26. Jun as Sibling

1.7K 210 10
                                    

"Oppa pulang." suara Jun terdengar sampai ke telinga (Y/n).

"Selamat datang." (Y/n) tetap tidak bergerak dari tempat duduknya.

"Lagi nonton horror?" Jun meletakkan tas kuliahnya dan duduk di samping (Y/n) yang sedang mengunyah pop corn.

"Gak takut nih nonton sendiri? Lampu juga di redupin?" Jun ikut mencomot pop corn.

"Oppa." (Y/n) menampik tangan Jun yang ingin mengambil pop corn lagi.

"Minta dikit juga, pelit amat sih."

"Biarin." (Y/n) menggeser pop corn menjauhi jangkauan tangan Jun.

Jun dan (Y/n) kembali asik menonton film horror dari kaset DVD. Sesekali Jun mencuri-curi pop corn dari tangan (Y/n). Namun, tidak sedikit pula (Y/n) mengetahui dan menampik tangan Jun.

"Kamu kenapa (Y/n), mengendus-endus begitu?"

"Gak tahu nih, seperti ada bau tak sedap." (Y/n) mulai mengendus-edus, bahkan Jun jadi sasaran mengendusnya.

"Ihhh, Oppa bau," ucap (Y/n) yang mengetahui asal dari bau tak sedap.

"Masa sih?" Jun ikut mengendus dirinya. "Iyaa, yaa, bau ternyata."

"Habis futsal pasti. Mandi gih sono biar wangi." (Y/n) mendorong tubuh Jun menjauh.

"Iyaa bawel." Jun pergi ke kamar mengambil baju dan juga handuk, kemudian masuk ke kamar mandi.

Sepeninggalan Jun, (Y/n) masih asik melihat film horror, meski hanya di temani pop corn dan juga minuman kaleng. Melihat film Woman in Black tidak membuat (Y/n) ketakutan. Yang Dia nikmati bukan horror nya tapi wajah tampan sang idola Daniel Radcliffe pemeran dalam serial Harry Potter.

Detik-detik pemeran hantu akan keluar close up pada layar tv, tiba-tiba... Ppttt.... Listrik mati.

"Siaaal, gue belum selesai nonton idola gue juga, listrik mati." (Y/n) mencari-cari senter di dapur.

~ehh sianying, gue mau nongol close up malah di bikin listrik mati....kan kanvrettt😡~

(Y/n) telah menemukan benda yang menjadi satu-satunya penerangan dalam kegelapan. Berjalan perlahan dan menyorot cahaya senter ke segala arah.

~lah geblek, ane di cuekin ama author....😐~

Saat (Y/n) hendak melangkah ke arah pintu, (Y/n) mendengar suara suitan. "Sssstt, heh."

"Sepertinya gue denger suara deh barusan. Ahh halusinasi gue mungkin." (Y/n) melanjutkan langkahnya.

"Lha dalah, di panggil malah jalan terus. Kerjain ahh." Jun mengendap-endap ke arah (Y/n), berniat untuk mengagetkan adiknya itu.

Ketika Jun semakin mendekat pada (Y/n), tangan Jun ingin menepuk pundak (Y/n) berharap (Y/n) teriak, tapi belum sempat menepuk, Jun teriak, "Waaaaaaaaa.... Ngagetin aja sih. Kirain setan beneran." Jun mengelu-elus dadanya.

"Ngapain sih? Mau jadi orang mesum?" (Y/n) menyorot kan cahaya senter ke arah wajah Jun dan membuat sang empunya mengernyit.

"Gundul mu, Oppa sendiri di bilang orang mesum."

"Terus ini apa?" (Y/n) kini menyorotkan ke arah seluruh tubuh Jun dari atas sampai bawah. "Cuma pakai handuk doang. Rambut masih ada sabunnya. Lagi casting setan keramas?"

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang