46. Wonwoo as Husband

3.1K 328 40
                                    

Req: LoeyWon, WoNWoOkAiKaY

Menurut kalian, Wonwoo ini tipe suami yang seperti apa??
Eitsss, tahan dulu jangan dijawab sebelum baca teks di bawah ini...



"Wonwoo, nanti jadi kan temani Aku belanja bulanan?" (Y/n) memeluk leher Wonwoo yang sedang santai duduk di sofa. Dengan perlakuan Wonwoo yang hanya tersenyum dan mengusap puncak kepala, istrinya tahu kalau Wonwoo setuju.

"Thanks." (Y/n) istri tunggal dari Wonwoo mengecup pelipis kiri Wonwoo.

Ahhh, keluarga yang harmonis bukan? Saling menunjukkan rasa kasih sayang terhadap pasangan. Bukan berarti rumah tangga Wonwoo dan (Y/n) berjalan mulus semulus kulit Suzy kekasih Lee Minho. Semua juga ada lika-liku nya, seperti jalanan aspal yang belum kering, sudah dilewati truk.

"Kamu yakin Kita ke supermarket pakai itu?" ada sedikit keraguan dari wajah (Y/n).

"Tentu saja (Y/n), kenapa tidak?" Wonwoo menepuk vespa berwarna silver.

"Kita lagi belanja bulanan loh Won, biasanya juga pakai mobil." (Y/n) ingin meyakinkan kembali perkataannya pada Wonwoo.

"Kita lakukan yang tidak biasanya." Wonwoo sudah menggunakan helm hitamnya.

"Terserah Kamu, pokoknya Aku gak mau Kamu mengeluh karena kerepotan bawa barang belanjaan." (Y/n) mengambil helm dari tangan Wonwoo.

"Siap Nyonya Jeon. Peganglah yang erat." Wonwoo mulai menyalakan mesin vespa dan melaju dengan kecepatan yang (lumayan) tinggi.

[ ]

Lima belas menit kemudian, Wonwoo dan (Y/n) sudah berada di area parkir supermarket. "Kalau Kita tadi naik mobil, mungkin Kita masih berada ditengah kemacetan," kata Wonwoo dengan senyum kemenangan.

Apa yang kalian pikirkan bisa saja benar atau salah. Wonwoo melewati jalan dengan rute tercepat dan rute itu hanya bisa dilewati kendaraan beroda dua. Tentu saja itu sangat mudah, karena Wonwoo kenal sekali seluk beluk kota kelahirannya.

"Biar Aku saja yang bawa trolinya." Wonwoo mengambil troli dan berjalan dibelakang mengikuti (Y/n).

"Won, menurutmu lebih enak paprika merah, hijau, atau kuning?" (Y/n) menunjukkan ketiga paprika tersebut ke Wonwoo.

"Apa saja, terserah kamu."

"Hmmm kalau gitu gak jadi deh." (Y/n) mengembalikan paprika ketempatnya.

Setiap ingin membeli sesuatu, (Y/n) terkadang meminta pendapat Wonwoo. Pendapat itu pun, ada yang ditolak ada pula yang diterima.

Sudah tiga puluh menit, (Y/n) dan Wonwoo masih berkutat di area bahan pangan. Karena dirasa sudah cukup, (Y/n) pergi ke area kebutuhan mandi. Sekali lagi, (Y/n) meminta pendapat Wonwoo.

"Won, menurutmu lebih harum sabun dengan bahan ada bunga mawarnya atau bahan yang ada buah jeruknya?" nyatanya, (Y/n) mencari keberadaan Wonwoo. "Won, Kamu dimana?"

"(Y/n), sini deh." Wonwoo muncul pada area perkakas.

"Ada apa?"

"Bagus mana, warna hitam atau merah? Buat si Jambul." (Y/n) tampak berpikir.

"Bagus hitam, kan jambul warnanya silver. Oh ya Won, menurutmu lebih enak sabun yang mana? Merah atau kuning?" tanya (Y/n) balik.

"Aku suka mawar dan kamu suka jeruk. Beli keduanya." dan (Y/n) pun memasukkan ke dalam troli.

Sudah hampir satu jam hanya belanja bulanan. Wonwoo juga sangat tampak lelah, bahkan Wonwoo tidak banyak lagi bicara. Wonwoo hanya menggelengkan dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Semuanya berjumlah tujuh ratus sepuluh ribu," kata penjaga kasir kepada (Y/n) dan Wonwoo. Dilihat barang belanjaan Wonwoo dan (Y/n) terhitung, dua kantong plastik ukuran besar dan satu kantong plastik ukuran sedang.

Wajah Wonwoo terlihat sangat masam, dengan senyum yang sedikit dipaksakan untuk tidak menyakiti istrinya. Namun, sangat terlihat ketika Wonwoo membawa dua kantong plastik ukuran besar ke area parkir dimana si jambul sedang menunggu lama diterik matahari dengan suhu 37°C.

Wonwoo meletakkan dua kantong plastik yang Ia bawa dibagian depan. Wonwoo juga buru-buru memakai helm dan menyalakan vespanya. Yang ada di dalam benaknya sekarang, sampai rumah merebahkan diri di sofa dengan nyala AC untuk mendinginkan pikirannya dan juga tubuhnya.

"(Y/n), maaf kalau hari ini Aku menyebalkan." Wonwoo masih fokus menyetir dan fokus mendengarkan jawaban dari istrinya.

"Jangan diam begitu dong, Kamu marah ya? Maaf deh, Aku pikir kita belanja gak bakal selama ini, terlebih lagi pada cuaca yang terik." Wonwoo tidak sedikit pun mendengar jawaban dari (Y/n).

Selama di perjalanan, Wonwoo terus saja berbicara. Dalam benaknya, Wonwoo tidak ingin bertengkar dengan (Y/n) disaat dirinya juga kelelahan. Jikalau begitu, masalah akan semakin membesar.

Pada lampu merah selanjutnya, Wonwoo berniat untuk menengok ke arah (Y/n) yang sedang duduk di belakangnya. Betapa kagetnya Wonwoo saat menengok. "Kenapa bisa begini?" tanpa pikir panjang, Wonwoo mengambil arah putar balik.

Sampai di supermarket tadi, Wonwoo segera memarkir vespanya dan berlari mencari sesuatu. "(Y/n), kenapa Kamu bisa ketinggalan sih? Jatuh? Kamu gak kenapa-kenapa kan?"

"Kamu marah sama Aku ya? Kok ninggalin Aku sih Won?"

"Nggak sayang, bukan ninggalin. Aku gak tahu kalau kamu belum naik." Wonwoo mendekap istrinya yang mungkin tadi sempat nangis. "Yaudah yuk, Kita pulang sekarang," kata Wonwoo lagi.

[ ]

"Kamu kenapa sih Won, akhir-akhir ini manja banget, nempel terus."

"Aku gak mau (lagi) ninggalin Kamu atau Kamu yang tertinggal." Wonwoo masih saja memeluk (Y/n) dari belakang. "Aku suka sekali mawar," kata Wonwoo lagi ketika mencium aroma mawar dari tubuh (Y/n).










😂😥
(170606)

Gantung gak? Semoga nggak yaa....

Close Req//[01] SVT (Random Imagine) ~slow update~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang