aku disini,di ranjangnya mencoba menhirup sisa sisa aroma tubuhnya. kamar ini,rumah ini begitu sepi tanpa petikan senar gitarnya ketika memainkan lagu Always.
pria yang 5 tahun lebih muda dariku tapi jauh lebih dewasa dariku dalam segala hal. pria yang benar benar pintar membuatku menangis maupun tersenyum. kangen,mungkin itu kata yang pantas terucap dari mulutku. sikap cueknya,dinginnya tapi terkadang aku merasa benar benar di perhatikan. bahkan sebuah kata sekalipun. kumis, ya kumis kumis halus yang tumbuh di bawah hidungnya. oxa bilang itu rambut. sedangkan aku menyebutnya bulu. kata oxa bulu itu cuma milik aves bukan mamalia. mamalia itu berambut.
tapi sekarang mungkin ia terbaring lemas menahan sakit. aku tak tau itu walaupun oxa selalu bilang "kalo sakit nggak gua rasain ya berarti nggak sakit". dasar sok kuat ! sekarang kamu berada ratusan kilometer dariku. aku tak bisa lagi merawatmu yang tak pernah mau ku rawat dengan alasan nggak sakit.
orang yang menyebalkan tapi juga orang yang membuatku rindu. Oxa.piala dunia,oxa jadi pria kedua setelah ayah yang berhasil memaksaku nonton bola. nggak tau udah berapa cowok aja yang ngajakin nonton bareng. tapi yang berhasil cuma ayah sama oxa. mungkin ayah akan suka sama oxa karena oxa juga dukung Belanda. hehehe...
yah malem ini nggak nonton. kasian oxa,nggak kebayang kalau aku yang jadi dia. koma,nggak ada yang nungguin,keluarganya nggak tau, tapi oxa selalu menutupi itu semua seolah ia tak mengalami satu masalah pun.Xa,maaf aku nggak bisa ngerawat kamu atau cuman sekedar nungguin kamu
Yuli Rosdiana - Dokternya Oxa
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Seorang Psycho Mulai Menulis
NonfiksiPENTING! Beberapa hal yang Readers perlu ketahui 1. Ini bukan murni cerita saya, saya hanya menshare cerita ini dari kaskus yang menurut saya cukup menarik. 2. Saya semata-mata hanya ingin membagi cerita menarik ini ke wattpad supaya banyak readers...