"Aku benar-benar ingin pergi. Meninggalkan apa yang memang harus ditinggalkan."
Cakra memandang sepiring gado-gado lengkap dengan kerupuk di atasnya, kemudian pandangannya beralih menatap Jasmine di hadapannya.
"Beneran lagi pengen gado-gado?"
Jasmine mengangguk pelan "Lagi pengen nyoba sih Kak, kata Chika enak soalnya," ucap Jasmine berbohong, padahal hanya saja cewek itu ingin mengikuti saran Dareen beberapa menit yang lalu.
"Sejak kaㅡ" ucapan Chika tadi terpotong karena injakan Jasmine di kaki Chika membuat cewek itu urung melanjutkan pertanyaannya "Sejak kapan gado-gado disini ga enak maksud gue hehe," Chika terkekeh mengakhiri kalimatnya.
"Kakak sendiri kenapa ga makan?" Jasmine mulai menyendok makanannya.
"Ga sih, lagi ga lapar aja," jawab Cakra, matanya masih meneliti Jasmine lamat-lamat.
Hampir sepuluh tahun tidak bertemu membuat Jasmine cukup berubah dari sosoknya yang dulu, Padahal Cakra masih ingat Jasmine yang rambutnya selalu diikat dua, kadang di kepang. Belum lagi gigi susu Jasmine yang tanggal di bagian depan masih teringat jelas oleh Cakra.
"Oiya, Om Arya sama Tante Irene sehat?" Cakra mencoba mengisi kekosongan di meja itu.
Jasmine mengangguk masih berfokus pada gado-gadonya "Sehat kok Kak, Kak Widi dimana sekarang?"
"Oh Widi, dia udah kuliah, kebetulan lulus di UI ngambil jurusan kesmas." terang Cakra.
"Wih hebat," ucap Jasmine kagum.
Tiba-tiba handphone Cakra bergetar mengeluarkan dering dari saku celananya, ia segera mengambil benda itu dan menggeser tombol hijau.
"Napa?" tanyanya sesaat setelah menempelkan benda itu ke telinganya.
"Cak? lo dimana sih cepet amat ilangnya kek maling," ucap suara di seberang.
"Gue di kantin, kenapa emangnya?"
Jasmine dan Chika diam-diam menyimak percakapan Cakra.
"Aduh kacau deh pokoknya, jadwalnya bentrok, lu buru sini," nada frustasi dari penelpon terdengar jelas.
"Oke oke gue ke kelas," balas Cakra dan segera mematikan sambungan.
"Jasmine sorry, gue ada urusan bentar," ucap Cakra sambil memandang Jasmine yang terlihat santai-santai saja dan sama sekali tidak terbebani.
"Gapapa kok Kak," balas Jasmine
"Sorry ya gue balik duluan, kapan-kapan kita ngobrol lagi hehe" pamit Cakra dan segera beranjak dari kursinya setelah melempar senyum tipis pada Chika juga.
Selepas kepergian Cakra, Chika langsung menghujani Jasmine dengan pertanyannya yang sedari tadi sudah seperti tertahan di tenggorokannya.
"Min, Kak Cakra siapa lo?" tanya Chika setelah menyeruput jusnya.
Jasmine mengangkat bahu tanda tak tahu "Gue aja lupa punya hubungan apa sama dia, tapi kata supir gue sih dia tetangga lama," terang Jasmine sambil memasukkan sayuran dilengkapi kacang ke mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen
Teen FictionIni bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat meleleh hati para wanita. Bukan. Ini tentang Dareen. Cowok yang rela meluangkan waktunya untuk memasti...