[40] - The Last

6.7K 239 32
                                    

"Ku kira, takdir kan sejalan denganku, tapi ternyata tidak :)"

***

Hari ini, tepat tanggal 18 Juli umurku ganjil 17 tahun. Hari ini juga, aku akan bertemu seseorang yang teramat aku rindukan. Dan hari ini, semoga aku bahagia.

Kalimat itu di tulisnya tepat pukul 24.00 p.m, saat matanya sayup-sayup ingin segera menutup, tapi Zedney berusaha untuk menuliskan sederet kalimat itu hingga tuntas. Kalimat sederhana yang ia tulis di atas selembar kertas putih di tempelnya tepat di samping figura foto dirinya dan Dinar.

Ia tersenyum hingga akhirnya terlelap di balik selimut.

Detik, menit hingga jam terlampaui sudah. Dari sinar bulan bintang yang menemani malamnya, hingga terbit fajar, tak ada lagi suara gedoran di pintu kamar. Hanya sekali dering jam beker berbunyi, Zedney membuka kelopak matanya perlahan. Menyambut pagi yang belum di sinari sang mentari dengan bahagia. Ia kembali tersenyum, berharap di luar sana, mamah, papah serta abangnya sedang menunggu kehadirannya di ruang keluarga dengan kue di meja.

Lantas dengan piyama yang masih menempel ia segera bangkit dan membuka pintu kamar. Menuruni undakkan anak tangga hingga sampai di tempat yang ia tuju. Di lihatnya salah seorang yang ia harapkan temgah duduk menanti di sofa. Meski begitu, matanya masih saja menyapu mencari sosok yang lainnya.

Oki berdiri dan menghampiri adik kesayangannya itu. Mengelus ujung rambut hingga mencium keningnya penuh sayang. "Happy Birthday my annoying sister!"

Zedney masih menyapu pandangannya ke sekitar, walaupun hasilnya nihil karena tak ada siapa-siapa lagi di sana. Ia kembali melihat kearah Oki, dan tersenyum sendu, "thanks, Zedney sayang banget sama abang. Cuma abang yang selalu ngertiin Zedney walaupun banyak nyebelinnya. Zedney sayang bang Oki!" Ungkap cewek itu memeluk abangnya. Tanpa ia sadari air mata perlahan menetes di pipi.

Oki melepaskan pelukkan adiknya itu, dan menangkap kedua pipi Zedney. Ditatapnya seksama, "ini hari bahagia, pagi-pagi ngga boleh nangis ah, cengeng kan lo!" Ujar Oki mengacak rambut Zedney yang sebenarnya memang sudah berantakkan. Ia paham apa yang sedang dirasakan Zedney, serta apa yang adiknya itu cari.

Oki menuntun tubuh Zedney untuk duduk di sofa. Ia membuka sebuah kotak kecil yang ada dihadapan keduanya. Nampaklah sebuah cupcake dengan satu lilin di atas. Lantas Oki segera mengambil pematik dan dinyalakannya lilin itu. Setelahnya ia hadapkan kue mungil itu dihadapan adiknya.

Zedney benar-benar terharu dengan sikap abangnya. Abang yang selalu mengacak rambutnya itu biasanya benar-benar super duper menyebalkan. Tapi kali ini, semua berubah menjadi manis.

"Jangan cengeng kodok, ayo make a wish!" Tuntun Oki semakin mendekatkan cupcake nya dihadapan wajah Zedney

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan cengeng kodok, ayo make a wish!" Tuntun Oki semakin mendekatkan cupcake nya dihadapan wajah Zedney.

Zedney memejamkan kedua mata sambil mensejajarkan kedua tangan dengan wajahnya. Setelahnya ia kembali membuka pandangan dan meniup lilin itu hingga mati. "Yeee!" Soraknya bahagia, meski tak ada mamah dan papah yang menemani.

The Last [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang