DUA PULUH TIGA

2.1K 181 3
                                    

"All you need is hug."

Kosong, semuanya kosong. Pikiran cowok itu, pandangannya, koridor rumah sakit, dan jam tangan yang terus berdetik berusaha mengisi kekosongan-yang nyatanya gagal.

Entah tidak tahu atau memang bodoh, tapi untuk saat ini Dareen berada di opsi kedua. Bodoh, iya dia bodoh, dengan segala hal yang sudah sangat jelas pun masih diragukan oleh cowok itu.

"Kalian berdua bisa pulang, ini udah tengah malam lho." ucap Arya memecah keheningan di kursi tunggu panjang yang ia duduki, menepuk pundak Cakra dan Dareen pelan sampai akhirnya pria payu bara itu beranjak meninggalkan koridor rumah sakit.

Masih diam, keduanya larut dalam pikiran masing-masing yang bisa meluap kapan saja.

"Kenapa?" suara itu terdengar juga dari mulut Cakra.

"Kenapa apa?"

Cakra berdiri dari duduknya mengangkat kerah baju Dareen sampai cowok itu berdiri dari posisinya, amarah dari mata Cakra bisa terlihat jelas.

"Kenapa lo ga jagaiin dia? lo buta? lo ga bisa liat cewek itu kesakitan?!"

Dareen melepas tangan Cakra kasar dari kerahnya, balik menatap cowok yang hanya beda beberapa centi darinya "Gue yang harusnya tanya kenapa lo baru bilang sekarang? Bahkan lo lebih tau dari gue kan? kenapa ga lo aja yang jagaiin Jasmine?"

Cakra urung bersuara, hanya sorot matanya yang perlahan dihinggapi rasa bersalah.

"Lo suka sama Jasmine? lo sayang sama dia? tapi ngga gini caranya!" sambung Dareen lagi lalu menyambar bahu Cakra dan pergi dari koridor rumah sakit.

Cakra masih terdiam di posisinya. Apa yang Dareen bilang beberapa detik lalu seakan pisau tajam yang seketika menusuk cowok itu. Intinya, Cakra memang lebih mementingkan event sialannya itu dibandingkan Jasmine.

Nada dering terdengar dari balik saku celana Cakra, ia meraih ponselnya malas setelah beberapa kali menerima telfon dari teman sepanitianya. Tapi kali ini beda, dia tidak bisa mengabaikan tahu telfon yang satu ini.

"Halo? La?" ucap suara di seberang.

"Ya." balas Cakra pelan.

"Akla? kamu dimana sih? ini anak-anak pada pusing nyariin kamu loh, pergi seenak jidat aja gatau kemana, terus ini gimaㅡ"

"Maaf, Ra." Cakra mengacak surainya pelan "Maaf aku pergi gitu aja, maaf aku ninggalin acara semau aku. Aku lagi di rumah sakit."

"Loh? kenapa? kamuㅡ"

"Ngga, aku gapapa, bukan aku yang sakit." lagi-lagi cowok itu memotong.

Hening sejenak sampai kembali terdengar suara dari seberang "Jasmine?"

"Iya, Jasmine."

"Aku gasuka dia."

"Ara?"

"Aku ulangin ya, aku gasuka Jasmine." suara Ara terdengar memperjelas perkataannya "Gara-gara dia kamu jadi orang yang ga bertanggung jawab kayak gini, kamu pergi gitu aja, ga bilang sama aku juga."

"Tapi tadi itu urgent Ra, kamu ga liat venue sempat heboh gara-gara dia pingsan?" bela Cakra.

"Aku ngga tau dan gamau tau, La. Aku cuma ngekhawatirin kamu doang, aku takut malah kamu yang kenapa-napa."

"Aku ga kenapa-napa sekarang. Kamu jangan ga suka sama Jasmine, tapi sama aku, Ra. Yang salah itu aku, bukan dia."

"Aku sayang kamu, La." suara gadis di telfon nampak pasrah.

DareenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang