[Nonton video diatas is very recomended! Soundtrack My Dear Loser series itu diisi sama nanon alias cast gue buat Dareen plus ada Jane juga alias cast buat Jasmine, jadiii kalo kalian mau liat bagaimana romance mereka, kalian bisa nonton bentar video di mulmed ok? Btw gue gatau kenapa nanon culun banget disitu, gue belum pernah nonton filmnya tapi dari yg gue baca, peran nanon emang siswa culun yang doyan di bully wkwkw]
"Tolong ga usah dekat-dekat, apalagi senyum di depan ku, gabaik. Ga baik buat jantung ku."
"Kak.." Dareen mencoba mendekati Nisa yang tengah mencuci piring makan malam di dapur.
Nisa cuman menggumam kecil menjawab panggilan adik tengahnya itu.
"Apa?"
Dareen memperhatikan Nisa yang menuangkan cairin pencuci piring berwarna hijau itu ke atas spon.
"Ada gak?" tanya Dareen.
"Ada apaan?" tanya Nisa heran.
"Bilang aja ada."
"Yaudah, ada." ucap Nisa mencoba mengalah.
Dareen tersenyum lebar "Pinjam dong."
"Pinjam apa sih, gaje banget kamu ah." ujar Nisa.
"Duit." sambung Dareen lagi yang membuat mata Nisa membulat.
"Kamu mau pinjam duit?" ulang gadis itu.
Dareen menganggukkan kepalanya cepat "Iya, kan tadi udah bilang ada."
Nisa menatap adiknya geram "Pinter kamu yah, Kakak kasi minum air cucian nih."
Dareen tertawa sambil mencubit pipi kakaknya itu "Gausah marah dong kak, nanti ga cantik lagi, heheh."
"Kamu mau duit buat apa?" tanya Nisa.
Belum sempat Dareen menjawab, kakak perempuannya itu sudah kembali berbicara.
"Bentar, kamu ga ngerokok kan? ga suka clubbing kan? awas ya kamu, keluyuran ga jelas ngabisin duit."
"Lah, ngga kok. Tenang aja kak, duitnya bakal aku pake untuk sesuatu yang bermanfaat kok."
Nisa membilas piring yang ada di wastafel, sebentar lagi pekerjaannya selesai.
"Apa?"
Dareen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal "Itu sih.. buat anu.."
"Anu apa?"
"Sebenarnya aku punya duit, cuman ga cukup." ungkap Dareen.
"Iya, terus?"
Dareen diam sebentar, memilih tidak melanjutkan perkataannya, Nisa sudah selesai dengan pekerjaan cuci piringnya, tanpa mengeringkan tangan terlebih dulu, gadis itu langsung memegang kedua pundak Dareen dan membawanya duduk di sofa ruang tengah.
"Ya udah, sini dulu biar ngomongnya enakan." kata Nisa.
"Kak! itu tangannya masih basah ih!" ucap Dareen kesal dan melepas tangan Nisa yang ada di punggungnya.
"Ah iya, sorry-sorry." gadis berambut panjang itu hanya terkekeh pelan dengan tingkah adiknya.
Lumayan kan, lap berjalan batin Nisa.
Akhirnya, keduanya duduk di sofa ruang tengah, rumah memang akan sepi jika sudah melewati waktu makan malam. Fika lebih senang berada di kamar, sementara orang tua Dareen juga sudah berada di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen
Teen FictionIni bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat meleleh hati para wanita. Bukan. Ini tentang Dareen. Cowok yang rela meluangkan waktunya untuk memasti...