengan Ve yang merebahkan dirinya dan menaruh kepalanya di atas paha Naomi. Sedangkan Naomi mengelus rambut Ve.

"Kamu belum mau makan?" tanya Naomi menatap Ve yang sedang memiringkan badannya menatap TV.

"Belum sih, tapi kalo kamu mau makan, yuk kita makan" ucap Ve membalik badannya hingga terlentang dan menatap Naomi.

"Aku juga belum lapar. Kamu ngantuk ya?" tanya Naomi mengusap dahi Ve dan tersenyum.

"Iya. Aku ngantuk. Tidur bentar ya. Nanti aku bangun kita langsung makan" ucap Ve mengelus pipi Naomi. Naomi mengangguk dan kembali mengusap rambut Ve.

Ve membalikkan badan dan menaruh wajahnya di perut Naomi lalu memeluk pinggang Naomi. Naomi tersenyum dan tetap mengelus rambut Ve seraya menonton TV.

Ini bukanlah hal pertama mereka seperti sekarang. Naomi juga senang dengan Ve yang manja terhadapnya.

Tidak lama kemudian, Sinka datang dan terkejut melihat posisi sang kakak dan Ve karena ini pertama kali baginya melihat VeOmi seperti itu.

"Ci.. Itu kak Ve?" tanya Sinka berjalan perlahan ke arah VeOmi. "Iya. Dia ngantuk banget. Kamu udah makan?" tanya Naomi menatap Sinka yang sedang melepas sepatunya.

"Udah, Ci. Aku ke kamar ya. Lelah. Ngantuk juga." ucap Sinka yang dijawab anggukan oleh Naomi.

30 menit kemudian, Ve mengeratkan pelukannya dan mengecup perut Naomi.

"Udah bangun?" tanya Naomi mengelus pipi Ve. Ve mengangguk dan membuka matanya menatap Naomi.

Ve duduk dengan tidak melepas pelukannya pada pinggang Naomi. Jarak wajah Ve sangat dekat dengan wajah Naomi.

Naomi tersenyum dan mengelus pipi Ve. "Ada apa, hm?" tanya Naomi tepat di depan bibir Ve.

"Aku menyayangimu" ucap Ve menatap lekat mata Naomi. "Aku juga menyayangimu" Naomi tersenyum dan masih mengelus pipi Ve.

"Jadilah pacarku, aku mencintaimu" ucap Ve mantap menatap Naomi. Naomi membalas tatapan Ve dan tersenyum. "Jaga hatiku. Aku juga mencintaimu" ucap Naomi masih mengelus pipi Ve.

"Terima kasih, sayang." wajah Ve merona. Matanya berbinar bahagia kala cintanya mendapatkan balasan. Naomi mengangguk senang karena perasaannya sama dengan yang Ve rasa.

Mereka memang sudah memendam rasa yang sama. Namun, mereka menunggu waktu yang tepat. Waktu yang menjawab kalau perasaan itu terbalas. Satu hal yang mereka takutkan adalah kala rasa itu tidak terbalas, persahabatan mereka retak.

Namun, hari ini, semua terjawab. Rasa mereka sama. Persahabatan itu menjadi cinta.

Ve menatap bibir Naomi. Kala Ve memajukan wajahnya, Naomi mencium pipi Ve.

"Aku lapar" ucap Naomi mengalihkan perhatian Ve yang tadi hendak menciumnya.

Ve tersenyum dan mengacak pelan rambut Naomi. Ve mengecup kening Naomi penuh cinta. Naomi menutup matanya dengan tangannya yang memegang pundak Ve.

Ve melepas ciumannya dan menatap lekat wajah kekasihnya.

"Yuk kita makan" Naomi mengangguk dan menggenggam tangan Ve menuju meja makan.

Selama makan, mereka terus berbincang dengan sesekali Ve mengacak rambut Naomi maupun mengelus tangan Naomi.

Usai makan, mereka beranjak ke kamar Naomi. Di dalam kamar, Ve tetap asik dengan novelnya sementara Naomi tiduran di paha Ve.

