[29] - The Last

4.3K 237 11
                                        

"Toh menyampaikan rasa sayang bukan hanya selalu dengan hal-hal yang manis maupun romantis."

■□■□■

Dunia saat ini seakan terasa adil bagi empat orang yang baru saja dilanda masalah hati, kini mereka temukan jawaban dari soal yang menyumbat kejujuran hati mereka. Jawaban yang selalu mendahulukan logika dibanding kata hati.

Benar, apapun yang ditakdiri untuk kita pasti akan menghampiri, dan apapun yang bukan pasti akan menjauh dengan sendirinya. Tak terkecuali tentang hati. Ternyata awal yang buruk tidak selalu menghasilkan sesuatu yang buruk juga. Dan awal yang baik pun tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baik.

Buktinya kisah ini yang sudah seperti dipermainkan takdir. Awalnya diperumitkan namun pada akhirnya kembali diletakkan ditempat seharusnya. Dengan begitu kedua hati yang pada awalnya sulit tuk menyatu kini berhasil disatukan. Dinar dan Zedney.

■□■□■

Berita jadinya Zedney dan Dinar menjadi sepasang kekasih sudah sampai ditelinga Rehan maupun Dena. Semburat notification tak henti-henti menggema diponsel Dinar. Meski isi chatting itu mungkin bisa diibaratkan menyampah. Tapi nggak masalah selama itu adalah bentuk dukungan.

Salah satu isi chat berbunyi,

Mantap dah yang udah taken, jaga mantan gue baik-baik ya! Jangan kayak gue wkwk!

Dan tentu langsung dibalasnya dengan,

Wanjir lah mantannya nggak usah disebutin bro!

Dari tempat yang berbeda dapat dirasakan keduanya sedang tertawa. Bukan mentertawai isi chat barusan, melainkan tertawa atas takdir yang diperolehnya. Sama-sama tak percaya akan sebegini jadinya. Ketika harus berpacaran dengan mantan dari sahabat sendiri.

Diujung chatting yang masih berlanjut, pembahasan menyinggung tentang double date yang sempat dibahas tadi sore. Ketika Dinar berhasil mentaklukan hati Zedney, maka dating pertama harus dilakukan dengan double date. Begitupun Rehan dan Dena yang kembali menyatu sehari sebelum menyatunya Dinar dan Zedney.

Akhirnya mereka menyanggupi untuk mengisi weekend nya dengan double date. Kebetulan juga weekend jatuh pada hari esok dan tak perlu lagi memperpanjang waktu untuk menjalankan rencana ini.

■□■□■

Mobil sport merah milik Dinar sudah terparkir didepan pagar rumah sang kekasih. Melindungi seorang cowok tampan dengan jeans hitam dan kaos putih dari terik matahari pagi. Bukan hanya dirinya, melainkan dua orang yang sudah duduk anteng dibangku belakang, Rehan dan Dena.

Kurang lebih lima menit, pagar hitam itu terbuka dan menampilkan pemiliknya. Jeans pendek dibalut kaos putih sepaha membuat penampilan Zedney semakin cantik didalam kesederhanaannya.

Mobil itu pun melaju dengan empat penumpang. Tujuan kali ini jatuh ke salah satu tempat wisata di daerah Bandung. Sekitar 2 jam perjalanan, suasana didalam mobil itu benar-benar bersahabat, penuh canda tawa diiringi lagu The Cainsmokers - closer yang menggema dari ponsel Rehan. Semua terlihat baik-baik aja, seakan tak pernah ada kejadian pahit diantara keempatnya.

Baik antara Rehan, Dena dan Zedney pun sepertinya sudah tak lagi menganggap ada sesuatu yang pernah terjadi belakangan sebelumnya. Semua seperti telah membuka lembaran baru yang siap untuk diisi kisah selanjutnya.

Setelah memakan waktu perjalanan yang cukup lama, mobil itu mendarat halus diparkiran tempat wisata tujuan. Baik Zedney, Dinar dan Rehan pun langsung menginjakkan kakinya dijalanan itu. Kecuali Dena yang masih asik merapihkan tatanan wajahnya didalam mobil.

"Nyok!" Ajak Dinar heboh.

Bahunya langsung ditahan Rehan ketika cowok itu akan melangkah, "Tunggu Dena woi."

"Kak Dena mana?" Zedney ikut menimbrung.

Yang diperbincangkan keluar dengan penampilan cantik, sweater biru muda menemani mini rok putihnya. Dengan rambut panjang dibiarkan teruarai begitu saja.

