"Senja menjadi bukti bahwa akhir juga bisa menjadi indah."
Jasmine tersenyum senang, memandang barisan angka di tangannya dengan perasaan puas. Hasil ujian tengah semesternya baru saja dibagikan oleh Nanda, ketua kelas mereka.
"Tuntas semua, Min?" tanya Chika menyelidik sambil mengintip kertas di tangan Jasmine.
"Lumayan sih, diatas KKM semua." jawab Jasmine sambil memperlihatkan kertasnya pada Chika.
Chika mengangguk sambil memperhatikan nilai Jasmine "Iya sih, apalagi biologi." ujar gadis itu sambil tersenyum jahil.
Jasmine memukul lengan Chika pelan "Apaan sih lo, Chi."
"Percuma juga kan si Dareen ngajarin lo kalo ga tuntas." balas Chika "Oiya, waktu itu lo sempat ikut susulan ya, Min? lo kenapa sih waktu itu?"
Jasmine tersenyum canggung "Ga, cuman lagi sakit perut aja." jawabnya seadanya.
"Mungkin kalau ga susulan nilai lo bisa lebih tinggi."
"Gini aja gue udah syukur, Chi." ucap Jasmine tersenyum.
"Liat nilai lo coba?" ucap suara itu tiba-tiba membuat Jasmine dan Chika sama-sama tersentak.
Dareen sudah membenamkan badannya di samping meja Jasmine dengan kepala dan tangan yang bertumpu di meja gadis itu.
"Anjir! sejak kapan lo disitu?" tanya Chika.
Dareen hanya memandang gadis itu tanpa ekspresi yang berarti "Baru aja."
"Kok gue ga liat?"
"Yaiyalah lo ga liat, mata lo sipit begitu." sindir Dareen halus membuat Chika kesal.
Jasmine hanya tersenyum, memandang Dareen yang hanya selisih beberapa centi darinya.
"Ditanyain juga, nilai lo liat sini, Min." ucap Dareen kembali pada topik membuat Jasmine terbangun dari lamunannya.
"Kertas lo dulu sini." jawab Jasmine.
"Ngapain juga liat nilai gue," cibir Dareen "Ga penting."
"Ya udah, gausah liat nilai gue juga kalo gitu." balas Jasmine tak mau kalah.
Dareen akhirnya mengeluarkan kertas yang Jasmine yakin sudah ia masukkan asal ke dalam kantongnya.
"Nih." ucap cowok itu dan dibalas dengan pemberian Jasmine.
Jasmine memandang nilai-nilai Dareen dari setiap mata pelajaran, diikuti oleh Chika yang ikut-ikutan memperhatikan.
"Ini.. bukan punya Mamat 'kan?" tanya gadis itu.
Dareen masih asyik memperhatikan kertas di tangannya "Jelas-jelas disitu nama gue."
"Hoax nih," koar Chika yang sedari tadi diam "Lo aja males masuk ke kelas kenapa bisa dapet nilai segini."
Dareen tertawa "Ya gue juga takutnya nilai gue ketukar sama Hilma."
Nilai Dareen cukup tinggi dari belasan mata pelajaran yang ada, baik pelajaran eksakta atau humaniora. Ingat saat cowok itu menyelesaikan ulangan matematika dengan cepat? ia mendapat nilai 81. Nilai yang cukup memuaskan bagi Dareen yang tidak tertarik hitung-hitungan, dan yang katanya remedial.
"Biologi lo tuntas," Dareen menatap Jasmine lurus "Mau gue traktir hari ini?"
Tawaran Dareen langsung membuat kupu-kupu di perut Jasmine bersiap untuk terbang.
"Hm.. gimana ya.."
"Udah ikut aja sana, gausah sok mikir lo, Min." senggol Chika membuat Jasmine memandang chairmatenya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen
Teen FictionIni bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat meleleh hati para wanita. Bukan. Ini tentang Dareen. Cowok yang rela meluangkan waktunya untuk memasti...