"Tidak perlu banyak untuk menjadi penuh, aku hanya butuh kamu untuk menjadi utuh."
-lacikataDareen selalu suka tiap kali melihat Jasmine tertawa, gadis itu akan memukul pelan benda apa saja yang ada di sekitarnya, giginya yang rapih akan terlihat, bersama dengan mata gadis itu yang menyipit, dan jika ia tertawa lama, bulir air akan keluar dari matanya.
Ya seperti sekarang ini, sudah 4 menit Jasmine tertawa pada tebakan receh milik Dareen.
"Selucu itu?" Dareen masih memandang Jasmine di hadapannya.
Jasmine mengelap tetesan air yang keluar dari pelupuk matanya, kemudian berusaha meredam tawa "Iya, selucu ini."
Hanya karena tebakan 'War apa yang bikin kenyang' dengan jawaban 'Warteg' bisa membuat Jasmine tertawa bahagia, seakan gadis itu tidak menyimpan beban apapun, seolah-olah ia bahagia.
Dareen memandang sekotak nasi putih lengkap dengan telur dadar yang baru saja dibawa oleh Jasmine sepulang sekolah ini, kemudian beralih menatap Jasmine yang sedang sibuk melihat obat-obat yang tertata rapi dalam lemari.
"Kamu ngga mau makan bareng?" tanya Dareen kemudian.
"Hm?" Jasmine berbalik sebentar "Itukan buat kamu."
Jasmine menuju ke ranjang UKS yang berada dekat dengan Dareen "Cobaiin deh, telur buatan aku."
Dareen mengangkat alisnya tidak percaya "Buatan kamu?"
Jasmine kemudian mengangguk pelan. Dareen lalu mulai memotong telur dadar itu menggunakan sendok dan ia masukkan ke dalam mulutnya.
Jasmine sudah memasang wajah penasaran akan komentar yang terlontar dari mulut Dareen.
"HUAAA INI APAAN?!?" Dareen sontak berteriak tatkala lidahnya terasa panas.
Jasmine kemudian tertawa dan dengan sigap mengambil botol air minum di tasnya yang untung saja masih ada setengah. Tanpa basa basi Dareen langsung menyambar minum yang diberikan Jasmine.
"Kayaknya kamu ngegigit cabenya deh." ucap Jasmine masih dengan sisa tawanya.
Dareen masih diam sambil memandang Jasmine kesal.
"Kenapa? kamu ga suka ya? padahal aku nambahin daun bawang juga sama potongan sosis." sambung Jasmine.
"Mana sosisnya?" Dareen memotong kembali telur dadar di hadapannya.
"Cari aja yang warna merah,"
Dareen kembali menatap Jasmine malas "Kan cabenya juga warna merah."
"Ah iyaaa hahahah, kamu dapet ranjau kalau gitu, kalo sosis dapat jackpot." jelas Jasmine.
Dareen kembali menyantap bekal buatan Jasmine, kali ini ditambahkan nasi putih "Alah ribet amat, cuman telur dadar juga."
Jasmine memperhatikan Dareen yang terlihat lahap, sepertinya cowok itu menyukai bekal buatannya.
"Perasaan tadi kamu ngajak makan bareng deh?"
Dareen seperti tersadar akan sesuatu, kemudian kembali mengunyah "Gausah, buat aku kan?"
"Kamu makan yang lain aja," sambung Dareen "Mau makan apa?"
"Beneran nih?" mata Jasmine nampak bersinar senang "Mau ke warkop langganan kamu!"
"Mau makan mie?"
Jasmine kemudian mengangguk.
"Nanti kenapa-napa lagi," jawab Dareen "Yang lain aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen
Teen FictionIni bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat meleleh hati para wanita. Bukan. Ini tentang Dareen. Cowok yang rela meluangkan waktunya untuk memasti...