Thami .N. Sonia

1.2K 132 108
                                    

"Naomi mau kemana, Sin?" Tanya Gre membawa dua piring plastik berisi makan siang mereka dan menaruhnya di meja kerja Sinka.

Sinka menatap Gre seolah bertanya. "Tadi pas jalan kesini, aku liat dia jalan keluar bawa tas. Kamu kan pasti tau" ucap Gre menjelaskan. Sinka mengangguk.

Gre mengangkat piringnya dan memberikan piring satunya pada Sinka lalu mereka makan bersama.

***

Tiga hari berlalu.

Saat ini, Naomi sedang berada di salah satu apartemen mewah di pusat kota.

Dengan sentuhan mewah bergaya modern-klasik dan dipadupadankan warna putih keseluruhan, apartemen ini dapat dikisar hanya untuk kalangan atas.

Naomi sudah berada di salah satu ruangan dan sedang berada di kamar mandi setelah sebelumnya ia membalas pesan.

Tidak lama kemudian, ia keluar kamar mandi dengan masih menggunakan kimono mandinya dan juga rambut yang tergerai setengah basah.

Usai memakai pakaian dalam, Naomi keluar kamarnya dengan masih menggunakan kimononya.

"Naomi..??!!"

"Hai, Diva" sapa Naomi berjalan ke arah dapur dan mengambil minum yang sudah ia persiapkan sejak tadi.

"Naomi.. Sayang.. Aku bisa jelaskan" ucap Diva yang ternyata adalah Ve, kekasih dari Naomi.

Ve hari ini mendapat panggilan. Seperti biasa, ia mencari tahu lebih dahulu pelanggannya. Begitu ia tahu bersih, ia akan menyetujui.

Satu hal yang luput, ia tidak tahu bahwa pelanggannya adalah kekasihnya. Ia tidak menyangka seorang Thami .N. Sonia adalah nama sang pacar yang ditulis secara acak.

Ia sangat terkejut kala melihat Naomi keluar dari kamar apartemen tempat ia bekerja malam ini.

Saat itu, ia sedang duduk di kursi yang menghadap ke kamar agar ia dapat melihat langsung calon pelanggannya.

Dan betapa terkejutnya ia ketika sang kekasihnyalah yang akan menggunakan jasanya.

"Jelasin apa, Diva? Kok wajahmu mirip kekasihku ya? Tapi nama kekasihku Ve sih, bukan Diva" ucap Naomi santai dan duduk di depan TV sambil meneguk jus jeruknya dengan Ve yang ikut duduk di samping Naomi.

"Sayang.. Tolong dengarkan penjelasanku dulu" ucap Ve sudah menangis dan menggenggam tangan Naomi.

"Biasanya.. Pemanasan dulu apa langsung main?" tanya Naomi menaruh gelasnya di atas meja yang membuat genggaman Ve terlepas.

"Enggak, sayang. Enggak. Dengarkan aku dulu. Kumohon, sayang" ucap Ve yang sudah berlutut di depan Naomi, menggenggam tangannya dan menciumnya berkali-kali.

"Mahal sekali bayaranmu, Diva. Aku harus menabung ekstra untuk dapat bermalam denganmu" sarkas Naomi menahan emosi dalam dirinya.

"Sayang.. Aku mohon.." ucap Ve masih mengemis di lutut Naomi dengan air mata yang tak kunjung usai.

"Ga ada cium bibir, ga ada timbal balik. Selebihnya, aku bebaskan?" tanya Naomi berusaha menahan air mata yang hendak keluar.

"Sayang.. Dengarkan aku dulu. Aku mohon, sayang" ucap Ve mengiba. Ia tidak tau lagi harus mengemis seperti apa.

Ia tahu ia sangat salah. Ia sangat tidak tahu bahwasanya Naomi akan mengetahui profesinya. Terlebih lagi Naomi sendiri yang memesan jasanya.

"Aku percaya kamu, Ve" ucap Naomi menangis dan melemahkan genggaman tangannya di tangan Ve.

Sejak tadi, ia kepal tangannya kuat-kuat guna mereda emosinya. Tapi saat ini ia bingung. Ia tidak tahu harus berucap dan berbuat apa.

Hatinya sangat sakit.

Bagaimana tidak..

Kekasih yang sangat kamu cintai..

Kamu kasihi..

Kamu jaga..

Dan kamu perjuangkan..

Bahkan kamu beri segalanya untuknya..

Kamu dapati bermain halus dibelakang.

Sakit..

Sangat sakit..

Terlebih lagi, adikmu mengetahuinya..

Dan dia juga bungkam.

Sangat menyakitkan.

"Kamu tahu, Ve?

Aku mengetahui ini dari Sinka..

Bukan..

Bukan karena dia yang memberitahu..

Tapi aku memergoki dia sedang membuka profilemu..

Dan kamu tahu?

Dia sudah lama mengetahuinya..

Namun, dia bungkam.

Kalian sangat menyakitiku, Ve"

Naomi terisak kuat dan tubuhnya bergetar. Ve yang tidak tahu harus berucap apa, memilih untuk memeluk tubuh Naomi. Ia terus mengucapkan kata maaf sembari mencium pelipis Naomi.

"Aku menyayangimu, Ve. Aku mencintaimu. Aku memberikanmu segalanya. Kehidupanku. Aku berjuang untukmu. Untuk kita. Ini balasanmu, Ve?" ucap Naomi kembali menangis terisak. Tangannya ia pukulkan ke punggung Ve bertubi-tubi.

Naomi sangat sakit dan Ve hanya bisa diam menyesali semuanya.

DivaWhere stories live. Discover now