"Sayang.. Novelnya lebih menarik ya dari aku?" keluh Naomi yang sudah tidak memainkan hpnya.

Ve menutup novelnya dan menaruh di atas nakas samping tempat tidur Naomi.

"Tadi kan kamu lagi maen game. Udah selesai?" tanya Ve mengelus rambut Naomi.

"Udah. Aku kalah" kesal Naomi menghadapkan wajahnya ke perut Ve dan memeluk tubuh kekasihnya.

"Gpp. Nanti kan bisa dilanjut lagi. Kamu bangun ih. Abis makan kok tidur" ucap Ve mengusap dahi Naomi.

"Udah tidur daritadi, komennya baru sekarang" Naomi mencubit pelan perut Ve yang membuat mereka tertawa bersama.

Keesokan harinya, seperti biasa, Naomi selalu menghampiri kelas Ve.

"Belum dateng, Mi" ucap Jeje yang tahu maksud kedatangan Naomi. Naomi mengangguk dan memainkan hpnya guna menunggu kedatangan sang kekasih dan ditemani oleh Jeje yang berbincang dengan Shania.

"Udah lama nunggunya, sayang?" tanya Ve begitu sampai dan berdiri di depan Naomi.

"Belum kok. Yuk ke taman. Duluan ya Je, Shan" ucap Naomi berdiri dan menarik lengan Ve.

Sepeninggal VeOmi, Jeje dan Shania saling pandang.

"Lo denger ga sih Ve manggil sayang?" tanya Shania menatap Jeje. Jeje mengangguk.

"Gw pikir tadi salah denger" ucap Jeje menatap Shania penuh tanda tanya.

"Mereka?" ucap JeShan bersamaan.

"Shit! Gercep banget tuh bidadari. Gw yang incer, dia yang dapet" kesal Jeje dan mendapat tawa daro Shania.

"Ya lo, udah tau Naomi banyak yang ngincer, ga maju-maju. Padahal saingan terberat lo cuma Ve, bukannya maju aja" ucap Shania menepuk pundak Jeje sembari tertawa.

"Cuma ya, Shan. Cuma. Lo tau ndiri Naomi juga suka sama Ve. Justru itu saingan paling berat. Dan sekarang mereka udah jadian. Udahlah. Gw cari yang laen aja" ucap Ve masuk ke kelas meninggalkan Shania yang masih terbahak.

Bel masuk berbunyi. Usai mengantarkan Naomi ke kelasnya, Ve masuk ke dalam kelas dan mendapat tatapan penuh tanda tanya dari kedua sahabatnya.

"Iya. Iya. Gw udah jadian sama Naomi. Kemaren, di rumahnya. Puas?" ucap Ve setelah menaruh tasnya di samping Jeje.

"Mapaaasss.. Gercep banget lo" ucap Shania memutar tubuhnya menatap Ve yang duduk di belakangnya.

"Iyalah. Biar ga ada lagi yang deketin dia. Sekarang dia udah jadi milik gw ya, Je. Lo cari yang laen aja" ucap Ve menepuk pundak Jeje.

"Sialan lo!" kesal Jeje dan mereka bertiga tertawa bersama.

"Pajak, Ve, jangan lupa" ucap Jeje menaikkan kedua alisnya.

"Siap! Nanti siang ya pulang sekolah. Gw juga emang udah punya niatan. Bareng Sinka dan juga Yona." ucap Ve santai menatap kedua sahabatnya.

"Mantaaappp.. Suka nih gw. Pengertiab banget. Gw doain langgeng dah Ve sampe nikah" ucap Shania tersenyum.

"Aamiin" ucap mereka bertiga bersamaan.

"Eh, Je, Yona sendiri loh" goda Ve yang membuat Jeje merona.

"Apaan sih lo" kesal Jeje namun ia sedikit salah tingkah.

VeShan terbahak melihat ekspresi Jeje  yang mereka tahu dulu Jeje pernah menyukai Yona sebelum Yona berpacaran dengan kakak tingkat mereka.

Lalu Shania kembali menghadap ke depan setelah guru memasuki kelas mereka. Dan mereka kembali belajar seperti biasa.

DivaWhere stories live. Discover now