Sebagai pembuka jalan-jalan rasanya kurang sah jika mereka tak mengabadikan moment berharga ini dengan kamera. Kamera go pro yang dibawa Rehan segera diluncurkan. Keempatnya berputar kesana kemari menikmati weekend yang tak selalu bisa mereka lakukan setiap saat. Tak jarang juga mereka yang saling mengambil selfie dengan pasangan masing-masing.

Setelahnya mereka membuat keputusan, dipertengahan waktu nanti mereka akan berpencar untuk bisa saling menikmati weekend ini dengan pasangan masing-masing. Kecuali untuk mengisi kekosongan perut, sekitar jam 12 siang mereka harus kembali berkumpul disalah satu restoran yang sudah mereka incar sejak awal tadi.

Dan inilah saatnya untuk Dinar dan Zedney menikmati jalan-jalan pertama mereka setelah jelas status hubungan keduanya. Dunia seakan hanya milik berdua, berlari kesana kemari tak mengenal kata lelah asalkan disamping ada pujaan hati.

"Nar foto situ yuk?" Tarik Zedney kesalah satu permainan ular tangga besar yang tertata disalah satu sudut jalan.

"Mau nya foto berdua."

"Yaudah minta tolong gih sama orang."

Dinar mengelus sayang ujung kepala Zedney yang tersenyum lucu kearahnya. "Tunggu ya sayang."

Tak lama kamera miliknya sudah berada ditangan seorang anak muda yang dimintai tolong oleh Dinar untuk mengambil foto bersama Zedney. Kedua orang yang akan menjadi objek itu langsung mengambil posisi ditengah permainan ular tangga. Foto berhasil diabadikan.

Tak hanya sampai disitu, keduanya terus mengitari tempat lainnya dan tak lupa kembali mengabadikan momen dengan kamera yang menggantung dileher Dinar. Sudah banyak yang berhasil terabadikan.

Gerakan Zedney yang gesit membuat cowok yang digandengnya itu merasa lelah. Mereka beristirahat sejenak disalah satu tempat peristirahatan yang terletak dipinggir jalan. Meski status keduanya kini telah menjadi sepasang kekasih, bukan berarti kata ribut seperti ditelan bumi begitu saja.

Hal-hal kecil yang seharusnya tak perlu diributkan pun menjadi bahan peributan yang baru. Itu adalah cara mereka mengeratkan hubungan ini. Toh menyampaikan rasa sayang bukan hanya selalu dengan hal-hal yang manis maupun romantis.

Sadar waktu sudah menunjuk keangka 12 siang, mereka beriringan kesalah satu restoran yang menjadi tempat janjian dengan Rehan dan Dena. Dua orang itu sudah lebih dulu menanti disalah satu meja yang terletak outdoor. Memaparkan pemandangan sekitar yang dipenuhi pepohonan hijau yang menjulang.

"Uu pasangan baru, iya tau dah!" Rehan menggoda Dinar dan Zedney yang semakin dekat kearahnya.

"Apasih kak nggak jelas deh!" Omel Zedney tersipu.

"Ah sayang malu-malu meong deh kamu." Dinar menaruh lengan kebahu pacarnya itu dengan tengil. Spontan mendapat cebikan dari Zedney.

"Udah udah kapan makannya kalo begini?"

"Tau nih pacaran mulu, nih mau makan apa lo berdua?" Ujar Dena seraya menyerahkan daftar menu kearah Zedney.

Memesan jenis makanan yang sama pun langsung mendapat sorakan dari Rehan maupun Dena. Padahal itu hanya makanan. Kedua sahabatnya itu benar-benar tengah menggodanya habis-habisan memperlihatkan rona merah dipipi Zedney.

Zedney hanya mampu berdecak lucu sambil sesekali tertawa. Melihat itu Dinar mentertawakan kelakuan pacar barunya yang semakin menggemaskan.

Sampai hidangan sudah tertata rapih dimeja, keempatnya masih asik mentertawakan hal-hal ringan. Bahkan sampai hidangan itu habis pun masih ada aja topik pembahasan yang mampu ditertawakan keempatnya.

"Njir sampe sakit perut kan gue!" Ringis Dinar ditengah tawa sambil memegangi perutnya.

"Makanya jangan ketawa mulu, makan dulu habisin!" Zedney memperotes Dinar yang masih asik dengan tawa.

"Enak ya punya pacar, jadi ada yang perhatiin eeaa."

■□■□■

Bersambung..... :)

The Last [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang