EMPAT

4K 252 4
                                    

"Dan sekarang, aku ingin tahu lebih tentang mu, lebih dari sekedar nama, aku ingin lebih dari itu."

Bel istirahat berbunyi, bersamaan dengan guru dan siswa yang mengemas barang masing-masing, tak terkecuali bagi Jasmine, cewek berambut hitam sepundak itu sudah siap dengan bekal makan berwarna orange yang selalu ia bawa ke sekolah. Isinya adalah makanan yang sudah dimasak oleh pembantu rumah tangganya, tentu saja dengan kondisi seperti itu membuat Jasmine tidak bisa jajan sembarangan di sekolah.

Meskipun sesekali Jasmine sangat ingin mencicipi makanan maupun minuman yang 'katanya' tidak baik untuk kesehatan itu, misalnya junk food, minuman cola atau sekedar mie instan.

"Udah?" tanya Chika pada Jasmine yang terlihat sudah memasukkan kembali buku pelajaran Bahasa Indonesianya kembali dalam tas.

Jasmine mengangguk lalu mengambil kotak bekalnya dan berjalan beriringan bersama Chika keluar dari kelas.

Bersamaan dengan itu sosok Dareen tiba-tiba saja memasuki kelas terburu-buru bahkan nyaris menabrak Jasmine dari arah berlawanan.

"Loh? mau kemana?" tanya cowok jangkung di hadapan Jasmine membuat ia harus mundur beberapa centi menjaga jarak.

"Kantin." jawabnya singkat sambil berusaha melewati Dareen, tapi cowok itu malah berpindah posisi membuat jalan yang ingin Jasmine lewati tertutup.

"Bukannya gue udah bilang kemaren kalau lo bakal ngejar materi hari ini?" tanya Dareen seperti pada dirinya sendiri membuat Jasmine menghembuskan napasnya pasrah.

Chika berdecak sebal "Kalian berdua bisa ngobrol atau belajar atau apalah itu di kantin, ini gue lapar banget, asli." ucapnya dengan ekspresi wajah kelaparan.

Sedetik kemudian Dareen memandang ke arah Chika "Apa lo pernah liat gue ke kantin?" pertanyaannya barusan lebih kepada mengungkapkan fakta dari Dareen sendiri.

Bagi Dareen, kantin adalah salah satu bagian dari sekolah yang di dalamnya terdapat banyak populasi manusia, dan Dareen tidak suka akan hal itu, bukan tidak suka, hanya saja ia tidak nyaman.

"Ah iya lupa, lo kan ga pernah lapar hahaha" Chika tertawa hambar "Dasar aneh." sambungnya lagi dengan ekspresi datar.

"Yaudah lah Chi, gue gapapa kok makan di kelas juga bisa. Gue lupa hari ini emang mau ngejar materi." lerai Jasmine.

Cewek bermata sipit dan kulit putih itu memandang Jasmine "Lo yakin? sama si Dareen? kalo diapa-apaiin gimana?" tanyanya.

Dareen lalu tertawa karena pertanyaan Chika barusan "Muka gue kek pedofil, ya?"

"Banget." jawab Chika kemudian.

"Gapapa, lagian kelas ga sepi-sepi banget." jawab Jasmine.

"Yaudah, perut gue ga mau diajak kompromi lagi, duluan ya!" pamit Chika pada teman sebangkunya itu "Awas lo!" kemudian beralih mengancam Dareen lalu segera berlalu.

Kemudian Jasmine menatap lurus ke arah Dareen, memperhatikan tiap inci wajah dari cowok itu, tapi sepertinya hal itu tidak berlangsung lama, Dareen mendapati Jasmine yang tengah memandangnya lurus membuat cewek itu sedikit tersentak.

"Ikut gue." ucap Dareen sambil berlalu masuk ke kelas mengabaikan Jasmine yg mematung masih memegang kotak bekalnya.

Sementara Dareen mengambil sesuatu dalam tasnya, Jasmine kembali ke bangkunya, membuka kotak bekal dan mengeluarkan sepotong roti tawar yang sudah diberi isian selai kaya favoritnya.

Baru saja Jasmine membuka mulut ingin memasukkan rotinya, Dareen tiba-tiba datang membalik bangku milik Nisa di hadapan Jasmine, menaruh buku biologi tepat di hadapan cewek itu.

DareenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang