"Seseorang yang terlihat baik-baik saja diluar, bisa saja sedang tidak baik-baik saja di dalam."
Nyanyian kecil terdengar dari kamar mandi berukuran 5x5 meter itu. Jasmine membiarkan air menyapu seluruh tubuhnya menghilangkan segala penat setelah seharian sekolah.
Selesai mandi, gadis itu segera mengganti baju dengan kaos oblong dan celana pendek yang nyaman di tubuhnya dan segera keluar kamar untuk meneguk segelas air.
Jasmine baru saja menutup pintu kamarnya saat Bi Ina tiba-tiba menghentikan langkah gadis itu.
"Non, ini barang-barang Non 'kan? mau dibuang apa gimana?" tanyanya sambil mengangkat kardus yang terlihat cukup berat.
"Barang aku? dapat dimana Bi?" balas Jasmine yang sedang mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk di tangannya itu.
"Bibi habis bersihin rumah kemarin, periksa aja dulu Non, kali aja ada yang masih bisa kepakai,"
Jasmine lalu mengangguk kemudian mengambil alih kardus di tangan Bi Ina itu, ia membawanya ke teras depan rumah, tempat yang lebih terang agar lebih jelas melihat benda-benda yang Bi Ina maksud.
Perlahan Jasmine membuka kardus itu, benar saja di dalamnya ada banyak barang Jasmine saat masih usia sekolah dasar. Isinya macam-macam, ada permainan monopoli atau ular tangga yang sering ia mainkan, ada bola beklam, congklak dan masih banyak lagi, gadis itu tersenyum sambil memperhatikan mainan yang ada di dalam kardusnya itu.
Tiba-tiba saja pandangan Jasmine terpaku pada benda yang menurutnya tidak asing, ia meraih gelang tali hitam dengan plat nama di tengahnya. Meskipun sudah berdebu, tulisan nama 'Jasmine' tertulis jelas disana, membuat Jasmine mengerjapkan matanya beberapa kali untuk mengingat.
Gelang plat itu masih setia di genggaman Jasmine, pandangan gadis itu beralih ke halaman rumah dan jalanan di depan rumahnya, hingga rumah Bu Indah yang persis terletak di samping kiri rumah Jasmine.
"Akla." cewek itu bergumam sekali lagi berusaha mengingat sesuatu.
Tiba-tiba saja ingatan itu muncul di otak Jasmine. Gelang yang ada di tangannya sekarang persis atau bahkan kembar dengan gelang plat milik Cakra. Jasmine pernah melihat cowok itu memakai gelang yang sama dengan tulisan 'Cakra' di platnya.
Cewek itu menggeleng dengan cepat, berusaha menyatukan berbagai pertanyaan yang ada di otaknya sekarang. Cakra dan teman masa kecilnya dulu, Akla. Mungkinkah mereka orang yang sama?
Bahkan sampai makan malam 'pun otak gadis itu masih berpikir keras, berusaha mengingat-ingat. Dulu Jasmine memang mempunyai teman akrab yang tinggal tepat di samping rumahnya yang kini telah menjadi hak milik Bu Indah.
Namanya Akla, wajah anak lelaki itu bahkan masih tersirat jelas di otak Jasmine. Hanya saja usianya dulu masih sangat kecil dan sudah lama, membuat Jasmine lupa apa yang membuat keluarga Akla tiba-tiba saja pindah.
"Jasmine? kenapa?" suara Arya tiba-tiba saja menyadarkan Jasmine dari lamunananya, buru-buru gadis itu mmngerjap dan kembali fokus.
"Gak kok, Pa." jawab gadis itu singkat.
"Kangen mama? kamu video call aja gih, mungkin dia udah pulang kerja," ucap Arya berusaha menebak jalan pikiran anak semata wayangnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dareen
Teen FictionIni bukan tentang dia yang dingin dan irit bicara. Bukan tentang dia yang biang rusuh seantero sekolah. Bukan pula tentang dia yang tampan membuat meleleh hati para wanita. Bukan. Ini tentang Dareen. Cowok yang rela meluangkan waktunya untuk memasti...