[28] - The Last

4.3K 255 7
                                        

"Gue sayang sama lo, tapi gue nggak tau lo nya gimana?"

■□■□■

Pulang sekolah sore ini, cowok yang sudah siap siaga diatas motornya dengan jaket army sedang menunggu seseorang. Seseorang yang akan ia pastikan status hubungan keduanya yang tak kunjung jelas, seperti rencana yang sudah ia pikirkan bulat kemarin.

Tapi sudah sekitar satu jam menunggu dari waktu pulang sekolah, seseorang yang ditunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Dinar mulai gusar diatas motornya. Kakinya mengayun kedepan belakang dengan gerakan bebas.

Dan seketika itu juga ia melihat dua orang yang saling menatap rindu dari arah koridor menuju tempatnya saat ini. Beriringan meriuhkan canda tawa yang menjadikannya pusat dikoridor itu.

Sepertinya ada sesuatu yang belum ia ketahui dari Rehan, pasalnya kemarin dua orang yang semakin dekat kearahnya itu belum terlihat sedekat saat ini.

"Wah mancay lengket amat lo berdua!" Dinar mengayunkan kakinya tepat mengenai dengkul Rehan yang berbalut celana abu - abu.

"Anjir sakit bego!"

"Uu aa Rehan ngomongnya kasar ni ya? Kasih pelajaran tuh mulutnya na!" Dinar mengerucutkan ujung bibirnya imut.

"Tau nih ya kamu! Biarin nar entar gue sentil mulutnya Rehan!" Dena berlaga galak kearah cowok yang tersenyum penuh arti disampingnya.

"Jangan pake tangan tapi na, udah mainstream ah! Nggak liat nih bibir gue udah monyong - monyong?" Dinar memajukan bibirnya iseng.

Rehan yang menyadari maksud dari kalimat sahabatnya itu langsung menggeplaknya dengan kasar. "Eh gila lo ya!", beralih ke Dena "udah nggak usah didengerin si gila satu ini ya, maklum belum ketemu putrinya."

"Putri anak 12 IPS 2?" Dena menaikan sebelah alisnya heran, karena yang ia tau Dinar memyukai mantannya Rehan, Zedney, bukan Putri yang berbadan seperti kue bakpao alias gendut.

Sementara Dinar langsung mengeluarkan ekspresi datarnya, "Yang ada gue jadiin kasur kalo dia cewek gue mah!" Dan ketiganya tertawa.

"Btw lo ngapain disini?"

"Ya nungguin dia lah! Masa nungguin lo!" Jeda, "lo sendiri ngapain coba masih disini?"

"Yaa" Rehan melirik kearah cewek yang tersenyum disampingnya, "gitu deh"

"Lo berdua?"

"Hmm" keduanya benar - benar terlihat salah tingkah, namun setelahnya justru semakin lengket dengan lengan Rehan yang menggantung bebas dibahu Dena.

"Njir jadi gitu? Gue nggak dikasih peje?"

"Iya selow sih, besok kita double date yuk?" Ajak Dena dengan sumringahnya.

"Makanya doain gue dong!"

Rehan ikut duduk disebelah Dinar, "Doain apaan?"

"Nembak dia" Dinar menunjukkan cengiran tengil khasnya.

"Wanjaay, sukses ya bro biar besok kita double date! Lagian gue yakin kok dia suka sama lo!"

"Iya lo berdua cocok kok, serius deh!" Giliran Dena mengacungkan jari tengah dan telunjuknya membentuk huruf v.

"Yaudah masalahnya gue nungguin dari tadi nggak nongol-nongol orangnya!"

"Nggak nongol apasih? Orang dari tadi dia disono!" Rehan menunjuk dengan dagu kearah seorang cewek yang tengah melirik kearah ketiganya.

Ya, Zedney memperhatikan ketiganya yang sedang berbincang dari kejauhan. Tersirat senyum simpul ketika matanya ditautkan dengan mata milik Rehan, sang mantan.

The Last [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang