[22] - The Last

4.6K 245 4
                                        

"Ya begini deh nasib mencintai kemilikan orang lain :D - Dinar"

■□■□■

Waktu kian berjalan seperti kadarnya. Dan semua telah kembali seperti semula. Namun, entah itu memang letak kembalinya atau hanya tempat kembali sementara waktu.

Dena, cewek itu kembali menjadi murid SMA Nusantara dipenghujung semester 5 ini. Berbicara soal hati, ia tetap mencintai Rehan seperti dulu, dan sekarang ia mencoba menerima kenyataan bahwa Rehan bukanlah lagi miliknya. Meski tak urung ia tetap berterus terang mencintainya di depan Rehan maupun Zedney.

Dinar, masih menjadi seorang kapten basket yang tampan, pintar, famous, gila, gila, dan gila. Masih satu paket dengan Rehan, dan masih menjadi teman ribut untuk Zedney. Seiring berjalannya waktu hatinya pun masih sama, untuk mencintai Zedney. Sampai bendera putih akan berkibar dengan sendirinya atau mungkin bendera kemenanganlah yang akan dikibarkannya. Dan seiring berjalannya waktu juga, perasaannya semakin ia kebalkan atas hubungan Zedney dan Rehan yang semakin jauh. Nasib mencintai dalam diam. Tak luput, nasib mencintai milik orang lain.

Pasangan yang sempat membuat patah hati banyak siswi SMA Nusantara, terutama Dena sekalipun Dinar, sejauh ini semakin memamerkan keromantisannya yang membuat banyak hati mengirikannya. Zedney dan Rehan. Semenjak perkara waktu lalu yang hampir meluruhkan kisah cintanya, kini keduanya mampu bertahan hingga sekarang, bulan ke 2.

Masuk kedalam keluarga kecil yang tinggal di dalam rumah menjulang tinggi berlatar putih. Sebulan sudah berlalu semenjak Renata, mamah Zedney untuk tetap melancarkan kegiatan perkantorannya di Surabaya. Dan semenjak itu juga tak ada perubahan yang terjadi didirinya, tetap tak ada waktu untuk anak - anaknya. Sampai saat ini pun semuanya kembali menjadi seperti hari - hari kosong yang biasa terlalui. Dani dan Renata, orang tua Zedney masih berkerja dari terbit fajar hingga hadirnya bulan bintang menyongsong digelapnya malam. Oki, masih tetap menyayangi dan menyisakan waktu untuk adik kesayangannya disela - sela jadwal perkuliahannya yang semakin padat.

Biarkan takdir yang memainkan alur jalan hidup ini.

■□■□■

Rabu pagi ini ada yang tak biasa dari sosok Zedney. Yang biasanya selalu hampir berhadapan dengan satpam sekolah setiap harinya, kini sudah duduk rapih dimejanya tepat pukul 06.45 menit atau setara dengan pukul tujuh kurang lima belas menit. Ketiga sahabatnya yang bergantian datang memasuki ruang kelas meluruskan tatapan datarnya ke cewek itu.

"Duh aduk mbak ini siapa ya? Ini meja temen saya namanya Zedney Malika." Ujar Vanya menirukan suara mbok mbok.

"Alay lo ah." Zedney memamerkan sederet gigi putihnya lucu.

"Ya ampun mbak, Temen gue itu datengnya selalu kayak siput ngantuk, hobinya tatap tatapan muka sama pak Bejo satpam sekolahan, lah embak ini siapa ya?" Gantian Dhera yang berlaga mbok mbok gaul.

"Eh By The Way, mau siput ngantuk atau enggak yang namanya siput mah ya tetep lemot keles!" Sanggah Giselle.

"Aduh mbok - mbok ini nggak usah alay bisa kan? Gue Zedney Malika pacarnya Rehan Pahlevi!" Zedney berlaga mentebar - tebarkan rambut panjangnya.

"Aduh si embak pake segala mamerin pacarnya, saya jadi iri kan, ehh" Pembahasan kecil seperti itu mampu membuat semuanya tertawa sebagai pembuka hari.

Jarum pendek tepat menunjuk kearah angka 7 dan jarum panjang kearah angka 12. Itu artinya sebentar lagi mereka akan dipusingkan oleh berbagai rumus dalam pelajaran fisika. Bukan semata hanya karena rumus - rumus itu, melainkan sosok guru dibalik pelajaran itu yang membuat semua muridnya ingin melarikan diri.

The Last [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang